Laporkan Masalah

Partisipasi peserta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM) di Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta

HARTANTI, Handayani Budi, Dr. Muhadjir Darwin

2003 | Tesis | Magister Administrasi Publik

Pemeliharaan kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab bersama antara masyarakat, termasuk swasta dan pemerintah. Pemerintah mempunyai kesempatan yang luas untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan kesehatan beserta sumber daya yang dimiliki baik berupa tenaga, pemikiran maupun dana. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) merupakan sarana untuk membiayai pelayanan kesehatan baik pengobatan dan perawatan maupun pencegahan penyakit. Kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor di luar perilaku. Faktor perilaku meliputi: (1) faktor yang mempermudah, yang berisikan pengetahuan dan pengertian individu, sikap, kepercayaan, tradisi serta norma; (2) faktor yang pendukung meliputi tersedianya sarana dan kemudahan untuk mencapainya; serta (3) faktor pendorong yang meliputi sikap dan perilaku petugas kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi peserta dalam JPKM adalah persepsi peserta, penerimaan peserta dan peran stakeholder Penelitian ini bertujua n untuk mengetahui partisipasi peserta dan faktorfaktor yang mempengaruhi partisipasi peserta dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan sumbangan pemikiran bagi pengelola program sehingga JPKM dapat lebih berkembang. Menurut Anderson, model perilaku yang menggambarkan suatu keluarga menggunakan pelayanan kesehatan meliputi : (1) Faktor yang mempermudah terjadinya perilaku berisi persepsi terhadap resiko sakit persepsi terhadap manfaat, persepsi terhadap kemampuan dan kelangsungan organisasi, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah keluarga; (2) faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku berisi ketersediaan fasilitas, ketercapaian fasilitas dan ketrampilan pemberi pelayanan; (3) faktor yang memperkuat berisi sikap dan perilaku petugas, keluarga, teman dan tokoh masyarakat. Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian deskriptif-kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di kecamatan Mantrijeron yang meliputi Kelurahan Gedongkiwo, Kelurahan Suryodiningratan dan Kelurahan Mantrijeron. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data dokumentasi, observasi dan wawancara mendalam serta kuesioner dengan sampel peserta JPKM sebagai responden sebanyak 105 dari jumlah populasi sebanyak 5010 peserta Hasil penelitian menggambarkan bahwa partisipasi peserta dalam JPKM yang dipengaruhi oleh persepsi peserta, penerimaan peserta dan peran stakeholder cukup baik, tetapi partisipasi mereka masih bersifat ikut- ikutan belum mengerti benar tentang kemanfaatan yang sesungguhnya dari JPKM. Pengetahuan dan pemahaman tentang JPKM hanya sebatas memperoleh pelayanan kesehatan gratis di pemberi pelayanan kesehatan. Pembinaan yang dilakukan belum dilakukan oleh Badan pembina tetapi oleh dinas terkait dan kader kelurahan, serta belum didukung oleh peraturan dari Pemda atau Kota untuk mendukung penyelenggaraan JPKM. Rekomendasi yang penulis kemukakan adalah: (1) JPKM Kelurahan yang sudah da sebaiknya ditindaklanjuti dengan terbentuknya JPKM Kecamatan yang pada akhirnya dapat dijadikan JPKM Kota dengan jumlah premi yang sama; (2) perlu adanya pembinaan dan sosialisasi yang lebih bervariasi baik melalui brosur, leaflet maupun selebaran sehingga masyarakat mudah untuk mendapatkan informasi JPKM; (3) Perlu pelatihan intensif bagi pengelola JPKM Kelurahan agar mampu mengembangkan Bapel JPKM dengan prinsip kewirausahaan yang didukung oleh kemampuan manajerial berdasarkan konsep JPKM sesuai dalam Permenkes RI No 571/Menkes/Per/VII/1993

Caring of public health become a responsibility of the community, included the private sector and the government. The government have an opportuniy to have an active role in health care and their resources such as staff, thought and budgeting. The Public Health Care Insurance (JPKM) is a medium to finance of health care, a medicinal treatment and care or a disease prevention. An individual or public health is influnced by behavior factor and the out of behavior factor. The behavior factor included (1) a facilitate factors such as a proponent and an individual sense, attitude, belief, tradision and norm; (2) a proponent factore such as availability of means and ease togain; and (3) an incentive factors such as attitude and behavior of healh officer. The influnce factors participation of participant on JPKM are a perception of participant, an acceptance of participant and the role of stakeholders. The objective of this research are to know a participation of participant and the influence factors on JPKM. The result of this research expected able to describe and brainstorming for the program organizer to develop of JPKM. According to Anderson, behavior model which is based to a descriptions of a family used to health service conclude: (1) a facilitate behavior factor contain perception to ill risk, perception to benefit, perception to ability and continuity of organization, age, education, job, income, number of the family; (2) a conducive behavior factor contain the ability of facility, reaching out facility and worker’s skill; (3) Strengthening factor contain the attitude and worker behavior, family, friend and elite public figure. This research combines descriptive-quantitative and descriptive-qualitative. Reasearch was focused in Mantrijeron subdistrict included Gedongkiwo village, Suryodiningratan village and Mantrijeron village. Data collecting by documentation, observation, depth interview and a question list, participant of JKPM as a sample (105 respondent from 5010 participant). The analysis describe that participation of participant on JPKM which influenced by a perception of participant, an acceptance of participant and the role of stakeholders is a good enough, but their participation only as follower. They do not understand of its benefit yet. JPKM is only understood by them as free health care provider. The establishment which should be done by Executive body is not running, but did by interrelated department and village cadre, and did not supported yet by a regulation from Local Government to support implementation of JPKM. The recommendations are (1) JPKM village which existed bellow of JPKM sub district and then there will be JPKM City with the same premi; (2) It was necessary to realize the development process and existence of more varying socialization step through brochure, leaflet and also handout so that the society could get information of JPKM as easy; (3) It was necessary to realize an intensive program training for any organizer of JPKM village bellow of city subdistrict by the way they will be able to develop the BAPEL JPKM as there inventing principal that supported by management skills according to concep of JPKM in Permenkes RI no 571/Menkes/Per/VII/1993

Kata Kunci : Kesehatan Masyarakat,JPKM,Peran Masyarakat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.