Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi secara molekuler Fusarium spp. yang berasal dari umbi bawang merah yang bergejala moler, mengetahui perbedaan virulensi antar patogen penyebab moler pada bawang merah, mengetahui perbedaan gejala penyakit yang timbul pada bawang merah yang diinokulasi dengan lebih dari satu spesies Fusarium spp. dan mengetahui ada tidaknya hormon GA3 dan IAA yang dihasilkan oleh Fusarium spp. Hasil dari isolasi umbi tanaman bawang merah yang bergejala moler didapatkan 44 isolat Fusarium spp. Analisis dendogram hasil pengamatan morfologi didapatkan 3 klaster. Beberapa metode inokulasi yang dicoba menunjukkan bahwa metode perendaman umbi bawang merah ke dalam suspensi konidia cepat menghasilkan gejala dengan waktu inkubasi 1 minggu. Metode penyiraman suspensi spora ke dalam tanah steril menghasilkan gejala yang paling lama dengan waktu inkubasi 3 minggu. Semua metode inokulasi memiliki keefektifan yang sama karena pada minggu terakhir pengamatan persentase tanaman sakit mencapai 100%. Uji patogenisitas memperlihatkan 3 gejala yang berbeda yaitu layu, moler dan busuk pangkal. Hasil identifikasi molekuler Fusarium spp. yang berasal dari umbi bawang merah bergejala moler didapatkan 3 spesies yaitu F. oxysporum, F. solani dan F. acutatum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gejala layu dapat disebabkan oleh F. solani dan F. acutatum sedangkan busuk pangkal disebabkan oleh ketiga spesies Fusarium spp. yaitu F. solani, F. acutatum dan F. oxysporum. Gejala moler disebabkan oleh F. solani dan F. acutatum. Uji multi infeksi dengan mencampurkan ketiga spesies Fusarium yang menimbulkan gejala berbeda memperlihatkan gejala awal daun menguning dan layu kemudian pada minggu keenam gejala moler mulai terlihat. Hormon GA3 hanya ditemukan pada isolat SKMT (F. solani) penyebab busuk pangkal dan CRB2 (F. solani) penyebab penyakit moler. Hormon IAA tidak ditemukan pada semua isolat uji.

This research was conducted to molecularly identify of Fusarium spp. from twisted diseased shallot, study the difference of virulence between pathogens on shallot that caused twisted disease, study the difference symptoms arising on shallot inoculated with more than one different species of Fusarium spp., determine hormone GA3 and IAA produced by Fusarium spp. The results of the isolation of shallot bulbs with twisted disease symptom were found 44 isolates. From dendogram analysis of morphological observations was obtained three clusters. Several methods of inoculation assay showed that the method of soaking shallot into conidial suspension had clear symptom with incubation period of 1 week. Pouring spore suspension into sterile soil had longest incubation period, 3 weeks. All methods of inoculation had the same effectiveness as the last week of observation the percentage of plants disease reached 100%. Pathogenicity assay showed 3 different symptoms i.e., wilt, twisted and basal rot. The result of molecular identification of Fusarium spp. from twisted diseased shallots obtained 3 species i.e., F. oxysporum, F. solani and F. acutatum. These results showed that the wilt symptom was caused by F. solani and F. acutatum while the basal rot was caused by 3 species: F. solani, F. oxysporum and F. acutatum. Twisted disease was caused by F. solani and F. acutatum. Multiple infection assay by mixing 3 Fusarium species that caused different symptoms showed leaf yellowing and wilting and, after the sixth week showed twisted symptoms. Hormone IAA was not found in all isolates tested. GA3 hormone was only found in isolates SKMT (F. solani) which caused the basal rot and CRB2 (F. solani) which caused twisted disease. IAA Hormone was not found in all isolates.

Kata Kunci : bawang merah, penyakit moler, Fusarium spp.