Analisis Biaya Terapi Anemia Dengan Erythropoietin Stimulating Agents (ESA) Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Rawat Jalan Yang Menjalani Hemodialisis
NOOR ROHMAH SATITI , Dr. Tri Murti Andayani, Sp. FRS, Apt.
2016 | Skripsi | S1 FARMASIAnemia sering terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal kronik. Anemia pada penyakit ginjal kronik (PGK) dapat diterapi dengan pemberian Erythropoietin Stimulating Agents (ESA). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran terapi dan biaya ESA, besar biaya terapi total dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitan analitik dengan rancangan crosssectional. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien anemia karena PGK yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi periode Januari-Maret 2015. Sudut pandang dalam penelitian ini yakni dari perspektif rumah sakit sebagai provider dengan melihat biaya medik langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data pasien dari rekam medik meliputi identitas, obat yang digunakan, dan komorbid. Selanjutnya mengambil data kuitansi pasien di bagian akuntansi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Analisis faktor yang mempengaruhi biaya dilakukan dengan uji statistik Mann-Whitney U dan Kruskal-Wallis. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 65 pasien, 56,92% pasien adalah laki-laki dan jumlah kejadian terbesar pada rentang usia 45-64 tahun (66,15%). Pemakaian paling banyak terapi ESA menggunakan Epoetin alfa baik 1 kali/minggu maupun 2 kali/minggu. Pasien yang sedang dalam fase koreksi memerlukan biaya terapi ESA yang lebih tinggi daripada pasien dalam fase pemeliharaan. Rata-rata biaya terapi total tiap pasien sebesar Rp 27.761.110,97 dengan 3 komponen biaya terbesar adalah biaya hemodialisis (56,57%), biaya ESA (7,38%), dan biaya jasa medis (6,93%). Faktor yang mempengaruhi biaya terapi total adalah dosis dan frekuensi pemakaian ESA serta frekuensi hemodialisis.
Anemia sering terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal kronik. Anemia pada penyakit ginjal kronik (PGK) dapat diterapi dengan pemberian Erythropoietin Stimulating Agents (ESA). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran terapi dan biaya ESA, besar biaya terapi total dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitan analitik dengan rancangan crosssectional. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien anemia karena PGK yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi periode Januari-Maret 2015. Sudut pandang dalam penelitian ini yakni dari perspektif rumah sakit sebagai provider dengan melihat biaya medik langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data pasien dari rekam medik meliputi identitas, obat yang digunakan, dan komorbid. Selanjutnya mengambil data kuitansi pasien di bagian akuntansi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Analisis faktor yang mempengaruhi biaya dilakukan dengan uji statistik Mann-Whitney U dan Kruskal-Wallis. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 65 pasien, 56,92% pasien adalah laki-laki dan jumlah kejadian terbesar pada rentang usia 45-64 tahun (66,15%). Pemakaian paling banyak terapi ESA menggunakan Epoetin alfa baik 1 kali/minggu maupun 2 kali/minggu. Pasien yang sedang dalam fase koreksi memerlukan biaya terapi ESA yang lebih tinggi daripada pasien dalam fase pemeliharaan. Rata-rata biaya terapi total tiap pasien sebesar Rp 27.761.110,97 dengan 3 komponen biaya terbesar adalah biaya hemodialisis (56,57%), biaya ESA (7,38%), dan biaya jasa medis (6,93%). Faktor yang mempengaruhi biaya terapi total adalah dosis dan frekuensi pemakaian ESA serta frekuensi hemodialisis.
Kata Kunci : anemia PGK, Erythropoietin Stimulating Agents (ESA), analisis biaya