KAJIAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS MORFOMETRI DAS DAN PENGGUNAAN LAHAN DALAM PENETAPAN PRIORITAS PENGELOLAAN DAS SERANG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NUGRAHA WIJANARKO, Prof. Dr. Totok Gunawan, M.S; Dr. M. Pramono Hadi, M.Sc

2016 | Tesis | S2 Penginderaan Jauh

Intisari DAS Serang di wilayah Kabupaten Kulonprogo termasuk kategori DAS kritis terkait frekuensi kejadian banjir dan longsor, memerlukan upaya pengelolaan secara terpadu untuk mengembalikan fungsi DAS. Dalam penetapan sub DAS prioritas pengelolaan diperlukan data morfometri dan penggunaan lahan skala detail. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dengan memanfaatkan digital elevation model (DEM) dan teknologi sistem informasi geografis (SIG) telah terbukti efisien untuk kajian morfometri dan penggunaan lahan DAS. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji kualitas data DEM TerraSAR-X,SRTM dan GDEM Aster (2) mengekstraksi parameter morfometri DAS serta menetapkan tingkat kerentanan morfometri terhadap debit puncak (Qp). (3) mengekstraksi penggunaan lahan melalui interpretasi visual citra SPOT 6 digunakan untuk analisis koefisien limpasan permukaan (C) sub DASdan (4) menetapkan sub DAS prioritas pengelolaan. RMS errordan uji statistik ANOVA digunakan untuk analisis kualitas data DEM TerraSAR-X, SRTM 1 arc dan GDEM Aster versi 2. Analisis hasil ektraksi batas DAS dan morfometridibanding data DAS Serang BPDAS SOP. Tingkat kerentanan morfometri ditetapkanberdasar9 parameter yaitu bifurcation ratio,kerapatan aliran, frekuensi aliran, elongation ratio, circularity ratio, faktor bentuk, tekstur rasio, relief ratio dan indek kekasaran. Analisis statistik ANOVA menghasilkannilai Sig sebesar 0,999, sehingga nilai rerata keempat kelompok adalah tidak signifikan (p=1,000>0,05) yang menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dari keempat kelompok data tersebut. Nilai RMS error elevasi DEM TerraSAR-X 8,564 m, GDEM Aster (9,708 m), sedangkan SRTM (5,584 m). DEM TerraSAR-X terbukti lebih akurat dan detail dalam menghasilkan batas DAS dan alur sungai, dibandingkan SRTM dan GDEM Aster dan digunakan untuk menetapkan tingkat kerentanan morfometri sub DAS. Hasil interpretasi penggunaan lahan digunakan untuk perhitungan nilai koefisien limpasan rata-rata sub DAS antara 0,139 sampai dengan 0,371. DAS Serang dibagi menjadi 6 sub DAS sesuai dengan pembagian dari BPDAS SOP. Hasil analisis prioritas Sub DAS menggunakan parameter morfometri DAS dan penggunaan lahan, diperoleh; Prioritas 1 = Sub DAS II, Prioritas 2 = Sub DAS III, Prioritas III = Sub DAS 1, Prioritas IV = Sub DAS 4, Prioritas V = Sub DAS 5 dan prioritas VI = Sub DAS VI.

Abstarct Serang watershed in Kulon Progo Regency that categorized as a critical watershed associated with the frequency of flood occurrence and landslides, need an integrated waterhsed-management efforts to restore the watershed fuctionsin hydrological term. Morphometric and landuse on detail scale are a significant tool for prioritization of Serangâ watershed-management.The remote sensing (RS) with the digital elevation model (DEM) and geographic information system (GIS) techniques has been proven as an efficient method for extractingmorphometric and landuse information.The purposes of this study are (1) assessing the quality TerraSAR-X, SRTM and GDEM Aster DEM (2) extracting morphometric parameters and to determine the vulnerability morphometry of the peak discharge (Qp). (3) extracting landuse data, and to determine sub-watershed management priorities. RMS error and analysis of varian (ANOVA) were used to analyse the data quality of TerraSAR-X, SRTM 1 arc, and GDEM Aster version 2 compared with RBI map. Extraction result of the watershed boundary and morphometric parameter of the DEMs were compared with BPDAS Serayu Opak Progos watershed data. The morphometric-vulnerability levels of sub-watershed were determined by nine parameter such as bifurcation ratio, drainage density, flow frequency, elongation ratio, circularity ratio, form factor, texture ratio, relief ratio and roughness index. The landuse data extracted from visual interpretation of SPOT-6 image, is used for weighted-average runoff coefficient(C) analysis of sub-basins. The ANOVA analysisshows that the Sig.value is 0.999, mean that the average values of the four groups were not significant (p = 1.000> 0.05). This means that the accuracy of three of the DEM data are same as the elevation data from RBI map. The rated of RMS error TerraSAR-X DEM elevation is 8.564 m, GDEM Aster 9.708 m, while the SRTM is 5.584 m.The extraction of watershed boundary and morphometry analysisreveals that DEM TerraSAR-X is more accurate andprovide more detail andbetterthan SRTM and GDEM Aster. The DEM TerraSAR-X is used to determine the level of vulnerability of sub-basins morphometry. The interpretation of landuse used to calculatedthe weighted-average runoff of sub-basins, indicated that the (C) value is in the range of 0.139 up to 0.37. Serang watershed is devided into six sub-watershed according to BPDAS SOP data. Morphometric and landuse analysis reslut show that Sub-watershed II categorized as first priority ; second priority = Sub-watershed III, thirde priority = s Sub-watershed 1, fourth Priority = Sub-watershed 4, fifth priority = Sub-watershed 5 and Sub-watershed VI as the last priority of waterhsed management.

Kata Kunci : DEM, TerraSAR-X, Morfometri DAS, Penggunaan Lahan, Sub DAS Prioritas