SIKAP PERMISIF PENONTON REYOG OBYOG DITINJAU DARI ORIENTASI NILAI BUDAYA CLYDE KLUCKHOHN

ZAHRA YUANASARI, Dra. Sartini, M.Hum

2016 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFAT

Reyog Ponorogo adalah bagian dari produk kebudayaan yang berada di daerah Ponorogo Jawa Timur. Pertunjukan Reyog Ponorogo dibagi dua versi yaitu versi Reyog Festival dan versi Reyog Obyog. Reyog Festival adalah reyog yang dimainkan pada acara Festival Reyog Nasional (FRN). Reyog Obyog adalah reyog yang dimainkan pada acara-acara rakyat seperti mapak suro. Pada Reyog Obyog kemudian muncul terdapat perilaku yang mulai menyimpang pada adegan edrekan. Melihat perilaku yang mulai menyimpang, penonton Reyog Obyog terkesan biasa saja yang kemudian sikap itu disebut permisif. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mencari orientasi yang mendasari sikap permisif masyarakat dengan orientasi nilai budaya Clyde Kluckhohn. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan apa yang dimaksud pertunjukan Reyog Obyog, mengetahui fenomena sikap permisif penonton yang ada dalam pertunjukan Reyog Obyog, mengetahui orientasi nilai budaya pada Reyog Obyog, dan mengetahui orientasi nilai budaya yang mendasari sikap permisif masyarakat pada pertunjukan Reyog Obyog. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang terbagi menjadi pustaka primer dari buku Poerwowijoyo (Babad Ponorogo) dan pustaka sekunder yang berasal dari buku-buku pendukung. Penelitian ini disertai dengan penelitian lapangan yang dilakukan dengan wawancara pada penonton dan pelaku pertunjukan Reyog Obyog. Analisis untuk memperoleh hasil pada penelitian ini menggunakan teori orientasi nilai budaya Clyde Kluckhohn dengan pendekatan multidisiplin filosofis di lapangan. Penyusunan data menggunakan unsur-unsur metodis yang meliputi deskripsi, interpretasi, kesinambungan historis, koherensi intern. Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa Reyog Obyog adalah salah satu jenis reyog yang lebih dekat dengan masyarakat. Pada perkembangannya beberapa perilaku di dalam Reyog Obyog mulai menyimpang seperti pada adegan edrekan. Penyimpangan perilaku tersebut tidak merubah sikap masyarakat, mereka terkesan biasa saja atau dikenal dengan sifat permisif. Orientasi nilai budaya pada reyog obyog meliputi: 1) Orientasi sifat manusia yang terwujud hakikat hidup itu baik dari adat istiadat yang mereka pahami hingga saat ini; 2) Orientasi aktivitas yang muncul hakikat karya pada sikap penonton yang terus menuntut sebuah karya pada pertunjukan Reyog Obyog; 3) Orientasi terhadap waktu meliputi orientasi masa kini yang tercermin dari sikap penonton yang berfikiran hanya untuk pertunjukan masa kini tanpa memandang masa lalu, dan masa depan; 4) Orientasi manusia dengan alam yang menunjukan hubungan yang selaras dengan alam; 5) Orientasi hubungan meliputi hubungan yang sejajar atau horizontal. Dari kelima orientasi ini kemudian disimpulkan bahwa ada tiga orientasi yang mendasari sikap permisif masyarakat pada pertunjukan Reyog Obyog yaitu orientasi aktivitas manusia, orientasi waktu manusia, dan orientasi hubungan manusia.

Reyog Ponorogo is a part of cultural product from Ponorogo, East Java. Reyog performance is divided into two version, they are; Reyog Festval and Reyog Obyong. Reyog Festival is a reyog that is shown in Festival Reyog Nasional (FRN) event. Reyog Obyog is a reyog that is shown in people ceremony like mapak suro. In the Reyog Obyog appears digresses act in the edrekan scene. Looking at the act that starts to digress the audiences of Reyog Obyog seemed unimpressed then the action is called as Permisif. According to that, the author is interested to find the orientation that is stood on the peoples Permisif action with the cultural value orientation by Clyde Klukhohn. As the goal of this research is to describing that is purposed by Reyog Obyog, to know the phenomenon of Permisif action by the audiences in the performance Reyog Obyog, to find the cultural value in the Reyog Obyog, and to find the cultural value orientation that is stood on the peoples Permisif action in the Reyog Obyog performance. This is a book research that is divided into primer book from Poerwowijoyo (Babad Ponorogo) and seconder book is taken from supporting book. This research has also field research by interviewing the audiences and the Reog Obyog performers. The analysis to find the result in this research is using cultural value theory by Clyde Klukhohn with multidisciplinary philosophical in the field. For the data organizing the author is using methodical elements, included description, interpretation, historical continuation, and internal coherence. The result of the research that is done in this research explains that is Reyog Obyog is a kind of reyog that is closer to the people. In its development there are some acts in the reyog obyog is starting to digress like in edrekan scene. The digression of the acts do not change the responds of the people, they seemed unimpressed or known as permisif. These are the cultural orientations in the reyog obyog; 1 ) The orientation of human nature embodied the essence of the good life of the customs which they understand to this day ; 2 ) the Orientation activities that appear essence of the work on the attitude of the audience who kept asking for a show of works on Reyog Obyog ; 3 ) the Orientation to present time include orientation as reflected in the attitude of the audience who were thinking only to show the present regardless of the past and the future ; 4 ) orientation of man to nature that shows the relationship in tune with nature ; 5 ) Orientation relationships include relationships that parallel or horizontal . Of the five orientation is then concluded that there are three orientations that underlie community attitude on the show Reyog Obyog that human activity orientation , the orientation of human time and human relations orientation .

Kata Kunci : reyog, obyog , orientasi, nilai, budaya, orientasi nilai budaya Clyde Kluckhohn, reyog, obyog , orientation, value, culture, orientation value culture Clyde Kluckhohn