Laporkan Masalah

Analisis perkembangan bangunan-bangunan liar di kota :: Studi kasus di wilayah Surabaya Timur

FARID, Muhammad, Dr. Yeremias T. Keban, MURP

2002 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Surabaya, sebagai kota industri, perdagangan, maritim dan pendidikan serta pusat pelayanan regional yang menjangkau wilayah Gerbangkertosusilo, Jawa Timur dan Indonesia Timur. Menjadikannya sebagai kota yang mengalami perkembangan cukup pesat, karena disamping peningkatan penduduk secara alami, perkembangan kota akan terus menyedot penghuni-penghuni baru yang tentunya menimbulkan konsekwensi ekonomi, sosial dan perkembangan fisik kota. Munculnya bangunan bangunan liar di tepi jalan, trotoar dan sungai merupakan implikasi yang tidak dapat dihindari seiring dengan perkembangan kota. Penelitian ini berupaya menganalisis perkembangan bangunan-bangunan liar tersebut dengan tujuan mengenali proses pendiriannya, mengenali dan menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi, mempengaruhi dan mendorong perkembangannya serta dampak yang ditimbulkan. Metode penelitian bersifat deskriptif, sedang informasi mengenai tesis tersebut diperoleh dalam dua tahap yaitu observasi lapangan dan wawancara. Observasi dilakukan secara menyeluruh terhadap bangunan bangunan liar yang tumbuh ditepi jalan, trotoar, sungai dan lahan-lahan tertentu diperoleh 20 (duapuluh) lokasi. Wawancara dilakukan dengan menjaring responden secara acak, yaitu hanya bagi responden yang dapat ditemui saja dalam hari dan waktu yang tidak ditentukan sebelumnya pada masing-masing lokasi. Wawancara dipilah menjadi dua bagian yaitu penghuni atau pemilik bangunan dan masyarakat umum. Wawancara terhadap penghuni atau pemilik bangunan guna mengungkap proses pendirian dan faktor faktor yang melatarbelakangi, mempengaruhi dan mendorong perkembangannya. Sedangkan wawancara terhadap masyarakat umum ( masyarakat sekitar lokasi bangunan dan konsumen ) guna mengungkap dampak yang ditimbulkan dari keberadaan bangunan bangunan liar tersebut. Hasil penelitian terungkap bahwa bangunan-bangunan liar yang ada digunakan sebagai tempat usaha. Proses pendiriannya berawal dari informasi keberadaan lahan yang diterimanya atau hasil inisiatifnya sendiri, dilanjutkan dengan mengajukan perijinan kepada RW atau keamanan setempat. Lahan yang didapat selanjutnya langsung dibangun, terdapat juga yang tanpa mengajukan ijin. Faktor yang melatarbelakangi adalah sulitnya mencari pekerjaan, tingkat pendidikan rendah dan mayoritasnya para pendatang dari luar Surabaya. Desakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan faktor utama yang mempengaruhi pendirian bangunan tersebut. Sedangkan faktor yang mendorong perkembangannya adalah penghasilan yang dirasa cukup, dapat mempekerjakan keluarganya, tidak pernah mendapat peringatan atau penertiban dari pemerintah serta ditarik retribusi sehingga keberadaanya merasa dilindungi. Dampak yang ditimbulkan dari keberadaan bangunan liar menurut pendapat rnasyarakat utamanya menimbulkan kemacetan lalu lintas, kebersihan lingkungan dan rawan terhadap kejahatan.

Surabaya is an industrial city, a trade center, a center for education, a marine traffic hub, and a regional service center serving an area spanning Gerbangkertosusilo, East Java, even East Indonesia. These circumstances contribute to Surabaya's rapid rate of population growth. These growth, generated by both natural growth and immigration, have brought about economic, social and physical consequences. The appearance of illegal buildings in the edge of highways, sidewalks and riversides is one of the implications of excessive population growth. This study examines the building process of the illegal buildings, attempts to identify and explain the factors that induce, influence and support them, and determine how they affect their surroundings. The research methodology is the descriptive method, and data was gathered using field observations and interviews. Twenty locations were observed, consisting of edges of higways, sidewalks, riversides and other areas. Randomly selected respondents were interviewed, specifically respondents that were available on a randomly selected day and time on each location. The respondents were separated into two groups, residents or building owners and general society. The residents or owners were interviewed to find out about the building process and factors that induce, influence and support the building of illegal buildings. On the other hand, the general society (people living around the illegal buildings) was interviewed to discern how those illegal buildings affect them. The results show that most of the illegal buildings are small businesses. The building process was begun by external information or personal initiative, followed by asking the local government for a permit or license. Then building started, same without permit. The factors that induce the building of the buildings were lack of employment, low education levels, and their being immigrants. Economic necessity is the main factor that influences the raising of the buildings. The factors that support their growth are the income generated by those buildings, ability to employ immediate family members, and the apparent absence of active law enforcement by the government. The effects to people living around those buildings are traffic jams, sanitary issues, and increasing crime.

Kata Kunci : Perkembangan Kota,Bangunan Liar,Surabaya Timur, Illegal buildings,


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.