Etos Kerja Mantan Jisshuusei Yang Telah Kembali ke Tanah Air
INDAH AZZAHRA, Fathul Himam, Drs., M.Psi., M.A., Ph.D
2016 | Tesis | S2 PsikologiJisshuusei merupakan individu yang bekerja di Jepang dengan status magang sehingga mereka yang bekerja sebagai jisshuusei adalah mereka yang bekerja sembari belajar. Perubahan lingkungan kerja merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh jisshuusei. Mereka yang dapat lolos pada tahap pelatihan dan bertahan selama tiga tahun bekerja di Jepang adalah mereka yang dinyatakan sukses melakukan adaptasi. Mereka yang sukses beradaptasi dianggap telah menyerap budaya Jepang (baik budaya kerja atau sosial) dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam. Penelitian ini melibatkan empat informan yang pernah bekerja di Jepang sebagai jisshuusei selama tiga tahun dan beberapa kriteria lain yang telah ditentukan oleh peneliti. Kredibilitas hasil penelitian menggunakan prosedur triangulasi sumber data, member checking, researcher reflexivity, dan thick, rich description. Hasil penelitian menujukkan bahwa etos kerja yang ada pada mantan jisshuusei terbentuk oleh motivasi, proses pembelajaran, perbedaan nilai-nilai budaya, dan pengalaman bekerja di Jepang dan Indonesia sehingga menghasilkan empat aspek etos kerja yaitu: keikhlasan, kebersamaan, kesungguhan, dan profesionalitas. Selain proses pembelajaran, keempat aspek etos kerja yang ada pada mantan jisshuusei hasil dari proses penyesuaian diri dengan tujuan agar mereka mendapat penerimaan dari lingkungan sehingga menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk mendukung performa kerja mereka.
Jisshuusei is a name for individual who works in Japan as interns. Thus, they work as jisshuusei who are working and studying at the same time. Changes in their work environment are challenges that jisshuusei has to face. Those workers who have succeeded in the training phase and survived for three years working in Japan are those who are claimed succeeded in adapting to their work environment. They are considered as those who absorbed Japanese culture (both work and social culture) as well. This research was used a qualitative method with phenomenological approach. The data was gathered by using an in-depth interview. In this research, four informants who had worked in Japan as jisshuusei for three years were involved. They were also possessed others criteria, which was decided by the writer. The credibility of research results tested by triangulation of data sources, member checking, researcher reflexivity, and thick, rich description. The result of this research shows that work ethic that ex-jisshuusei possess is formed because of motivation, learning the process, differences in cultural value, and work experience in both Japan and Indonesia. Those are combining and resulting in four aspects of work ethic, which are: sincerity, togetherness, earnest, and professionality. In addition to the learning process, the fourth aspect of the work ethic that of the ex-jisshuusei, resulting from the adjustment process with the aim of their revenues from the environment, so as to create a conducive working environment to support their work performance.
Kata Kunci : jisshuusei, etos kerja, budaya, adaptasi, keikhlasan, kebersamaan, kesungguhan, profesionalitas, dan performa kerja