Laporkan Masalah

PENGALAMAN PEREMPUAN INFERTIL DALAM MENCARI PENGOBATAN DI YOGYAKARTA

DINA PUTRI UTAMI LUBIS, Heny Suseani Pangastuti, S.Kp., M.Kes,

2015 | Tesis | S2 Keperawatan

Latarbelakang: Di Indonesia terdapat sekitar 30 juta pasangan usia subur, terdapat 10-15% pasangan yang memiliki masalah kesuburan. Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta menganut budaya patrilineal yaitu suami sebagai pengambil keputusan dan adanya istilah koncowingking dimana perempuan sebagai subordinasi. Berdasarkan teori Health Promotion Model/HPM, pengambilan tindakan untuk kesembuhan dan peningkatan kualitas hidup perempuan dalam hal ini pengalaman pencarian pengobatan dalam mengatasi infertilitas akan dipengaruhi oleh karakteristik dan pengalaman perempuan sebelumnya, sehingga berdampak pada kognitif behaviour spesifik dan sikap selama pengobatan. Tujuan: Mengeksplorasi tentang arti dan makna pengalaman hidup perempuan infertil dalam mencari pengobatan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan phenomenology. Penelitian dilaksanakan di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Juni sampai Agustus 2014. Partisipan berjumlah empat orang yaitu wanita yang belum pernah hamil. Instrumen pada penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam, catatan lapangan dan alat perekam. Analisis data menggunakan langkah dari Colaizzi. Hasil: Ditemukan tujuh tema dalam penelitian ini yaitu variasi pengobatan yang dijalani, berbagai hambatan yang dialami dalam pengobatan, sumber keputusan, ketidaknyamanan dalam menjalani pengobatan, dukungan yang diterima selama pengobatan, masalah konsep diri perempuan infertil, dan strategi koping yang dipilih. Kesimpulan: Pengalaman hidup perempuan infertil dalam mencari pengobatan bervariasi dimulai dengan ke dokter kemudian alternatif, kemudian terdapat hambatan berupa suami tidak mengijinkan, kecewa pengobatan yang sering gagal dan mahalnya biaya pengobatan. Sumber dukungan diperoleh perempuan infertil dari suami, teman dan orang yang berpengalaman. Terdapat ketidaknyamanan berupa dampak fisik dan psikologis dan respon berduka sampai strategi koping dengan melakukan sholat dan sedekah.

Introduction: The fertile spouse's age in Indonesia about 10-15% of couples having fertility problems. In Yogyakarta has society patriarchal culture that embraces husband as decision makers and their terms about koncowingking where women as subordinated.Based on the theory of Health Promotion Model, taking action for recovery and improvement of the quality of life of women in this search experience in overcoming infertility treatment. Aim: To explore about the meaning and significance of infertile women's life experiences in seeking treatment. Method: This research used qualitative design research with phenomenology approach. Research was carried out in June to August 2014 in public hospitals PKU Muhammadiyah Yogyakarta. The informant were four women who have never pregnant. Instrument in this research is researcher, guidelines with uses in-depth interviews, field notes and recorder. Data analysis used steps of Colaizzi. Results: The research found seven themes in the study of variations in the treatment of the various obstacles that, in our experience, the sources in the treatment decision, discomfort in undergoing treatment, the support received during the treatment, the problem of self-infertile women, and the concept of the strategy selected koping. Discussion: The experience of infertile woman in search for a variety medical treatment and the alternative, then there are obstacles in the form of the husband does not allow, disappointed treatment often fails and the high cost of treatment. Sources of support obtained from husbands of infertile women, friends and those who are experienced . There is discomfort in the form of physical and psychological effects and grieving response to coping strategies to perform prayers and alms.

Kata Kunci : perempuan infertil, health promotion model, pengobatan, fenomenologi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.