ANALISIS DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN (LINAKES) DI INDONESIA

ASEP HERMAWAN, Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU., MSc., ScD. ; Dra. Yayi Suryo Prabandari MSi., PhD.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi angka kematian ibu (AKI) adalah dengan meningkatkan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter, perawat dan bidan) yang telah dididik dan dilatih dalam mengelola kehamilan, persalinan normal dan rujukan komplikasi. Tujuan: Mengidentifikasi hubungan antara rasio tenaga kesehatan dengan linakes setelah dikontrol oleh confounding variable, yaitu pendidikan ibu, status sosial ekonomi, aksesabilitas terhadap puskesmas, status DTPK/Non-DTPK, status kabupaten/kota dan PDRB. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara densitas tenaga kesehatan (dokter umum, perawat dan bidan) dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia. Sumber data menggunakan data Rifaskes 2011, SP 2010, dan data Riskesdas 2013 dan data BPS lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah semua kabupaten/kota di Indonesia pada 2013. Sampel penelitian ini adalah total populasi kabupaten/kota, yaitu sebanyak 497 kabupaten/kota. Analisis yang digunakan adalah analisis univariabel, bivariabel dan multivariabel. Hasil Penelitian: Secara statistik, rasio tenaga kesehatan baik secara agregat maupun terpisah, tidak berhubungan secara signifikan dengan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun, analisis GLM menunjukkan hubungan bermakna antara rasio bidan/10.000 penduduk dengan linakes ketika diregresikan dengan dokter, perawat , aksesibilitas ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dengan OR 1,07 (95 % CI 1-1,14), status DTPK dengan OR 1,07 ( 95 % CI 1,01-1,15 ), dan status administratif (kabupaten/kota) dengan OR 1,11 ( 95 % CI 1,03-1,19. Kesimpulan: Tenaga kesehatan yang berpengaruh terhadap persalinan oleh tenaga kesehatan adalah rasio bidan/10.000 penduduk dengan memperbaiki akses ke fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas). Kata kunci: linakes, rasio tenaga kesehatan, puskesmas

Background: The most effective way to reduce maternal mortality rate (MMR) is by improving delivery service by skilled birth attendant (doctors, midwives and nurses) who have been educated and trained in managing pregnancy, normal delivery and referral of complications. Objective:. The purpose of this study was to find the relationship between the human resoures for health ratio with SBA after controlled by confounding variables such as mother's education, socioeconomic status, accessibility to primary health center, status of region (remote, borderland or islands area)/with non, district/city and GDP. Methods: This study used a cross-sectional design to describe the relationship between ratio of health workers (physicians, nurses and midwives) with SBA in Indonesia. Sources of this study was data of Rifaskes 2011 (a nationwide survey of health care facility), SP 2010 (population census), and Riskesdas 2013 (a nationwide survey based on community for basic health). The sample was total population of the district/city as many as 497 districts/cities. The unit of analysis of this study was the districts/cities in Indonesia. The analysis used univariate analysis, bivariat analysis and generalized linear model (GLM). Result : Statistically, there was no correlation between the ratio of health workers with skilled birth attendant coverage. But, we found that GLM analyses showed positive relation for the ratio of midwives to population and SBA when regressed with physicians, nurses, accessibility to community health center (puskesmas) with OR 1. 07 (95% CI 1-1.14), status of region (remote, borderland or islands area) 1.07 (95% CI 1.01-1.15), and administrative status (district/city) with OR 1.11 (95% CI 1. 03-1. 19). Conclussion: The ratio of midwives has strong correlation with SBA after improving accesibility to primary health center. Keywords: SBA, density of health workers, community health center

Kata Kunci : SBA, density of health workers, community health center