Kajian Penggunaan Antibiotik pada Pasien Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2014
VICA PUSPITASARI, Nanang Munif Yasin, M.Pharm., Apt.; Fivy Kurniawati, M.Sc., Apt.
2016 | Skripsi | S1 FARMASIDemam tifoid termasuk 10 penyakit terbesar pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2014. Tingginya angka kejadian demam tifoid dan mulai munculnya resistensi terhadap antibiotik memerlukan penggunaan antibiotik yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik demam tifoid dan kesesuaiannya dengan SPM RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2012. Rancangan penelitian yang digunakan berupa penelitian cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif. Data diperoleh dari rekam medis pasien tahun 2014 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 188 pasien. Perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael dan diperoleh hasil sebesar 96 pasien. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Data dianalisis secara deskriptif dan dikaji kesesuaiannya dengan SPM RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit demam tifoid mayoritas terjadi pada usia >15-25 tahun (36; 37,5%). Antibiotik terbanyak yang digunakan oleh pasien adalah golongan sefalosporin generasi ketiga yaitu seftriakson (46; 47,9%) dan golongan fluorokuinolon yaitu levofloksasin (26; 27,1%) dan siprofloksasin (14; 14,6%). Berdasarkan evaluasi kesesuaian jenis antibiotik, 100% dinyatakan tepat indikasi, 100% tepat obat, 87,5% tepat dosis, dan 100% tepat pasien. Penggunaan antibiotik sudah tepat karena sudah berdasarkan standar yang digunakan.
Typhoid fever was one of top 10 in-patient�¢ï¿½ï¿½s illness at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta in 2014. The proper use of the antibiotic was necessary due to the high number of cases and resistance of the illness to antibiotic. The aim of this study was to determine the pattern of typhoid fever antibiotic usage and the suitability with Medical Service Standard of RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta in 2012 . The research design used in this research was cross sectional study with retrospective data collection. Data were obtained from patient�¢ï¿½ï¿½s medical records in 2014 in accordance with inclusion and exclusion criteria as many as 188 patients. Calculation of sample size by using the Isaac and Michael formula result as many as 96 patients. Sample selection method used in this research was simple random sampling. Data were analyzed descriptively and reviewed for the suitaibility with Medical Service Standard of RS PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta in 2012 . The result showed that the majority of typhoid fever occured in those aged >15-25 years old (36; 37.5%). Most antibiotics used by patients was ceftriaxone of third-generation cephalosporin class (46; 47.9%), levofloxacin (26; 27.1%) and ciprofloxacin (14; 14.6%) of fluoroquinolone class. Based on the evaluation of the antibiotics suitability, 100% rate of right indication, 100% rate of right medication, 87.5% rate of right dose, and 100% rate of right patient. The use of antibiotic was appropriate because it was based on the Medical Service Standard.
Kata Kunci : demam tifoid, antibiotik, pola pengobatan, infeksi