PKS Di Masa Sulit: Studi Atas Eksistensi Dan Stabilitas PKS Di Tengah Momentum Kritis Yang Mengancam Masa Depan Partai Periode 1998-2014
MUHAMMAD RIVAI, Dr. rer.pol. Mada Sukmajati, MPP
2016 | Tesis | S2 Politik dan PemerintahanStudi ini merupakan kajian tentang kemampuan dan daya tahan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam menghadapi momentum kritis yang mengancam masa depan partai. Fenomena politik nasional sampai saat ini menunjukkan gejala tingginya electoral volatility yang menimpa hampir semua partai politik. Gejala ini berkontribusi terhadap instabilitas politik nasional dan kegaduhan politik yang tidak kunjung usai. Di sisi lain PKS tampil dengan wajah berbeda, PKS menjadi anomali di tengah hiruk-pikuk politik nasional. PKS menunjukkan grafik pertumbuhan perolehan suara yang terus menanjak naik di setiap keikutsertaannya dalam pemilu. Peningkatan perolehan suara ini semakin menarik jika dilihat secara internal partai ini juga tidak terlepas dari berbagai persoalan yang membelit. Secara khusus penelitian ini fokus menganalisis masa-masa sulit atau momentum kritis yang dialami partai dan bagaimana upayanya untuk keluar dari momentum kritis tersebut untuk tetap eksis dan bertahan di panggung politik nasional. Untuk menganalisis fenomena politik tersebut studi ini menggunakan pendekatan dalam Study Of Critical Junctures dan Institutional Isomorphism. Pendekatan ini digunakan untuk membedah momentum kritis yang dialami oleh PKS serta membaca respons institusional yang diambil dalam mengatasi persoalan yang dihadapinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan berupaya mengungkapkan fenomena melalui teknik observasi, studi pustaka dan wawancara mendalam (depth interview). Data-data yang didapatkan dari lapangan dianalisis secara interpretatif dan dijabarkan secara kualitatif. Dari penelitian dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Sejauh ini PKS mampu mengatasi setiap persoalan yang dihadapinya dalam masa-masa sulit dengan mengembangkan pendekatan institusional. Keberhasilan ini adalah wujud dari konsistensi PKS untuk terus-menerus meningkatkan kualitas dan kapasitas organisasi, mentaati mekanisme dan aturan main organisasi serta mengembangkan sistem kaderisasi yang sistematis dan berjenjang. Sistem kaderisasi melahirkan kader-kader yang punya ketaatan dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi. Dalam mengatasi momentum kritis tersebut Majelis Syura (MS) adalah akor utama yang mempunyai peranan strategis. Peran strategis MS terbukti mampu memberikan solusi dan jalan keluar terhadap setiap persoalan yang dihadapi. Peran sentral MS menjadikannya sebagai lembaga otoritatif di satu sisi, namun di sisi lain juga menjadi lembaga yang mempuyai derajat kepercayaan yang tinggi. Selain itu keberhasilan dalam membangun kapasitas organisasi berhasil menjauhkan PKS dari personifikasi individual di dalam partai seperti yang telah menjadi kecenderungan umum yang menimpa banyak partai politik lainnya. Tokoh tidak menjadi faktor dominan yang mengendalikan partai, namun sebaliknya partai dan institusi lebih diutamakan, sehingga apapun yang dialami individu dan tokoh tidak memberi dampak yang serius terhadap partai.
This study discussed about the capabilities and durability of the Prosperous Justice Party (PKS) in the face of critical moment that threatens the future of the party. The phenomenon of national politics until now show a symptom of high electoral volatility that afflicts almost all of the political parties. This phenomenon contributes to the national political instability and political noise that does not over. On the other hand, PKS appear with a different face. PKS becomes an anomaly in the midst of the bustle of national politics. PKS shows a growth of the vote that kept rising up in each of its participation in the elections. The increasing this vote is more interesting when viewed in the internal party that not also out of the question of a twist. In particular, this research focused to analyze the hard times or critical moment experienced of the party and how his efforts to get out of the critical moment to exist and survive on the national political stage. To analyze the political phenomenon, this study used approaches of study of critical junctures and institutional isomorphism. This approach is used to dissect the critical moment that experienced by the PKS and read the institutional responses that taken in overcoming the issues. This study used a qualitative method with case study approach, and seeks to reveal the phenomena through observation, literature study and in-depth interviews. The data obtained from the field analyzed interpretative and described qualitatively. From the research and the analysis can be concluded that PKS, so far, is able to overcome any problems they face in the tough times by developing an institutional approach. This success is a manifestation of PKS consistency to continuously improve the organization quality and capacity, obey the mechanisms and rules of the organization and develop a regeneration system that is systematic and tiered. The regeneration system produces cadres that have a high obedience and loyalty to the organization. In overcoming the critical moment, consultative council (Majelis Syura/MS) is a major actor that has a strategic role. The strategic role of MS proved have a capable in providing solutions to any problems which is faced. The central role of MS making it as an authoritative institution on the one hand, and on the other hand is also a bona fide institution a high degree of confidence. Besides it, the success in building the organizational capacity can manage and avoid PKS party from individual personification in the internal party as it has become a general trend that affecting many other political parties. Figures do not become the dominant factor controlling the party, but instead, preferred parties and institutions, so that any experienced by the individual and the figures do not give a serious impact on the party.
Kata Kunci : Critical Junctures, Critical Moment, Institutional Isomorphism, PKS