Laporkan Masalah

POTENSI KONFLIK ANTARA INDONESIA DAN TIONGKOK DI LAUT TIONGKOK SELATAN: SEBUAH TINJAUAN GEOSPASIAL

RIA PURNAMA PUTRI , I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D.

2016 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESI

Ketegangan di Laut Tiongkok Selatan telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir yang melibatkan Indonesia. Pada dasarnya, Indonesia bukanlah merupakan negara yang mengklaim (claimant state) pulau-pulau yang menjadi sumber sengketa di Laut Tiongkok Selatan. Indonesia hanya memiliki kepentingan dengan Vietnam dan Malaysia yang merupakan negara tetangga dalam penetapan batas maritim di Laut Tiongkok Selatan. Akan tetapi, dengan adanya insiden pada tanggal 19 Maret 2016 dan beberapa insiden sebelumnya yang melibatkan nelayan Tiongkok melalukan aktivitas penangkapan ikan di perairan Kepulauan Natuna, Indonesia tampaknya memiliki kepentingan dengan Tiongkok meskipun Indonesia tidak mengakui Tiongkok sebagai negara tetangga. Selain itu, insiden tersebut menandakan bahwa Tiongkok lebih tegas dalam menunjukkan wilayah klaimnya di Laut Tiongkok Selatan. Penelitian ini pada dasarnya mengkaji potensi konflik yang akan terjadi jika dilihat dari posisi klaim Indonesia, pulau-pulau sengketa di Laut Tiongkok Selatan dan klaim Tiongkok melalui nine-dashed line. Tidak hanya itu, penelitian ini juga mengidentifikasi kuantitas potensi sumberdaya ikan di wilayah klaim Indonesia yang masuk ke dalam bagian konflik Laut Tiongkok Selatan dan semua pertimbangan yang dilakukan mengacu pada peraturan pemerintah Indonesia, UNCLOS dan TALOS. Metode yang digunakan untuk mengkaji potensi konflik tersebut dengan cara penyambungan nine-dashed line klaim Tiongkok dengan garis lurus dan garis lengkung dan simulasi klaim ZEE oleh Pulau Spratly selebar 200 mil laut. Masingmasing klaim ditumpang-susunkan (overlay) dengan klaim ZEE Indonesia sehingga hasil kajian ini menunjukkan adanya area tumpang tindih klaim ZEE beserta luasannya. Selain itu, kajian ini juga mengkuantifikasi potensi konflik dari sumberdaya ikan yang terkandung dalam area tumpang tindih klaim tersebut. Selajutnya, hasil kajian ini menawarkan beberapa opsi penyelesaian konflik antara Indonesia dan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.

The tension in the South China Sea which also involves Indonesia has been occuring in the recent years. It is clear that Indonesia is not a claimant state of small islands/rocks/low tide elevations which became the source disputes in the South China Sea. Indonesia only has interests with Vietnam and Malaysia that are neighboring states in term of maritime boundary delimitation in the South China Sea. However, the incident on March 19, 2016 and some ealier incidents where Chinese fishermen conducted fishing activities around Natuna Islands' waters, apparently indicate a new development. Indonesia and China seem to have an issue to deal with, even though China has never been recognised as a neighboring state when it comes to maritime boundaries. In addition of that, the incident indicates that China is more assertive with regards to its territorial and jurisdictional claims in the South China Sea. This study is mainly to analyse the potential conflicts that may occur in the South China Sea by considering territorial and jurisdictional claims of Indonesia, the existence of disputed islands in the South China Sea and territorial and jurisdictional claims of China through the nine-dashed line. The study also identified the potential fish resources on Indonesia's water in the South China Sea and relate that to the potential conflict in the region. This study was carried out by considering relevant Indonesian government regulations, UNCLOS and TALOS. The assessment on the potential conflict is conducted by performing geospatial analysis using available geospatial data showing maritime claims in the South China Sea. The extent of Chinese claim was analysed by connecting nine-dashed line claim of China using straight lines and curved lines. Other option was by simulating ZEE claim from Spratly Island width a 200-nautical-mile buffer. The Chinese's claim and Spratly Island's claim were then overlayed with Indonesia's claim so they produced overlapping claims area include their wide. This study also quantification potential conflicts of fish resources contained within the area of overlapping claims. Then, the results of this study offer several alternative solutions of the conflict between Indonesia and China in the South China Sea.

Kata Kunci : Laut Tiongkok Selatan, klaim ZEE, nine-dashed line, Indonesia, sumberdaya ikan, Tiongkok

  1. S1-2016-330542-abstract.pdf  
  2. S1-2016-330542-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-330542-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-330542-title.pdf