Laporkan Masalah

PENYELESAIAN KONFLIK PEMBANGUNAN GEREJA KRISTEN INDONESIA YASMIN BOGOR

IZAAC ALFONS, Prof.Dr.Mohtar Mas'oed,M.A.

2016 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional

Konflik yang terkait dengan urusan agama sering kali menjadi konflik yang tidak berkesudahan. Hal ini disebabkan karena urusan agama merupakan urusan yang sangat privat dan sensitif. Bentuk konflik keagamaan yang kerap terjadi di Indonesia adalah mengenai perizinan rumah ibadah. Salah satu konflik agama di Indonesia adalah konflik pembangunan tempat ibadah GKI Yasmin Bogor. Konflik pembangunan tempat ibadah GKI Yasmin Bogor yang merupakan konflik laten membuat setiap pihak-pihak yang terkait dalam konflik tersebut mencoba untuk mencari solusi dalam penyelesaiannya. Penolakan akan pembangunan tempat ibadah tersebut menjadi hambatan dalam proses pembangunan tempat ibadah ini. Upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan menggunakan banyak cara pun telah dilakukan anatara lain: melalui penyelesaian Jalur Hukum, Antikekerasan dan Dialog dari uapaya tersebut belum membantu untuk menyelesaiakan konflik yang terjadi. Indonesia merupakan Negara yang mengupayakan demokrasi dan memberi ruang untuk warga negaranya menyampaikan pendapat. Sehingga tindakan yang dilakukan Jemaat GKI Yasmin untuk mempertahankan hak yang dimiliki oleh merreka merupakan tindakan yang benar. Usaha dan tindakan yang dipertarukan atas dukungan yang positif dari setiap pihak-pihak yang peduli akan konflik tersebut. Untuk melakukan solusi membutuhkan hal yang nyata bukan sebagai hal yang merupakan abstrak, sehingga membuat setiap pihak yang berkonfik percaya akan hal tersebut. Analisi yang dilakukan adalah konflik pembangunan tempat ibadah GKI Yasmin mempunyai banyak cara dalam mengupayakan penyelesaian konflik tersebut. Konflik pembangunan tempat ibadah yang menggambarkan pemerintah lalai dalam mendidik dan menjaga masyarakatnya tidak demikian, karena setiap tindakan yang dilakukan oleh pemerintah mempunyai alasan tertentu. Konflik pembangunan GKI Yasmin Bogor yang sampai sekarang ini belum terselesaikan membutuhkan kepedulian dari setiap pihak yang mempunyai peran dalam membantu mencari solusinya. Pentingnya membangun empati untuk memahami konflik ini, karena setiap warga negara Indonesia mempunyai hak dalam memeluk agamanya sehingga kelayakan untuk menerima dan menjalankan tugas sangat dibutuhkan. Aktivitas peribadatan yang baik itu membutuhkan kenyamanan hal ini tentu dirasakan pada setiap manusia, sehingga kenyemanan itu akan terbentuk dengan suasana dan lingkungan yang damai.

A conflict which is concerned with a religion oftentimes becomes an interminable conflict. This is bacause a religion is a very private and sensitive matter. The religion conflicts happened in Indonesia are concerned with licence of religion house. One of these, the building permission of Yasmin Bogor. This is a laten conflict, which makes each parts attemp to find the problem solution. The rejection of this religion house becomes an obstacle in building the house. Many ways are done to solve the conflict, such as: by Law, nonviolence, and dialogue. Those all didn’t support to solve the conflict yet. Indonesia is a Nation which strives for democracy and gives a space for the citizen to express their opinion. In case, the actions of GKI Yasmin community to defend their rights is honest. Their efforts and actions get positive support from each parts which concerned with the conflict. In order to get the solution, it needs real things non only unreal things, so that the each parts gave one to understand of it. The analysis is that the conflict of building of GKI Yasmin has many ways in striving for the solution. This conflict is not a reflection of goverment’s careless in educating and guarding the citizen, however, the goverment has the reason. The interminable conflict of GKI Yasmin Bogor needs care from many parts which have rules to find the solution. It is important to understand this conflict because each Indonesian citizen has a right in believing the religion so the feasibility to get and do the order is needed. Observance of religious duties needs a comfort. This, certainly, thought by each person, so that the comfort will be made by a peace situation and environtment.

Kata Kunci : GKI Yasmin Bogor, conflict solution