Laporkan Masalah

PENERIMAAN MASYARAKAT DESA NGADAS TERHADAP KEBIJAKAN PERUBAHAN ZONASI KAWASAN DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

PUSPITA SUCI R., Dr. Ahmad Maryudi, S.Hut., M.For.

2016 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada tahun 2014 melakukan perubahan zonasi. Kebijakan ini diduga dipengaruhi salah satunya oleh kegiatan pemanfaatan oleh masyarakat Desa Ngadas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor perubahan zonasi dan mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Desa Ngadas terhadap perubahan zonasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didasarkan pada pengamatan langsung dan wawancara dengan responden yang terpilih dari masyarakat desa Ngadas dan pihak Taman Nasional. Penekanan dilakukan terhadap zona pemanfaatan yang diperuntukkan Desa Ngadas yang merupakan enclave di dalam hutan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan rezonasi didasarkan pada panduan Peraturan Mentri No. 56/ 2006 dan didukung oleh faktor-faktor lain yang berasal dari stakeholder yang memiliki kepentingan dalam kawasan taman nasional. Aspirasi masyarakat belum banyak dielaborasikan. Perubahan utama yang dilakukan adalah dengan memberikan jalan akses yang menghubungkan masyarakat enclave dengan kawasan di luar TNBTS. Akses pemanfaatan yang diberikan masih terbatas pada zona tradisional dan zona pemanfaatan yang sebelumnya sudah ada. Aktivitas pemanfaatan masih terjadi pada zona-zona non-pemanfaatan. Hal ini menunjukkan bahwa rezonasi belum sepenuhnya mempertimbangkan pola interaksi masyarakat dengan hutan (taman nasional).

Bromo Tengger Semeru National Park (TNBTS) conducted rezoning of its forest area in 2014. This policy was thought to be driven by the forest resource utilization by forest local people of Ngadas Village. This research aimed to identify the driving factors and to analyze the level of acceptance of the community on the rezoning policy. This research employed qualitative methods, based on direct observations and interviews with selected people from the community, officials from the National Park. Emphasis was given on the utilization zones for the enclave Ngadas Village. This research revealed that the rezoning activities were chiefly driven by guidelines provided in the Ministerial Decree No. 56/ 2006 and supported by other factors from stakeholders who had interest with national park. Aspirations from the community were limitedly taken into consideration. The core alteration was the access road connected Ngadas Village to the surrounding area. Access on forest resource remains limited on the previous traditional zones and utilization zones. Activities on the non-utilization zones still occur. This indicates that the rezoning is yet to fully accommodate the interaction between forests (national park) and the people.

Kata Kunci : kebijakan rezonasi, faktor pendorong, taman nasional, masyarakat lokal, penerimaan