Laporkan Masalah

Toponimi Desa-Desa di Provinsi Lampung Sebuah Kajian Linguistik Antropologi

ALIFA MARDHONIAWATI, Dr. Suhandano, M.A.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Linguistik

Penelitian ini membahas tentang aspek linguistik dan karakteristik pemilik budaya yang melatarbelakangi pembentukan toponimi di Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bentuk satuan kebahasaan dan kategorisasi makna toponimi pada setiap variabel penelitian. Data yang digunakan dalam tesis ini adalah data sekunder dari laman Kemendagri yang memuat lengkap data wilayah Provinsi Lampung. Data berupa nama-nama desa yang terkumpul dipilah menurut variabel yang sudah ditentukan. Data dianalisis dalam tiga dimensi, mencakup (1) satuan kebahasaan, (2) makna, dan (3) linguistik antropologis. Analisis data bersifat induktif. Artinya, analisis dalam penelitian ini tidak bertujuan untuk membuktikan teori ataupun hipotesis. Teori dan simpukan dibentuk dari beragam data yang ditemukan di lapangan dan dibahas secara multiperspektif. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut. 1) Bentuk satuan kebahasaan yang ditemukan adalah leksem dengan satu dan dua morfem, serta gabungan leksem dengan dua, tiga, dan empat leksem. 2) Kategori makna toponimi desa-desa di Provinsi Lampung terdiri atas (1) Aspek perwujudan (wujud air, wujud muka bumi, flora, fauna, pola permukiman, dan adopsi nama/unsur benda alam), (2) Aspek kemasyarakatan (profesi, kegiatan, komunitas, harapan, adopsi nama/unsur bangunan), (3) Aspek kebudayaan (folklor, religi, tangible heritage, dan intangible heritage), dan (4) Aspek kombinasi. 3) Dengan menggunakan kajian linguistik antropologis, tampak perbedaan karakteristik masing-masing variabel. Toponim Lampung banyak menggunakan kata-kata sifat yang berasosiasi dengan kebesaran, keagungan, kekayaan, kedigdayaan, kemuliaan, baik pada nama tempat maupun pada nama diri seseorang. Toponim Jawa dan Sunda dominan menggunakan nama yang sama persis dengan nama desa di Pulau Jawa. Toponim Bali menggunakan bahasa Sanskerta yang menunjukkan bakti kepada Ida Hyang Widhi, dharma, budaya, dan harapan pada tanah baru.

The study discusses the aspects of linguistics and cultural characteristicsof the culture owner behind the formation of toponymy of village names in Lampung Province. This study aims to identify the forms of linguistic units and meaning categorization of the toponymy of village names in Lampung Province, and analyze the differences in the characteristics of it at each study variable. The data used in this thesis is secondary data from web of Kemendagri that contains complete data of the village names in Lampung Province. The data are classified based on determined variables. They are analyzed in three dimensions, including (1) unit of the language, (2) the meaning, and (3) anthropological aspects. Data analysis is inductive, means that the analysis in this study does not aim to prove a theory or hypothesis. Theories and conclusions are formed from a variety of data found in the field and are discussed multiperspectively. From the research, the following results are discovered. (1) The form of linguistic unit found was lexeme with one and two morphemes, and combined with two, three, and four lexemes. 2) Meaning category of toponymy of village names in Lampung Province consists of (a) Aspects of the manifestasion of water, earth, flora, fauna. settlement patterns, and the adoption of the name/elements of natural objects), (b) Aspects of social (professions, activities, community, hope, and adoption of the name/building elements), (c) Aspects of culture (folklore, religion, tangible and intangible heritage), and (d) Aspects of the combination. 3) By using the study of anthropological linguistics, the differences in the characteristics of each variable will come into sight. Lampungnese toponymy using many adjectives associated with goodness, glory, wealth, superiority, both in names of places and in the name of a person. Javanese and Sundanese toponymy mostly use the exact same name with the name of a village on the Java Island. Balinese toponymy uses Sanskrit showing devotion to Ida Hyang Widhi, dharma, cuture, and hope in a new land.

Kata Kunci : toponimi, Lampung, bahasa, budaya

  1. S2-2016-370978-abstract.pdf  
  2. S2-2016-370978-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-370978-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-370978-title.pdf