Laporkan Masalah

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI BANJARNEGARA PENEKANAN LOKALITAS BUDAYA DAN FLEKSIBILITAS RUANG

ATIKA RAHMAWATI HS, Ir. Ahmad Saifullah MJ, M.Si.

2013 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Sebagian orang menganggap seni itu hanyalah pelengkap, artinya jika seni itu tidak ada, maka tidak ada masalah. Sebenarnya seni itu ada sejak manusia dilahirkan, jadi di masing-masing individu terdapat jiwa seni yang tumbuh seiring dengan ilmu individu itu sendiri. Fungsi seni sendiri adalah untuk menghaluskan pikiran, kepribadian, serta untuk menghaluskan tingkah laku. Hasil pribadi yang sudah dibekali rasa halus akan menjadikan sifat santun, toleran dan bijak. Kabupaten Banjarnegara memiliki berbagai macam kesenian terutama kesenian pertunjukan tradisional yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Potensi kesenian pertunjukan di Kabupaten Banjarnegara terbilang cukup besar, tersebar di berbagai kecamatan hingga ke pelosok desa. Dari 20 kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, terdapat puluhan jenis kesenian pertunjukan yang berkembang di masyarakat, baik tradisional maupun modern, seperti Ebeg (Kuda Kepang), Lengger, Wayang Kulit, Aplang, Tari Kreasi Baru, Musik Akustik dan lain sebagainya. Namun belum ada suatu wadah yang dapat menampung pegiat kesenian pertunjukan untuk menunjukkan kebolehannya. Banyak event-event kesenian yang diselenggarakan, baik secara rutin (tahunan) maupun tidak. Event-event tersebut antara lain Dieng Culture Festival (DCF) yang dilaksanakan setiap tahun di kompleks Candi Dieng, Festival Budaya Serayu, dan Festival Kuda Kepang. Dengan banyaknya jumlah kesenian yang ada, maka diperlukan pembinaan kesenian untuk melestarikan agar tetap hidup. Gedung seni pertunjukan sangat penting selain sebagai wadah para pegiat seni, juga sebagai media pembelajaran dan pelestarian seni pertunjukan yang tengah berkembang di masyarakat. Selain itu juga sebagai media promosi kesenian pertunjukan setempat. Gedung seni pertunjukan ini hendaknya dapat mencerminkan lokalitas budaya setempat, karena gedung ini mewadahi salah satu aspek budaya, yaitu kesenian. Dengan banyaknya jumlah kesenian yang ada, untuk efektifitas dan efisiensi maka diperlukan fleksibilitas dalam perancangannya.

Some people think that art is only complementary, it means that if the art is not there, then no problem. Actually art existed since human beings are born, so in each individual there is artistry to grow along with the science of the individual. The function of art itself is to soften the mind, personality, as well as to refine the behavior. Personal results that already equipped with the delicate flavor will make the nature of polite, tolerant and wise. Banjarnegara district has a wide range of traditional performing arts, especially art that is growing and developing in the community. Potential of performing arts in Banjarnegara district is quite large, scattered in various districts in remote villages. Of the 20 districts in Banjarnegara, there are dozens of types of performing arts that developed in the community, both traditional and modern, such as Ebeg (Kuda Kepang), Lengger, Wayang Kulit, Aplang, New Creative Dance, Music Acoustics and others. But yet there is a container that can hold art performances activists to show their skills. Many arts events are held, either regularly (annually) or not. The events include Dieng Culture Festival (DCF) which is held every year in Dieng Temple, Serayu Cultural Festival, and the Festival of Kuda Kepang. With the large number of existing art, it is necessary to preserve the art of coaching in order to stay alive. The performing arts building is very important in addition to be a place of art activists, as well as a medium of learning and preservation of performance art that was developing in the community. In addition, as media promotion of local performing arts. The performing arts building should be able to reflect cultural locality, because this building embodies one aspect of culture, namely art. With the large number of existing art, to the effectiveness and efficiency of the necessary flexibility in its design.

Kata Kunci : Gedung Seni Pertunjukan, Lokalitas Budaya, Fleksibilitas Ruang, Performing Arts Building , Cultural Locality , Space Flexibility


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.