Spesifikasi Cooling Vest Menggunakan Phase Change Material Minyak Kelapa Sawit untuk Pekerja yang Menggunakan Protective Clothing

ANANDA AMELIA , I G.B. Budi Dharma, S.T., M.Eng., Ph.D

2016 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRI

Penggunaan protective clothing pada pekerja yang beraktivitas pada hot and humid environment akan mengakibatkan pekerja mengalami paparan panas dari eksternal yaitu lingkungan dan internal yaitu dari dalam pakaian. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya heat strain dan ganggungan pada psikologis pekerja apabila dibiarkan terus-menerus. Untuk meminimalisir resiko tersebut, dikembangkan sebuah teknologi pakaian pendingin yaitu cooling vest bermaterial minyak kelapa sawit sebagai phase change materialnya. Digunakannya minyak kelapa sawit karena jenisnya yang mampu masuk kedalam deretan bahan penyusun PCM sekaligus jumlahnya yang besar di Indonesia. Dengan menggunakan teori pengembangan produk dari Ulrich dan Eppinger (2003) yang urutannya adalah perencanaan produk, identifikasi needs, penyusunan target spesifikasi, penyusunan konsep dan seleksi konsep. peneliti mencoba mencari faktor-faktor desain sebagai penyusun spesifikasi cooling vest agar dapat mengembangkan cooling vest yang mampu sesuai dengan pekerja Indonesia yang menggunakan protective clothing ketika bekerja. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 16 buah matrik penyusun spesifikasi cooling vest, antara lain tipe atau jenis kain untuk kantung dan outer adalah nilon/poliester dan katun, jumlah layer kain adalah dua buah, ketebalan cooling vest adalah 1,5 cm, lokasi peletakan pack PCM pada dada, perut dan punggung, jumlah pack PCM adalah 13 buah, ukuran pack PCM adalah 17,5 cm x 7,5 cm x 1,5 cm, cooling area sebesar 1706,25 cm2, panjang cooling vest adalah 43 cm, lebar cooling vest adalah 37 cm, lingkar dada cooling vest adalah 95 cm, massa cooling vest adalah 2,9 kg, warna kain adalah cerah, pengencang utama menggunakan hook and loop, pengencang adjustable menggunakan hook and loop, tambahan desain adalah pengencang kantung dan list scocthlite, dan durasi bertahannya daya dingin adalah 76 - 103 menit

The use of protective clothing on workers who work in hot and humid environment can cause them experiencing the exposure to heat from the external side which is the environment and from the internal side which is inside the clothes. This can cause heat strain and the disruption of worker's psychology if it continues to happen. To minimalize the risk, a cooling suit technology is developed, that is cooling vest whose material is from the palm oil, working as the phase change material. The palm oil is used due to its type that can get into the building blocks PCM as well as the big number of it in Indonesia. By applying the product development theory from Ulrich and Eppinger (2003) that has sequences are product planning, needs identification, make a target specification, concept generation and concept selection. The researcher tries to find the design factors as the specification compiler of cooling vest to develop the cooling vest which can adjust the Indonesian's workers who use protective clothing while working. The result of the research shows that there are 16 matrixes of specification compilers of cooling vest, such as fabric type for the pocket and the outer is nylon/polyester and cotton, the number of fabric's layer are two pieces, the thickness of cooling vest is 1,5 cm, the cooling area are 1706,25 cm2, the location of PCM pack position are on the chest, stomach and back, the number of PCM pack are 13 packs, the size of PCM pack is 17,5 cm x 7,5 cm x 1,5 cm, the height of the cooling vest is 43 cm, the width of the cooling vest is 37 cm, the chest circumstance of the cooling vest is 95 cm, the weight of the cooling vest is 2,9 kg, the fabric's color is bright, the main fastener is hook and loop, the adjustable fastener is hook and loop, the additional design are pocket fastener and scocthlite list, and the duration of cold power persistence is 76 - 103 minutes

Kata Kunci : Protective Clothing, Spesifikasi Desain Produk, Cooling vest, Phase Change Material, Minyak Kelapa Sawit