Laporkan Masalah

BUSINESS MODEL DEVELOPMENT KINDERSTATION PRIMARY JUNIOR HIGH SCHOOL

FRANSISCA ROMANA AS., Nurul Indarti, Sivilokonom. Cand. Merc., Ph.D.

2016 | Tesis | S2 Manajemen

Selama beberapa dekade terakhir ini, jumlah sekolah yang menawarkan kurikulum yang diakui secara internasional dengan bahasa Inggris sebagai pengantar semakin meningkat. Sekarang ini telah berdiri sekitar 8.000 sekolah internasional di seluruh dunia. Dasar dari sekolahsekolah ini adalah kurikulum yang didasarkan pada kualitas pengajaran dan pembelajaran yang kuat dan diakui baik di dalam negeri maupun negaranegara lain, memberikan siswa yang lulus dari sekolah tersebut mempunyai banyak pilihan untuk masa depan pendidikan mereka. Indonesia juga telah menangkap tren global tersebut dan saat ini terdapat lebih dari 190 sekolah di Indonesia yang menawarkan kurikulum yang diakui secara internasional yang diajarkan dengan bahasa Inggris sebagai pengantar. Hal ini didorong oleh keinginan memiliki pilihan untuk pendidikan lanjutan di luar negeri serta memiliki pola pikir internasional dan kemampuan analisis untuk membantu mendapatkan pekerjaan di perusahaan multi-nasional baik lokal maupun internasional. Sekolah-sekolah swasta yang ada di Indonesia saat ini hanya 7% dari seluruh sekolah di negeri ini. Di Yogyakarta, saat ini hanya ada tiga sekolah di tingkat SD yang menawarkan kurikulum internasional dengan bahasa Inggris sebagai pengantar, tetapi saat ini tidak ada sekolah menengah pertama yang menawarkan pendidikan yang sama bagi anak-anak di Yogyakarta. Penelitian ini mencoba mengembangkan model bisnis SMP Kinderstation di Sleman, Yogyakarta dengan menggunakan bisnis model kanvas yang terdiri dari sembilan blok bangunan; yang terdiri dari: segmen pelanggan, penawaran nilai, saluran, hubungan pelanggan, sumber daya utama, aktivitas utama, mitra kunci, sumber pendapatan dan struktur biaya. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari analisis empathy map yang disusun dari kuesioner, wawancara dan observasi. Penelitian ini merumuskan pengembangan bisnis serta biaya dan investasi analisis di mana perhitungan akhir dari periode payback menunjukkan respon positif. Berdasarkan pada analisis data primer, survey, 20,2 persen responden mengatakan bahwa kemampuan anak mereka untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris adalah penting bagi mereka, diikuti oleh 19,17 persen mengatakan bahwa mempersiapkan anak mereka untuk bersaing dengan siswa tidak hanya dari Indonesia tapi negara lain adalah faktor penentu ketika memilih sekolah untuk anak mereka. Kualitas pendidikan yang ditawarkan serta bangunan dan fasilitas sekolah juga merupakan faktor kunci ketika awalnya memilih sekolah. Tesis ini bertujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada dan memanfaatkannya dengan model pengembangan bisnis inovatif Sekolah Kinderstation yang sudah beroperasi untuk level prasekolah, TK dan SD di Sleman, Yogyakarta dan memperluas pasar mereka dengan membuka SMP di bawah merek yang sama. Analisis keuangan menunjukkan bahwa setelah investasi awal hampir Rp 4.000.000.000, sekolah akan melihat kenaikan pendapatan tahunan sebagai kenaikan jumlah siswa dari sekitar 12,644,004 pada tahun pertama, menjadi sekitar Rp 432,080,000 di tahun keempat ketika sekolah diprediksi mencapai kapasitas 60 siswa. Perhitungan payback period menunjukkan bahwa hal tersebut memerlukan waktu 11 tahun untuk membayar kembali investasi awal dalam mendirikan sekolah. Tingkat akuntansi pengembalian menunjukkan bahwa tingkat pengembalian setelah jangka waktu tersebut akan mencapai sekitar 10 persen dan profit IDR212,012,785 yang secara signifikan lebih tinggi dari patokan 6,5 persen yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Increasingly, a good education is seen as the keystone of success. Over the past few decades the number of schools that offer an internationally recognized curriculum in combination with using the English language as the medium of instruction has increased an now stands at around 8,000 schools globally. The foundation of these schools is a solid curriculum which is based on quality teaching and rigorous learning and are recognized both within their own country as well as other countries, giving students that graduate from such schools a wealth of options for their educational future. Indonesia has also caught onto this global trend and there are currently over 190 schools in Indonesia that offer internationally recognized curriculums which are taught with English as the medium of instruction. Locally, this trend has been fueled by the desire of having the option of further education abroad as well as having an international mind set and analytical skills to help gain employment into both local and international multi-national companies. At present private schools in Indonesia stand for only 7% of all schools in the country, with other schools being governed by the government or by religious institutions. At present there are only three schools at the elementary level that offer an international curriculum in combination with English as the medium of instruction, but at present there is no such junior high school that offers a similar education for the children of Yogyakarta. This study attempts to develop the business model of Kinderstation Primary Junior High School, in Sleman, Yogyakarta using the business model canvas which consists of the nine building blocks; consisting of: customer segment, value proposition, channels, customer relationship, key resources, key activities, key partnerships, revenue stream and cost structure. This research used primary data which was obtained from the analysis of an empathy map which was created through questionnaires, interviews and observation. This study formulates the business development as well as cost and investment analysis in which the final calculations of the payback period show a positive response. Bases on the analysis of the primary data survey 20.2 percent of respondents said that their childs ability to communicate in English was important to them followed by 19.17 percent saying that preparing their child to compete with students not only from Indonesia but other countries was a deciding factor when selecting a school for their child. The quality of education offered as well as the schools buildings and facilities were also a key factor when initially selecting a school. This thesis aims to exploit the existing opportunities and harness them with the innovative business development model of Kinderstation School that already operates a preschool, kindergarten and elementary school in Sleman, Yogyakarta and extend their market to include junior high school aged students by opening a junior high school under the same brand. The financial analysis finds show that after the initial investment of almost IDR 4.000.000.000 by the school will see a rise in annual income as the student number rise from approximately 12,644,004 in the first year to IDR 432,080,000 in the fourth year when the school ispredicted to reach its capacity of 60 students. The calculations of the payback period show that it will take 11 years to pay back the initial costs in setting up the school (in the optimist condition). The accounting rate of return shows that the rate of return after 11 years period will be approximately 10 percent or about IDR212.012.785 which is significantly higher that the benchmark of 6.5 percent set by Bank Indonesia.

Kata Kunci : pendidikan, bahasa Inggris, kurikulum internasional, model bisnis, pengembangan, sembilan blok bangunan, Yogyakarta