Melawan Penyingkiran (Studi Kasus: Perkembangan Pola Perlawanan Masyarakat Adat Kenegerian Senama Nenek Pada Masa Orde Baru Dan Orde Reformasi Terhadap Pendudukan Tanah Ulayat Oleh PTPN V di Desa Senama Nenek, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau)

ASKARDI, Hasrul Hanif, SIP., MA

2016 | Tesis | S2 Politik dan Pemerintahan

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah : Bagaimana perkembangan pola perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat adat Kenegerian Senama Nenek sebelum dan sesudah runtuhnya Orde Baru terhadap penyerobotan tanah ulayat adat oleh PTPN V? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis meminjam teori James. C. Scott tentang hidden transcript dan public transripct. Penelitian ini dilakukan di Desa/Kenegerian Senama Nenek yang sejak tahun 1983 hingga saat ini (2015) terjadi pendudukan tanah ulayat adat Senama Nenek oleh PTPN V. Penyingkiran atau ekslusi dan perlawanan terhadap penyingkiran tersebut dibagi atas dua fase, yaitu masa Orde Baru dan masa Orde Reformasi. Perlawanan terhadap penyingkiran mulai dilakukan oleh masyarakat adat sejak awal terjadinya eksklusi. Pola perlawanan masyarakat adat terhadap eksklusi bisa dibagi atas dua pola, yaitu pola tertutup/individualistik (hidden transcript) dan pola terbuka/kolektif (public transcript). Bentuk-bentuk perlawanan pada masa Orde Baru adalah, (1). Tidak mau berinteraksi dengan ramah kepada pihak PTPN V, (2). Sabotase, (3). Menjelek-jelekkan keberadaan PTPN V, dan (4). Menumbuh kembangkan wacana ketidakadilan. Bentuk-bentuk perlawanan pada masa Orde reformasi adalah, (1). Mempererat ikatan masyarakat adat, (2). Mencari kepastian hukum melalui Negara, (3). Memanfaatkan organisasi sebagai basis perlawanan, (4). Konfrontasi langsung dengan PTPN V dan Negara, dan (5). Advokasi kepentingan masyarakat adat oleh LAMR dan Komnas HAM. Secara umum, tesis ini ingin mengatakan bahwa ada dua perlawanan yang dilakukan oleh Masyarakat Adat Senama Nenek, yaitu pola resistensi tertutup (hidden transcript) dan pola resistensi terbuka (public transcript). Tesis ini juga menemukan bahwa pola perlawanan terbuka dan kolektif tidak serta merta menghilangkan pola perlawanan tertutup dan individualistik. Pola perlawanan yang terjadi cenderung mengalami perluasan, karena bentuk perlawanan yang dilakukan pada pola tertutup masa Orde baru masih dilakukan pada masa Orde reformasi. Bisa dikatakan bahwa, pola terbuka tidak mentiadakan bentuk perlawanan pola tertutup. Oleh sebab itu, tesis ini berkesimpulan bahwa: Perkembangan Pola Perlawanan Msyarakat Adat Kenegerian Senama Nenek Dari Hidden Transcript Menjadi Public Transcript Karena Ada Peluang Akibat Perubahan Struktur Politik Dari Otoritarianisme Orde Baru Menjadi Demokrasi Orde Reformasi.

This study was conducted to answer the research question: "How is the development of resistance patterns conducted by indigenous peoples of Kenegerian Senama Nenek, before and after the collapse of the New Order of indigenous communal land invasions by PTPN V? To answer these questions, the author borrowed the theory of James. C. Scott about the hidden transcript and the public transcript. This research was conducted in the village / Kenegerian Senama Nenek that since 1983 until now (2015) occurs occupation indigenous communal land by PTPN V. The exclusion and the fight against exclusion is divided into two phases, the New Order and Order Reformation. Then the author uses case studies approach in conducting the research. The resistance to the exclusion of indigenous people have been beginning since the exclusion. The resistance pattern of indigenous people to the exclusion may be divided into two patterns, the pattern covered / individualistic (hidden transcript) and the pattern of open/collective (public transcript). Forms of resistance during the New Order is, (1). Do not want to interact with friendly to the PTPN V, (2). Sabotage, (3). Vilify the existence of PTPN V, and (4). Cultivate discourse injustice. Forms of resistance to the Order of Reform is, (1). Strengthen the bond of indigenous people, (2). Looking for legal certainty through the State, (3). Leveraging the organization as a base of resistance, (4). Direct confrontation with PTPN V and the State, and (5). Advocating the interests of indigenous peoples by LAMR and Human Rights Commission. In general, this thesis want to say that there are two resistance carried out by Indigenous People of Kenegerian Senama Nenek, the closed resistance (hidden transcript) and opened resistance (public transcript). This thesis also found that the pattern of open and collective resistance does not diminish the pattern of closed and individualistic resistance. The resistance pattern that occur tend to be experiencing expansion, because the form of resistance in the new order also exist at the time the reform order. It could be said that, the pattern of opened resistance does not nagate the pattern of closed resistance. Therefore, this thesis concludes that: "The development pattern of resistance of Indigenous People of Senama Nenek From Hidden Transcript to Public Transcript Because of Changes of Political Structure From Otoritarianism New Order Become Democratic Reform Order".

Kata Kunci : Pola Perlawanan Masyarakat Adat, Masyarakat Adat, Tanah Ulayat Adat/ Resistance Patterns of Indigenous People, Indigineous Peoples, Indigineous Communal Land