Laporkan Masalah

Rencana Bisnis Biro Perjalanan Hortur Yogyakarta

ANJANI DWI ASTUTI, Sahid Susilo Nugroho, Dr., M.,Sc.

2016 | Tesis | S2 Manajemen

Perkembangan bisnis di bidang pariwisata dari tahun ketahun semakin meningkat. Hal ini didukung oleh peningkatan kelas menengah di Indonesia yang ditandai dengan peningkatan nilai pendapatan domestik bruto (PDB) dari tahun ketahun. Dengan meningkatnya penduduk kelas menengah akan mengakibatkan peningkatan juga terhadap permintaan pada industri pariwisata, karena berwisata telah menjadi gaya hidup penduduk Indonesia saat ini dan banyak diantaranya menjadikannya sebagai kebutuhan. Permintaan untuk melakukan perjalanan wisata juga dipengaruhi oleh ketersediaan penerbangan dan hotel yang murah. Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan pariwisata pada sumber daya alam, sejarah, dan juga keberagaman budaya yang ada di Indonesia dari Sabang hingga Marauke. Yogyakarta merupakan salah satu kota yang selalu dibanjiri oleh wisatawan. Yogyakarta memiliki sejumlah tempat wisata yang menjadi destinasi favorit bagi para wisatawan. Mulai dari wisata alam, sejarah, hingga wisata kuliner. Tidak ketinggalan kemunculan wahana yang bernuansa horor seperti rumah hantu, selalu ada diberbagai acara seperti pasar malam, pameran, ataupun acara musiman yang diadakan di mall-mall Yogyakarta menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan penduduk Yogyakarta. Penulis melihat fenomena ini sebagai suatu peluang untuk mendirikan bisnis usaha baru yaitu biro perjalanan yang menawarkan paket wisata yang memperlihatkan sisi lain dari objek wisata yang biasa atau wisata horor. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan belum ada biro perjalanan yang menawarkan wisata horor. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menyusun rencana bisnis dengan melakukan analisis internal dan eksternal perusahaan, serta mengidentifikasi industri biro perjalanan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan. Berdasarkan analisis keuangan, peneliti berpendapat bisnis biro perjalanan layak untuk dijalankan. Modal awal yang digunakan untuk bisnis ini adalah Rp Rp1.063.300.000, dengan biaya operasional untuk tahun pertama adalah Rp34.750.000. Dengan mengasumsikan sesuai keadaan sekarang, dari perhitungan arus kas diperoleh hasil analisis payback period 3 tahun, internal rate of return sebesar 21 persen, dan net present value sebesar Rp 794.011.777,65.

Growth of tourism business is increasing year by year. This is supported by the increasing revenue from the middle class in Indonesia marked by an increase in the value of gross domestic product (GDP) from year to year. The increasing middle class population will result in an increasing demand on the tourism industry, travelling has become a famous Indonesian lifestyle and many people has made it as a primarial needs. An increasing demands to travel is also affected by the availability of cheap flights and hotels. Indonesia is a country that has the advantage of tourism on natural resources, history, and also the diversity of cultures in Indonesia from Sabang to Merauke. Yogyakarta is a city that is always flooded with tourists from around the world. Yogyakarta has a number of attractions that became a favorite destination for tourists. Starts from the natural, historical, and culinary aspects. Also the appearance of a horror place like a ghost house, they can be found on a various events such as fairs, exhibitions, or seasonal events held in shopping malls Yogyakarta, became the main attraction for tourists and residents of Yogyakarta. The author saw this phenomenon as an opportunity to establish a new business venture which is a travel agency that offers a package tour for people who�s interested in experiencing a different than other horror tour. Based on the author observation, there has not been a tour agency existed that offers a horror tour package. The author did a research to planning out a business plan conducting internal and external analysis of the company, as well as identifying the travel agency industry, marketing, operations, human resources, and finance. Based on the financial analysis, the researchers found that the travel business are feasible to run. The initial investment used in the beginning of this business is Rp1.063.300.000 with operating costs for the first year is Rp34.750.000. Assuming from present financial circumtances, cash flow analysis results obtained a payback period of 3 years, the internal rate of return of 21 percent, and a net present value of Rp 794.011.777,65.

Kata Kunci : Rencana bisnis, biro perjalanan, pariwisata, horor, mistis

  1. S2-2016-374052-abstract.pdf  
  2. S2-2016-374052-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-374052-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-374052-title.pdf