PERSEPSI PROVIDER TENTANG PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) KABUPATEN BOYOLALI
DHENI HAPSARI, Yayi Suryo Pranbandini, M.Si, Ph.D.; Dra. Retna Siwi Padmawati, MA.
2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang : Tahun 2014 Indonesia memasuki Era Jaminan Kesehatan Nasional, dan Program JKN terintegrasi dengan Program Keluarga Berencana (KB). Angka Kematian Ibu di Boyolali termasuk tinggi dan salah satu pelayanan yang ada didalam Jaminan Kesehatan Nasional adalah Program Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Seperti yang disampaikan oleh Direktorat Bina Kesehatan Ibu Dirjen Bina Gizi dan KIA bahwa Program Kesehatan Ibu meliputi, upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. Upaya kesehatan ibu meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, dan sasarannya adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas (sampai dengan 42 hari pasca melahirkan termasuk KB), dan bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan persepsi provider terhadap pelayanan keluarga berencana (KB) era Jaminan Kesehatan Nasional di Kabupaten Boyolali. Metode Penelitian : Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif dan telaah dokumen, dilakukan di wilayah kabupaten boyolali dengan mengambil sample di 2 kecamatan, yaitu kecamatan mojosongo dan kecamatan sawit. Subjek berjumlah 9 orang yang terdiri dari 5 bidan, 2 petugas PLKB dan 2 petugas BPJS Kesehatan. Instrumen penelitian menggunakan panduan wawancara. Hasil dan Pembahasan : Persepsi provider yang mengetahui dan mempunyai pengalaman tentang Program Keluarga Berencana (KB) sudah berjalan dengan baik, hanya saja ada beberapa kendala yang terjadi karena kurang adanya pemahaman tentang KB, dan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BPJS dan BKKBN dalam pelayanan KB serta adanya Ada beberapa hambatan dalam pelayanan KB, yaitu tidak disediakan alat kontrasepsi suntik yang satu bulanan dan tidak ada alat kontrasepsi implan yang satu jarum serta angka kegagalan yang tinggi untuk IUD post partum. Kesimpulan : Lamanya pengalaman responden dalam memberikan pelayanan KB dapat mempertahankan baiknya persepsi responden terhadap pelayanan KB dalam JKN, walaupun masih belum diikuti dengan pengetahuan JKN yang baik.Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan KB tetap terjaga dengan baik, saat sebelum maupun sesudah diimplementasikannya program JKN. Koordinasi dan kerjasama antara fasilitas kesehatan, BKKBN, dan BPJS Kesehatan dinilai belum optimal oleh sebagian besar responden.
Background : 2014 Indonesia entered the era of national health insurance, and the JKN program is integrated with the family planning program. Maternal mortality rate in Boyolali are high, and the one of the services that exist within JKS is maternal health program and newborn baby. As communicated by the directorate maternal health. Directorate nutrition and KIA that maternal health programs include maternal health effort should be aimed at safeguarding the health of mother so as to give birth to a healthy generation and quality and reducing maternal mortality. Maternal health effort include peromotive, preventive, curative, and rehabilitative, and the target are pregnant women, maternity, post partum mother (until 42 days after delivery including KB) and newborn ( until 28 days age). Research Method : This study included descriptive qualitative and document review work, conducted in the area Boyolali with sample in the 2 districts, mojosongo district and sawit district, subject amount tp 9 consist of five midwife, two officer PLKB and two officer of health BPJS. Research instruments using an interview guide. Result and discussion : Perception providers who know and have experience of the family planning program has been running well. It just that there are several obstacles that occur because of the lake of understanding of family planning program and the lack of socialization conducted by the BPJS and BKKBN. In service KB and the exixtence of several barriers in the service KB which is not provided injectable contraceptive that monthly and not contraceptive implant that one needle and the failure rate is high for IUD post partum. Conclusion : Length of respondents experience in providing services KB should be able to maintain respondents perceptions still not been followed by a good knowledge of national health insurance. The majority of respondent rate the quality of KB service is maintained properly the time before and after the implementation of JKN program. Coordination and cooperation between health facilities, BKKBN and health BPJS considered optimal by most respondent.
Kata Kunci : Perception, knowledge, experience, family planning (KB), national health insurance (JKN).