Laporkan Masalah

Korelasi Antara Pola Asuh Ibu Dengan Tingkat Kecemasan Pada Siswa Kelas 7 Pasca Erupsi Gunung Merapi Di Kecamatan Cangkringan Sleman

NDARU ROSANBANTOLO DP, Prof. Dr. dr. H. Soewadi, MPH, SpKJ(K); Dr. Dra. Sumarni DW, MKes

2016 | Tesis | S2 KEDOKTERAN KLINIK/MS-PPDS

Latar belakang: Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 berdampak kerusakan berat aset manusia, natural, finansial, sosial dan infrastruktur di wilayah. Banyak survivor kehilangan harta benda dan pekerjaannya sehingga harus memulai hidup keluarga mereka dari awal lagi. Para ayah harus bekerja keras siang malam demi kelangsungan hidup keluarganya ke depan sehingga sedikit waktu untuk dapat berinteraksi dengan keluarga dibandingkan para ibu yang bertugas secara penuh mengurus rumah tangga dan mengasuh anak-anaknya. Penelitian Sumarni (2015) menunjukkan bahwa terjadi pergeseran pola asuh ibu menjadi otoriter pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Penelitian Sukmawati (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh otoriter ibu dan kecemasan pada remaja. Kecemasan pada remaja dapat berbentuk penurunan nilai akademis, penurunan harga diri dan kecemasan berkomunikasi. Pada kenyataannya terjadi fenomena banyak siswa-siswi yang menunjukkan kecemasannya menjelang menghadapi ulangan atau ujian dengan susah tidur, perasaan gelisah dan khawatir, tidak percaya diri dan mengalami kesulitan untuk berbicara di depan kelas serta enggan untuk mengikuti diskusi kelompok Tujuan: Untuk mengetahui korelasi antara pola asuh otoriter ibu dengan tingkat kecemasan pada siswa kelas 7 pasca erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan Sleman. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-experimental dengan rancangan cross sectional. Subyek adalah siswa kelas 7 di Kecamatan Cangkringan Sleman. Pola asuh orangtua dinilai dengan instrumen Parental Authority Questionnaire. Tingkat kecemasan pada remaja dinilai dengan instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale. Uji hipotesis menggunakan chi-square dan koefisien kontingensi. Hasil: Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pola asuh otoriter ibu dan tingkat kecemasan pada siswa dengan kekuatan korelasi sangat lemah (X2=3,233; p=0,072; c=0,161). Terdapat hubungan yang bermakna secara stastistik antara pola asuh otoriter ayah dan tingkat kecemasan pada siswa dengan korelasi lemah (X2=6,761; p=0,009; c=0,230). Kesimpulan: Pola asuh otoriter ibu secara statistik tidak berhubungan bermakna dengan tingkat kecemasan siswa (kekuatan korelasi sangat lemah) pada siswa kelas 7 pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010 di Kecamatan Cangkringan Sleman namun justru pola asuh otoriter ayahlah yang berhubungan bermakna meskipun korelasinya lemah.

Background: The Mount Merapi eruption in 2010 had long-term psychosocial impacts, one of them is the shifting of mothers parenting style becoming author-itarian. There is a relationship between the authoritarian mothers parenting style and anxiety in adolescents. In fact, there was a phenomenon occurred which many students of junior high school in Cangkringan Subdistrict Sleman showed anxiety in the form of academic impairment, decreased self-esteem and communication impairment. Objective: To determine the correlation between authoritarian mothers parenting style with anxiety levels in the 7th grade students post eruption of Mount Merapi in Cangkringan Subdistrict Sleman. Methods: This study is a non-experimental study with cross sectional design. Subjects were students in 7th grade students in Cangkringan Subdistrict Sleman Parents parenting styles were assessed by using Parental Authority Questionnaire-Revised instrument. The level of anxiety of adolescents were assessed by Hamilton Anxiety Rating Scale instrument. Hypothesis tests were measured by chi-square and contingency coefficient. Objective: To determine the correlation between the mothers authoritarian parenting style with the anxiety levels of the 7th grade students post eruption of Mount Merapi in Cangkringan Subdistrict Sleman. Methods: This study is a non-experimental study with cross sectional design. Subjects were 7th grade students in Cangkringan Subdistrict Sleman. Parents parenting style was assessed by Parental Authority Questionnaire-Revised instrument. The anxiety level of adolescents was assessed by Hamilton Anxiety Rating Scale instrument. Hypothesis tests were measured by using chi-square and contingency coefficient. Results: There was no statistically significant relationship between authoritarian mothers parenting style and the students anxiety level with very weak correlation (X2=3.233; p=0.072; C=0.161). There is a significant statistical relationship between authoritarian fathers parenting style and the students anxiety level with weak correlation (X2=6.761; p=0.009; C=0.230). Conclusion: There is no statistically significant association between mothers parenting style and the level of anxiety in the 7th grade students academic year 2014/2015 post eruption of Mount Merapi in Cangkringan Subdistrict Sleman with very weak correlation, but there is statistically significant association with authoritarian fathers parenting style despite weak correlation.

Kata Kunci : Pola asuh otoriter ibu; Kecemasan siswa; Pasca erupsi Gunung Merapi

  1. S2-2016-309080-abstract.pdf  
  2. S2-2016-309080-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-309080-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-309080-title.pdf