Laporkan Masalah

BOEKHANDEL TAN KHOEN SWIE KEDIRI: The Agent of Javanese Culture, 1915-1963

DRS. WISNU, M.HUM., Prof. Dr. Djoko Suryo; Dr. Sri Margana, M.Phil.

2016 | Disertasi | S3 Sejarah

Penelitian ini mengungkap bagaimana Boekhandel Tan KhoenSwie Kediri sebagai agen kebudayaan Jawa menjalankan usaha penerbitan selama kurun waktu 1915-1963, di tengah-tengah kebijakan pemerintah colonial hingga Republik Indonesia, menyebarkan budaya Jawa melalui buku-buku terbitannya kepada masyarakat di Jawa dan berbagai wilayah di seluruh Indonesia.Perjalanan sejarah penerbitan itu kemudian cukup menarik, ketika harus berhadapan dengan kebijakan politik tiga pemerintahan yang berbeda. Dengan menggunakan metode sejarah, mencakup langkah-langkah penelitian seperti menlusuri sumber, mengkritisi, menginterpretasi, dan menyusun dalam bentuk tulisan. Menggunakan ilmu bantu sosiologi dengan kerangka analisa teori strukturasi Anthony Giddens untuk memperjelas uraian, dengan fokus kajian diarahkan kepadaposisi Tan Khoen Swie sebagai agen. Pembahasan terhadap struktur masyarakat perbukuan, yang didalamnya meliputi unsure pemerintah, pengarang, penerbit, dan pembaca menjadi bagian kajian yang tidak terpisahkan. Kesimpulan penelitian ini, penerbit pemerintah dan swasta sama-sama ingin mencerdaskan rakyat, akan tetapi penerbit pemerintah lebih bersifat politis, akan tetapi Tan KhoenSwie tidak terkekang dengan sistem yang ada. Secara struktural, eksistensi Boekhandel Tan Khoen Swie terikat dengan pengarang, penerbit lain, dan pembaca. Alasan memilih menerbitkan buku-buku budaya Jawa karena budaya itu sangat luhur perlu disebarkan, juga pengaruh para sastrawan Jawa dan prospek pasar yang menjanjikan. Keberhasilan usaha Tan Khoen Swie terletak pada kemampuannya merajut jaringan pengarang, penerbit, dan pedagang atau toko-toko buku. Buku-buku hasil terbitannya tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ia telah berperan sebagai broker cultural dan agen kebudayaan Jawa.

This study reveals the way Boekhandel Tan KhoenSwie Kediri, as an agents of Javanese culture, run his publishing house during the period 1915-1963, amidst both colonial government and Indonesian government, spreading Javanese culture to the society in Jawa and throughout Indonesia. The history of this publishing house is interesting in which it interrelated with three different policies from three different types of government ideology. This research applies a historical method which means searching, criticizing, interpreting, and arranging the sources in the form of historical writing. This research also applied Gidden’s theory of structuration to clarify the position of Tan Khoen as a publishing agent. The discussion on the structure of literary society, which consisted of the representatives from the government, authors, publishers, and readers becomes an integral part of the study. This study concludes both the government and private publishers had an intention to educate people. Yet, the government publisherstended to be more political, meanwhile Tan Khoen Swie did not tied its theme on the existing system. Structurally, the existence Boekhandel Tan Khoen Swie werebounded by the authors, other publishers, and readers. The seasons for publishing Javanese culture books because the books contained noble culture,which needs to be disseminated, the legitimation of Javanese writers, and promising market prospect. The successof Tan Khoen Swie business lies in its ability to build networking among authors, publishers, and readers or bookstores. The books published in his business spread across Indonesia. He served both as a cultural broker and as agent of Javanese culture.

Kata Kunci : Boekhandel Tan KhoenSwie, penerbit, pengarang, pembaca, buku,Boekhandel Tan KhoenSwie, publishers, authors, readers, books

  1. S3-2016-292926-abstract.pdf  
  2. S3-2016-292926-bibliography.pdf  
  3. S3-2016-292926-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2016-292926-title.pdf