ANALISIS DETERMINASI FAKTOR EKONOMI TERHADAP KORUPSI DI BEBERAPA KOTA INDONESIA

ANGGA ERLANDO, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D.

2016 | Tesis | S2 Ekonomika Pembangunan

Hasil penelusuran studi literatur menunjukkan bahwa penelitian berkaitan dengan determinan korupsi terbagi atas 3 jenis tema besar. Hal tersebut dapat dilihat dari sudut pandang faktor ekonomi, politik, serta sosial dan budaya yang banyak berfokus pada sampel observasi lintas negara di dunia. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena mencoba melihat determinan faktor ekonomi (pertumbuhan riil, IPM, belanja pemerintah, inflasi, tingkat pengangguran terbuka, dan penerimaan pajak daerah) terhadap korupsi di daerah perkotaan. Walaupun memiliki keterbatasan penelitian karena data yang tersedia hanya menghasilkan formasi total sampel observasi 56 (14 kota di Indonesia pada tahun 2004, 2006, 2008, dan 2010). Namun penelitian memberikan hasil yang menarik. Regresi menggunakan model Tobit dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa faktor ekonomi berupa pertumbuhan riil, belanja pemerintah, dan tingkat pengangguran terbuka memiliki kecenderungan dalam memberikan determinasi terhadap peningkatan tingkat korupsi. Sementara itu, variabel IPM ternyata merupakan determinan dalam menurunkan tingkat korupsi, sedangkan inflasi dan penerimaan pajak daerah bukan merupakan determinan terhadap korupsi. Arah implikasi penelitian ini adalah mendukung hadirnya survei berkaitan dengan tingkat korupsi pada level daerah (kabupaten/kota) secara berkala dan konsiten, serta perlunya lembaga cabang pengawas dan pemberantas korupsi seperti KPK di tingkat daerah.

The results of literature study showed the idea of determinant factors that tend to corruption was divided into three types of major themes. We can see from standpoint of economic, political, social and cultural factors. But most of researchs study used data and sample observations on a crosss-country in the world. This study is different because tried to see the determinant factors of corruption in the cities of Indonesia from economics perspective which are real growth, HDI, government expenditure, inflation, unemployment rate, and local tax revenues. Although this research has limitation because the data is available only with the formation of a total sample of 56 observations (14 cities in Indonesia from periode of 2004, 2006, 2008, and 2010). But this research study showed the interesting results. With Tobit regression model in this research study, the results indicate that the economics factor such as real growth, government expenditure, and unemployment rate have a tendency to increase the level of corruption. While HDI is precisely determinant in decreasing the level of corruption. In other hand inflation and local tax revenues have not determination to the level of corruption. The implications of the results of this research is to stimulate kind of survey about level of corruption at the regional level (districts/cities) regularly dan consitenly. Then hopefully can support the real reason why Corruption Eradication Commission have to make a branch at the regional level.

Kata Kunci : Faktor Ekonomi , Determinan , Korupsi , Beberapa Kota , Model Tobit, Economic Factors , Determinants , Corruption , Some Cities , Tobit Model