Laporkan Masalah

Implications and Barriers of Biomass Energy Development In Sumatera Island

EDWIN PATRIASANI, Prof. Li, Wenkai

2016 | Tesis | S2 Manajemen

Secara umum, biomassa adalah material yang dapat diperoleh dari tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam jumlah besar. Sumber daya biomassa dapat berasal dari limbah hutan, pertanian dan juga limbah industri. Oleh sebab itu, biomassa, sebagai sumber energi terbarukan yang paling menjanjikan, dapat menjadi sumber daya energi alternatif di masa depan. Biomassa merupakan sumber daya yang ideal untuk menghasilkan sumber energi listrik yang lebih ramah lingkungan terutama di negara-negara berkembang. Biomassa memberikan berkontribusi yang baik terhadap lingkungan karena berbahan organik. Dampak dari energi biomassa terhadap lingkungan dapat dianalisis dengan menggunakan tiga variabel, yaitu, efek gas rumah kaca, polusi udara, dan hujan asam. Selain itu, pengembangan energi biomassa dapat mempengaruhi sumber daya tanah. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi energi biomassa yang luar biasa, terutama di pulau Sumatera, yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti batubara sebagai bahan baku pada pembangkit listrik. Dari hasil perhitungan potensi energi biomassa, pulau Sumatera dapat menghasilkan kapasitas listrik 32,232.54 MW pada tahun 2012, yang bisa ditingkatkan hingga 35,171.53 MW di 2014. Selain pembangkit listrik, biomassa memiliki dampak signifikan pada perekonomian di pulau Sumatera sebagai bahan baku kimia. Namun, kita harus menyadari bahwa pengembangan energi biomassa juga memiliki beberapa hambatan dalam pelaksanaannya di pulau Sumatera. Manajemen dan operasional akan menjadi dua kendala utama yang harus diminimalisir untuk mengoptimalkan pengembangan energi biomassa di Pulau Sumatera.

Generally, biomass is a material that can be obtained from plants, either directly or indirectly, which can be utilized as energy in large quantities. Biomass resources can be derived from hundreds and thousands of plants, abundant agricultural and forestry residues, and industrial wastes. It means that biomass, as the most promising renewable energy sources, can be an alternative resource for future life. Biomass provides an ideal resource to generate electricity that is more environmental friendly and better supports sustainable developments, especially in developing countries. Since biomass is derived from organic materials, it can contribute well to the environment. The impact of biomass energy on atmosphere can be determined using three variables, namely, greenhouse gases, air pollution, and acid rain. In addition, biomass energy development can affect soil resource as well. As an agricultural country, Indonesia has a remarkable potential of biomass energy, especially in Sumatera Island, which can be utilized as a countermeasure to coal dependency on electricity generation. From the calculation of biomass energy potential, Sumatera Island can produce 32,232.54 MW in 2012, which could be increased up to 35,171.53 MW as electrical capacity in 2014. Besides electricity generation, value added chemicals from biogas and biomass can have significant impacts on Sumatera economics. However, we should realize that biomass energy development also has some barriers to its implementation in Sumatera Island. Management-related and operation-related barriers would be two main obstacles that should be conquered to optimize biomass energy development in Sumatera Island.

Kata Kunci : biomass, environmental implications, economic implications, management-related barriers, operation-related barriers.

  1. S2-2016-373589-title.pdf