Kegagalan Jepang dan Korea Selatan Dalam Memanfaatkan Piala Dunia 2002 Untuk Meredakan Ketegangan Kedua Negara
IBNU KHAIRUDIN, Drs. Usmar Salam, MIS.
2016 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALDalam beberapa dekade terakhir, olahraga memiliki pengaruh yang besar dalam sosial, politik maupun ekonomi. Multi-track diplomacy terus berkembang seiring dengan banyaknya aktor-aktor baru dalam diplomasi, salah satu yang perlu diperhatikan adalah diplomasi melalui olahraga. Sejak ping-pong diplomacy antara Amerika Serikat dan Cina yang terjadi pada 1971, negara-negara di dunia telah melihat bahwa olahraga dapat memiliki peran besar dalam diplomasi. Hal tersebut kembali terulang dalam kasus ini dimana olahraga sepakbola memainkan peran penting dalam diplomasi antara Jepang dan Korea Selatan. Ketegangan yang kompleks Jepang dan Korea Selatan, akhirnya membentuk sebuah ide baru yang sama-sama diinisiasi kedua negara yaitu memanfaatkan event piala dunia 2002 untuk meredakan ketegangan antara kedua negara. Secara nyata, hubungan kedua negara memang membaik selama persiapan dan berlangsungnya piala dunia 2002. Namun setelah segala rangkaian piala dunia 2002 berakhir, ketegangan antara kedua kembali muncul. Skripsi ini mencoba menganalisa mengapa Jepang dan Korea Selatan pada akhirnya gagal memanfaatkan event piala dunia 2002 dalam usahanya untuk meredakan ketegangan antara kedua negara.
In the last few decades, sport has a great influence in social, politic, as well as economy. Multi-track diplomacy continues to grow along with new actors in diplomacy, one to note is diplomacy through sport. Since ping-pong diplomacy between United States of America and China on 1971, Nations around the world had seen that sports can take an important role in diplomacy. That occurance repeated in this case, football plays an important role in diplomacy between Japan and South Korea. A terribly complex tension between Japan and South Korea, eventually forming a new idea that is initiated by both countries, which is utilize world cup 2002 as means to descalating tension between both nations. Certainly, relations between both nations during the preparation and execution of world cup 2002 become much better. However, after all series of world cup 2002 event finished, tension between both nations reappeared. This research try to analyze why Japan and South Korea eventually failed to utilize world cup 2002, in their efforts to easing the tension between both nations.
Kata Kunci : Jepang, Korea Selatan, Piala Dunia 2002, Ketegangan Jepang – Korea Selatan, Japan, South Korea, World Cup 2002, Japan-South Korea Tension