Laporkan Masalah

IDEOLOGI GENDER DALAM NOVEL INDONESIA Tinjauan Sosiologi Sastra dengan Perspektif Gender terhadap Novel-Novel Era Reformasi

YULIANETA, M.PD., Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno

2016 | Disertasi | S3 Sastra

Karya sastra pada dasarnya adalah penggambaran suatu zaman. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang mempengaruhi perubahan ideologi gender yang diekspresikan dalam karya sastra. Karena itu meskipun karya sastra merupakan kreasi imajinatif, isi maupun ideologi gender yang diembannya tidak begitu saja dapat dilepaskan dari realitas kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk ideologi gender, peran gender, dan faktor-faktor yang menyebabkan keberadaan dan pelanggengan ideologi gender tersebut, serta manifestasi ketidakadilan gender dan perlawanannya dalam novel Indonesia era reformasi. Untuk mengungkapkan hal tersebut digunakan teori sosiologi sastra dengan perspektif gender. Objek formal dalam penelitian ini adalah ideologi gender yang ditampilkan dalam novel Indonesia era reformasi. Sementara objek materialnya adalah Saman (2000) karya Ayu Utami, Geni Jora (2004) karya Abidah El Khaleqy, Kitab Omong Kosong (2004) karya Seno Gumira Ajidarma, Nayla (2005) karya Djenar Mesa Ayu, Putri Cina (2007) karya Sindhunata, Tanah Tabu (2009) karya Anindita S. Thayf, Tempurung (2010) karya Oka Rusmini, dan Jatisaba (2011) karya Ramayda Akmal. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut. Pertama, bentuk ideologi gender yang ditampilkan dalam novel era reformasi meliputi ideologi patriarki, ideologi familialisme, ideologi ibuisme, dan ideologi umum yang seksis. Ideologi gender tersebut menciptakan domestikasi posisi dan peran perempuan. Kedua, novel Indonesia era reformasi menampilkan peran gender tradisional, modern, dan postmodern. Ketiga, tafsir agama; budaya etnik, ekonomi, pendidikan, politik, media massa, dan pembangunan negara telah menjadi faktor yang melanggengkan ideologi gender dalam masyarakat. Keempat, ketidakadilan gender, yakni marginalisasi, represi, subordinasi, dan dominasi cenderung ditampilkan oleh tokoh-tokoh perempuan dalam seluruh novel. Kelima, para pengarang sebagai bagian dari masyarakat menyadari adanya ketimpangan sistem patriarki dalam menempatkan perempuan, sehingga mereka menyetujui gerakan feminis yang berusaha menggugat ketimpangan sistem patriarki. Mereka menginginkan perubahan pada kemapanan dan kekokohan sistem patriarki yang berlaku di masyarakat, namun di sisi lain mengakui kemapanan dan kekokohan sistem patriarki tersebut. Berkaitan dengan isu gender dan era reformasi, pengarang dapat disebut sebagai intelektual organik yang menawarkan ideologi baru untuk menghancurkan hegemoni ideologi yang lama.

The literary work is basically a prism of an era. The reform era is an era of change in the lives of the people of Indonesia that affects changes in gender ideology expressed in literature. Therefore, even if the literary work is imaginative creations, the content including gender ideology which it aspires cannot simply be removed from the reality of people's lives. This study aims to reveal the ideology of gender, gender roles, and the factors that led to the existence and preservation of the gender ideology, and the manifestation of gender inequality and its opposition in the Indonesian novel within reform era. The theory sociology of literature with a gender perspective is used to describe those problems. Formal object of this research is the gender ideology contained in Indonesia novel of reform era. While the material object is Saman (2000) by Ayu Utami, Geni Jora (2004) by Abidah El Khaleqy, Kitab Omong Kosong (2004) by Seno Gumira Ajidarma, Nayla (2005) by Djenar Maesa Ayu, Putri Cina (2007) by Sindhunata, Tanah Tabu (2009) by S. Anindita Thayf, Tempurung (2010) by Oka Rusmini, and Jatisaba (2011) by Ramayda Akmal. This research concluded that, first, the gender ideology found in the reform era novel consists of patriarchal ideology, ideology familialism, ibuism ideology and a sexist common ideology. The gender ideologies have created the domestication of the position and role of women. Second, Indonesia novels of reformation era presenting traditional gender roles, modern and postmodern. Third, religious interpretations, ethnic culture, economy, education, politics, media, and national building are factors that perpetuate gender ideology within society. Fourth, gender inequality, such as marginalization, repression, subordination and domination tends shown by women characters in the entire novel. Fifth, because of their awareness of the existence of patriarchal system within a society, the authors, as a member of society, participate in contesting the patriarchal system. They insist changes in institution where the patriarchal have been established firmly and solidly, meanwhile they ambiguously recognize the firmness of this system. Relating to gender issues and the reform era, those authors can be referred to as an organic intellectual who offers a new ideology to destroy the old hegemonic ideology.

Kata Kunci : ideologi gender, era reformasi, hegemoni, dominasi, feminis, gender ideology, reformation era, hegemony, domination, feminist

  1. S3-2016-292998-abstract.pdf  
  2. S3-2016-292998-bibliography.pdf  
  3. S3-2016-292998-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2016-292998-title.pdf