KAJIAN PERANAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT GURABUNGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HUTAN LINDUNG DI KELURAHAN GURABUNGA, KECAMATAN TIDORE, KOTA TIDORE KEPULAUAN, PROVINSI MALUKU UTARA

M. MUHLIS ISMAIL, Prof. Dr. Hartono, D.E.A., D.E.S.S.; Dr. Luthfi, Muta ali, S.Si., MSP.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peranan kearifan lokal masyarakat Gurabunga dalam pengelolaan lingkungan hutan lindung, mengkaji persepsi masyarakat di wilayah penelitian terhadap penerapan kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan hutan lindung, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan kearifan lokal pada masyarakat Gurabunga serta menyususn strategi pengelolaan lingkungan untuk mendukung fungsi hutan lindung berbasis kearifan lokal di Pulau Tidore. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Penentuan informan didasarkan pada teknik sampling yaitu purposive sampling dan snowball sampling, yang termasuk dalam jenis sampel nonprobability, Penentuan informan berdasarkan pertimbangan tertentu seperti informan yang dimintai keterangan dianggap paling tahu tentang informasi yang dibutuhkan sehingga memudahkan peneliti menjelajahi objek sosial yang diteliti. Informan yang dipilih terdiri dari Lurah, Sowohi dan beberapa orang di lokasi tersebut. Teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, studi pustaka dan dokumentasi. Data hasil lapangan kemudian dianalisis secara kualitatif melalui proses reduksi data, kategorisasi, sintesis dan menjawab pertanyaan penelitian. Hasil penelitian menunjukan adanya peranan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Gurabunga dalam pengelolaan lingkungan hutan lindung Kiematubu tagafura. Pengelolaan kawasan secara adat oleh setiap marga (eto sedaerah) dengan ketentuan membatasi pengambilan hasil hutan secara berlebihan, penerapan sistem agroforestry pada setiap kegiatan perladangan atau berkebun sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan lahan, serta pemberlakuan hutan larangan atau situs keramat dengan melarangan pengambilan hasil hutan dan kegiatan perladangan atau berkebun pada kawasan tersebut. Hasil penelitian ini juga menunjukan adanya hubungan interkorelasi yang saling mempengaruhi antara peran serta masyarakat dengan nilai-nilai karifan laokal dan lingkungan hutan lindung di sekitarnya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan kearifan lokal. Dari hasil penelitian ini kemudian dibuat suatu rencana strategi pengelolaan lingkungan dengan menggunakan analisis SWOT sehingga menghasilkan beberapa rekomendasi yang dapat mendukung pengelolaan hutan lindung berbasis kearifan lokal di Pulau Tidore.

The aim of this research was to assess the role of local wisdom of Gurabunga community in the management of protected forest environment, to assess the community perception in research site on the implementation of local wisdom in the management of protected forest environment, to assess the factors affecting the implementation of local wisdom in Gurabunga community, and to prepare environmental management strategies in order to support functions of local wisdom-based protected forests in Tidore Island. The present research employed qualitative method with naturalistic approach. The informants were determined based on a sampling technique, i.e. purposive sampling which was included in non-probability sampling type. The informants were determined based on certain considerations; such as the informants enquired were deemed the most knowledgeable on the information needed so as to facilitate the researcher to explore the social objects being studied. The informants selected were comprised of Village Head, Sowohi and several people within the location. The data collection technique was conducted through participatory observations, in-depth interviews, literature study and documentation. The resulted data from the field were then analyzed qualitatively through the process of data reduction, categorization, synthesis and answering research questions. The results suggest the presence of the role of local wisdom values of Gurabunga community in the management of Kiematubu tagafura protected forest environment. The customarily area management by each clan (regional eto) is by provisions of limiting excessive harvesting of forest products, the application of agroforestry systems in each activity of cultivation or gardening so as to optimize the land use, and the enforcement of forbidden forest or sacred site by restriction on forest products harvesting and cultivation activities or gardening in such areas. The research results also show the presence of intercorrelation having interplays among the role of the community, local wisdom values, surrounding protected forest environment, and the factors affecting the implementation of local wisdom. Out of the research results, a plan for environmental management strategies is later created using SWOT analysis so as to produce several recommendations that are capable of supporting the management of local wisdom-based protected forests in Tidore Island.

Kata Kunci : community participation, local wisdom, environmental management, protected forests