Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran lahan sawah ke non pertanian di Kota Batang

SODIKIN, Amat, Ir. Haryadi, MArch.,PhD

2002 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Kota Batang yang terletak di wilayah pantai utara Jawa Tengah mempunyai posisi lokasi yang cukup strategis karena dilalui jalur utama pantura yang menghubungkan Kota Cirebon (Jawa Barat) dan Kota Semarang (Jawa Tengah). Sebagai ibu kota Kabupaten maka Kota Batang mempunyai berbagai fasilitas pelayanan, sehingga menjadi daya tarik bagi daerah hinterlandnya. Secara teoritis kondisi ini mengakibatkan tuntutan kebutuhan lahan yang tinggi untuk mendukung berbagai aktifitasnya., sementara itu ketersediaannya terbatas sehingga dapat menyebabkan terjadinya pergeseran penggunaan lahan. Sementara itu lahan sawah di Kota Batang pada umumnya berlokasi di tempat-tempat yang mempunyai aksesibilitas sehingga mempunyai peluang yang besar untuk dirubah penggunaannya menjadi fungsi lain. Di lain pihak sebagian besar sawah di Kota Batang (97,Ol %) merupakan sawah beririgasi teknis dan mempunyai produktifitas yang tinggi, sehingga sangat disayangkan apabila sampai digeser penggunaannya menj adi fungsi lain. Untuk itu diperlukan upaya pengendalian. Bertitik tolak dari ha1 tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan terjadinya perubahan penggunaan lahan sawah menjadi lahan non pertanian. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mencari faktorfaktor yang mempengaruhi pergeseran lahan sawah menjadi non pertanian. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan metoda deduktif dan induktif. Dalam metoda deduktif ini analisis dilakukan dengan membandingkan pergeseran lahan sawah pada berbagai tingkat keberadaan faktor faktor yang diduga memengaruhinya, sedangkan dalam metode induktif analisis dilakukan dengan membandingkan skor nilai dari faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran lahan atas dasar jawaban responden. Adapun responden yang diteliti adalah individu atau badan hukum yang melakukan perubahan fungsi lahan sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama jangka waktu 11 tahun di Kota Batang telah terjadi pergeseran lahan sawah menjadi non pertanian seluas 41,242 Ha yang digunakan untuk permukiman, usaha jasa komersial, fasilitas umum, industri dan perdagangan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan ini meliputi faktor jumlah dan kepadatan penduduk, ketersediaan fasilitas sosial, lingkungan fisik, lingkungan sosial, nilai lahan, aksesibilitas dan transportasi. Diantara faktor-faktor tersebut yang pengaruhnya dominan adalah faktor nilai lahan, aksesibilitas dan transportasi. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa adanya alih fungsi lahan sawah telah menyebabkan turunnya produktifitas lahan sawah.

The city of Batang, located in Central Java’s northern coastline, is strategic in terms of its location due to the presence of the northern coast interstate highway that traversed the city and connects the city of Cirebon in West Java and the city of Semarang in Central Java. As the Regency’s capital city, the public facilities in Batang became a dominating. pull factor for its hinterland. Theoretically, the circumstances above consequentially lead to the high demand for land for supporting the city’s various activities. However, since availability of land was limited, the conversion of land use pattern from agricultural land use to non-agricultural land use was thus inevitable. Cultivated land in the city of Batang is generally located in places characterized with ease of accessibility, thus having a substantial opportunity for being converted into other uses. A large amount of the cultivated land in Batang is characterized by natural irrigation and high productivity, therefore the conversion of agricultural land to other forms of land use is considered a pity. Monitoring and control are therefore required to prevent further degradation. Based on the above as the initial point of reverence, the researcher took an interest in analyzing and assessing the conversion of agricultural land to other forms of land use in the city of Batang. The objective of the research was to identifjl and understand factors that function to influence the conversion from agricultural to nonagricultural pattern of land use. The research employed the combination of both the deductive and inductive approach. Through the deductive approach, analysis was performed by comparing the conversion of agricultural land within the various levels of the influencing factors involved. Through the inductive approach, analysis was conducted by comparing the scores that influenced the land use conversion pattern. Analysis was performed based on the respondents’ response. Selected respondents were those individuals and legal institutions involved in the conversion of agricultural land use pattern. Research results showed that in the last eleven years the city of Batang has had 41.242 Ha of its agricultural land converted into other uses such as for settlement, commercial services, construction of public facilities, industries and commerce. Factors that influenced the conversion of land use include population & population density, availability of social facilities, the physical make-up of the environment, land valuation, transportation and accessibility. Among the above, factors whose dominating influence were significant include land valuation, accessibility and transportation. Research result also showed the conversion of land use pattern to have resulted in decreased productivity of cultivated land.

Kata Kunci : Lahan Sawah,Perubahan Non Pertanian