PENATAAN RUANG JALAN UNTUK BECAK KASUS: KAWASAN MALIOBORO
ARSITO BAYU P. P., Ir. Ikaputra M.Eng, Ph.D, Dyah Titisari Widyastuti, ST., MUDD
2016 | Tesis | S2 Teknik ArsitekturMalioboro saat ini menuju sebagai koridor pedestrian yang meliputi nonmotorized transport, termasuk di antaranya adalah moda becak. Dalam perubahannya menuju koridor pedestrian, dilakukan intervensi pada ruang jalan dan pada pelingkup jalannya. Pada dasarnya intervensi dilakukan untuk memberikan kualitas ruang yang lebih baik untuk semua penggunanya. Intervensi ini dilakukan dengan dasar berupa standar penataan ruang jalan, yang menjadi masalah adalah standar penataan ruang jalan untuk becak belum ada. Perlu ada rumusan standar jalur becak untuk melakukan penataan ruang jalan yang bersifat inklusif karena becak termasuk dalam non-motorized transport yang diakomodasi kawasan Malioboro. Langkah awal penelitian adalah kajian literatur mengenai becak dan dasar yang dapat dijadikan pedoman dalam merumuskan standar untuk becak. Berdasarkan hasil kajian tersebut penulis menyimpulkan dasar yang dapat digunakan untuk merumuskan standar ruang jalan, faktor-faktor yang perlu diketahui dalam merumuskan standar, komponen pembentuk standar dan cara merumuskan standar tersebut. Setelah standar penataan ruang jalan untuk becak tersebut dirumuskan maka langkah selanjutnya adalah menunjukkan bahwa standar tersebut dapat direplikasi dan diaplikasikan ke dalam sebuah konteks. Hal ini dilakukan melalui kajian penataan ruang jalan untuk becak dengan kasus kawasan Malioboro. Hasil dari kajian tersebut merupakan dasar dari rekomendasi yang akan dibuat untuk meningkatkan kualitas ruang jalan secara umum dan jalur becak secara khusus. Kajian dan pemberian rekomendasi ini sebagai sebuah bentuk pedoman dan contoh aplikasi dari standar yang telah dirumuskan.
Malioboro is currently heading towards being a pedestrian corridor that includes non-motorized transport, becak (cycle rickshaw) are among those modes of transport. In it's efforts towards being a pedestrian corridor, interventions are applied into the street spaces and street walls. Basically, these interventions are providing a best place for all of it's users. This intervention is done by following the street space design standard, but the problem is that there is no street space design standard for becak. It is a prerequisite to have a becak street space design standard to achieve an inclusive street space design. The initial step is a review of research literature on becak and identifying a base that can be used as guidelines in formulating standards for becak. Based on these reviews it will be possible to identify a base footing to formulate the street space design standard, identify the factors needed in formulating standards, identify components that makes up the standard and steps on how to formulate the standard. After the street space design standard for becak are formulated then the next step is to show that this standard can be replicated and applied inside a context. This is done by studying and reviewing the street space design for becak with a case of Malioboro area. The results of these studies would then be the basis of the recommendations made to improve the quality of the street space design in general and the becak lanes in particular. Assessment and provision of these recommendations are made as a form of guidance and examples of application of the street space design standard for becak that have been formulated.
Kata Kunci : Becak, Standar penataan ruang jalan, Aplikasi