Pola Pengobatan dan Outcome Terapi Pasien Skizoafektif di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Klaten, Jawa Tengah

APRINA WENNY KARTIKA, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.

2016 | Skripsi | S1 FARMASI

Skizoafektif ditandai adanya gejala skizofrenik dan gejala afektif, sehingga sifatnya lebih parah daripada skizofrenia maupun gangguan afektif, namun belum terdapat pedoman yang pasti mengenai terapi farmakologi untuk skizoafektif. Kriteria diagnosis yang digunakan berbeda-beda. Hal ini berdampak pada pemilihan pengobatan yang berbeda dan outcome yang muncul juga kemungkinan akan berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengamati pola pengobatan dan outcome terapi pasien skizoafektif. Jenis penelitian ini adalah non eksperimental deskriptif. Metode pengambilan dat retrospektif, yaitu mengambil data rekam medis pasien skizoafektif di instalasi rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Klaten, Jawa Tengah pada November 2014 hingga Februari 2016. Data dikelompokkan berdasarkan karakteristik pasien (jenis kelamin, usia, faktor genetik, tipe skizoafektif, lama rawat inap dan kekambuhan), pola pengobatan skizoafektif dan outcome terapi. Data disajikan dengan tabel maupun grafik dan dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan skizoafektif lebih banyak diderita oleh perempuan berusia 35-44 tahun dengan tipe manik. Kebanyakan pasien di rawat inap selama 15-21 hari dan merupakan pasien kambuhan tanpa riwayat keluarga gangguan jiwa. Pengobatan skizoafektif terdiri dari antipsikotik, anti-ekstrapiramidal, dan anti-ansietas. Khusus tipe manik, terdapat penambahan mood stabilizer. Khusus tipe depresif, terdapat penambahan antidepresan. Outcome yang muncul adalah adanya peningkatan, penurunan dan tidak ada perubahan nilai PANSS-EC.

Schizoaffective characterized by schizophrenic and affective symptoms, so it is more severe than schizophrenia and affective disorders, but there is no definite guidelines yet regarding pharmacological treatments to schizoaffective. There are so many kind of diagnostic criteria that be used mainly. It causes in different treatment selections and arising outcomes that also will likely be different. Therefore, this study was conducted to observe the pattern of treatment and outcome therapy of schizoaffective patient. This is a non-experimental-descriptive research. Retrospective data retrieval method, i.e. taking the medical record of schizoaffective patient in installation of inpatient psychiatric hospital Dr. RM Soedjarwadi regions of Klaten, Central Java. Data are classified based on the characteristics of patient (gender, age, genetic factors, type of schizoaffective, long hospitalization, and relaps), treatment patterns and outcomes therapy. Data was presented in tables and graphs, and anlyzed descriptively. The results of this research are schizoaffective is more suffered by women in age 35-44 years with manic type. Most patients hospitalized for 15-21 days and relapsing patient with no mental disorders in family. Schizoaffective treatment consist of antipsychotics, anti-extrapyramidal, and anxiolytics. In manic type, there is addition of mood stabilizer. In depressive type, there is addition of antidepressant. Outcomes that appear are increase, decrease, and stable score of PANSS-EC.

Kata Kunci : skizoafektif, pola pengobatan, outcome terapi / schizoaffective, treatment pattern, outcome therapy