PERBEDAAN POLA KUMAN ANTARA PENDERITA ABSES LEHER DALAM YANG DISERTAI DIABETES MELITUS DENGAN TANPA DIABETES MELITUS
RENNY SWASTI WIJAYAN, dr. Agus Surono, PhD, MSc., SpTHTKL.; Dr. dr. Luh Putu Lusy Indrawati, M. Kes., SpTHT-KL(K)
2016 | Tesis-Spesialis | SP ILMU PENYAKIT THTLatar belakang : Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah (pus) di dalam ruang potensial yang terletak di antara fasia leher dalam, sebagai akibat penjalaran dari berbagai sumber infeksi, yang dapat saling terkait antara satu ruangan dengan lainnya, sehingga berpotensi menimbulkan komplikasi. Diabetes melitus (DM)merupakan penyakit sistemik yang paling sering berhubungan dengan abses leher dalam. Kondisi hiperglikemi menyebabkan terganggunya fungsi makrofag dari pejamu dalam mengenali virulensi bakteri. Sehingga pemilihan terapi antimikrobial pada pasien abses leher dalam yang disertai diabetes melitus harus lebih agresif. Perubahan pola kuman dan resistensi bakteri terhadap antibiotik diduga peningkatan kejadian abses leher dalam. Tujuan : Menentukan perbedaan pola kuman antara penderita abses leher dalam yang disertai diabetes melitus dengan dan tanpa diabetes melitus di RSUP Dr. Sardjito, serta untuk mengetahui sensitivitas terhadap antibiotik ceftriaxone pada penderita abses leher dalam yang disertai diabetes melitus dengan tanpa diabetes melitus Metode penelitian : Analitik observasional dengan rancangan cross sectional (potong lintang). Hasil : Berdasarkan jenis kelamin sampel penderita abses leher dalam terbanyak pada penderita laki-laki dengan DM (68,2%), rerata usia lebih tua pada penderita dengan DM (52+-10,38 tahun), etiologi dan lokasi tersering pada DM berturut turut adalah odontogenik (63,64%) dan submandibula (54,54%), kuman terbanyak pada DM Klebsiella pneumoniae (36,37%) dan tanpa DM Streptococcus viridans (27,27%), terdapat perbedaan bermakna antara pola kuman abses leher dalam yang disertai DM dengan tanpa DM, dengan nilai p = 0,031, dan sensitivitas terhadap antibiotik ceftriaxone lebih tinggi pada abses leher dalam dengan DM (36,4 %). Kesimpulan : Terdapat perbedaan pola kuman yang bermakna pada penderita abses leher dalam yang disertai DM dibanding tanpa DM.
Background: Deep neck space abscesses is the accumulation of pus in the potential space that lies between the fascia of the neck, as a result of the propagation of the variety of sources of infection, which can be interconnected between one space to another, thereby potentially cause complications. Diabetic mellitus is a systemic disease that is most often associated with deep neck space abscesses. Hyperglycemic condition caused disruption of the function of macrophages from the host in recognizing bacterial virulence. So the selection of antimicrobial therapy in patients with deep neck space abscesses with diabetic mellitus should be more aggressive. Changing patterns of bacteria and bacterial resistance to antibiotics thought to affect increased incidence of deep neck space abscesses. Objective: Determining difference bacteria patterns between deep neck space abscesses patients with diabetic mellitus and without diabetic mellitus in Dr. Sardjito Hospital and difference of sensitivity ceftriaxone antibiotic between deep neck space abscesses patients with and without diabetic mellitus. Methods: Observational analytic with cross sectional design. Result : Based on the sex of patient in the deep neck space abscesses highest in male patient with diabetic mellitus (68,2%), mean age was older in patients with diabetic mellitus (52+-10,38 years), etiology and the most common sites on diabetic mellitus were odontogenic (64,6%) and submandibular (54,5%), mostly in diabetic mellitus bacteria was Klebsiella pneumoniae (36,4%) and without diabetic mellitus was Streptococcus viridans (27,3%), there were significant differences in the pattern of bacteria between patients with deep neck space abscesses with and without diabetic mellitus (p=0,031) and sensitivity of ceftriaxone antibiotic was higher in patients deep neck abscess with diabetic mellitus (36,4 %). Conclusions: There is significant difference bacteria patterns between patients deep neck space abscesses with diabetic mellitus and without diabetic mellitus.
Kata Kunci : Deep neck space abscesses, diabetes mellitus, patterns of bacteria, antibiotic.