Laporkan Masalah

PENGARUH KEGIATAN HPHTI TERHADAP KARAKTERISTIK POLA ALIRAN

Witarya, S. Hut, Prof (ret). Dr. Ir. Sri Harto Br., Dip.H.

2014 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Bencana Alam

Kawasan hutan di Provinsi Jambi terjadi perubahan tutupan lahan hutan dengan pola perubahan menjadi lahan budidaya non kehutanan, terutama pada lahan-lahan eks kegiatan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang menyebar hampir kesemua zona konservasi, mulai dari hulu (Kawasan penyanggah Taman Nasional Kerinci Seblat) hingga ke hilir daerah aliran sungai (DAS) Batanghari (Kawasan Lindung Gambut, Kawasan Penyangga Taman Nasional Berbak). Pengelolaan kawasan hutan yang tidak berazaskan kelesatrian pada suatu DAS akan merubah keseimbangan tata air pada DAS yang meliputi hujan, aliran permukaan, aliran sungai, peresapan, aliran air tanah dan evapotranspirasi dan unsur lainnya. Salah satu indikator terganggunya kondisi suatu DAS adalah nilai koefisien aliran yang cenderung terus naik dari tahun ke tahun. Kerusakan hutan yang sangat signifikan akan mengubah sifat sungai yang semula mengalir sepanjang tahun (perennial) menjadi sungai kering pada musim kemarau (intermitern). Secara umum prosedur yang dilaksanakan dalam kegiatan penelitian diawali dengan melakukan observasi dan investigasi lapangan, studi pustaka dan pengumpulan data sekunder, pengamatan lapangan, analisa data sekunder dan hasil pengamatan lapangan, merumuskan kesimpulan dan terakhir penyusunan naskah. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan cara-cara perhitungan manual program excel. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan mulai periode tahun 2000 sampai dengan periode tahun 2006 nilai KRS yang diperoleh adalah berkisar antara 6-25, maka arel Sub DAS Tapah termasuk dalam kategori baik yaitu nilai KRS < 50. Nilai koefisien aliran (C) cendrung mengalami penurunan yaitu nilai pada tahun 2000 sebesar 0,58 dan pada tahun 2006 menjadi lebih kecil yaitu 0,14. Kondisi karakteristik hidrograf aliran sungai tapah tidak mengalami perubahan yang buruk karena debit minimum mengalami peningkatan pada selang waktu tahun 2005-2006 dengan volume rata-rata debit minimum sebesar 0,13 m3/dtk menjadi 0,16 m3/dtk. Melihat kondisi hal tersebut menunjukan bahwa kondisi areal Sub DAS Tapah tidak mengalami perubahan karakteristik hidrograf aliran yang signifikan akibat adanya kegiatan HPHTI, hal tersebut dengan tidak berubahnya sifat sungai yang masih mengalir sepanjang tahun. Dalam hal ini mencerminkan bahwa DAS tersebut perlu dipertahankan dan bahkan ditingkatkan dalam pengelolaannya dalam rangka mendukung kegiatan konservasi sumber daya alam hutan, tanah dan air.

The land cover in forest areas in Jambi Province has experienced changes, with its changing pattern into non-forestry purposes, particularly in the logged over lands resulted from the forest concessions’ activities (HPH) which are distributed nearly in every conservation zone, ranging from the upstream (the buffer zone of Kerinci Seblat National Park) to downstream watersheds (DAS) of Batanghari (Peatland Protected Areas, the Buffer Zone of Berbak National Park). The non-based preservation of forest area management in a watershed will alter the balance of water system in the watershed, including rain, runoff, river flow, absorption, ground water flow and evapotranspiration and other elements. One of the indicators of a watershed’s conditions which is deemed impaired is when the coefficient value of the flow tends to continuously increasing from year to year. Significant damage to forests will change the river’s characteristic, which originally flows throughout the year (perennial) into a dry river during the dry season (intermitern). In general, the procedure performed in research activities was initiated by conducting observations and field investigation, literature review and secondary data collection, field observations, analysis of secondary data and field observations, formulating conclusions, and the last was the preparation of paper. The research method used was by means of manual calculation of excel program. Based on the calculation conducted from the period of the year 2000 to 2006, the value of KRS obtained ranges from 6-25, thus Tapah sub-watershed area is included in a good category, i.e. KRS value of < 50. The condition of Tapah’s discharge does not change significantly with the logging pattern implemented by the company. Judging on this condition, it indicates that the condition of Tapah subwatershed area does not experiences significant changes in the flow’s hydrograph characteristics due to HPHTI activities; it is shown by the unchanged characteristic of the river which remains flow throughout the year. It reflects that the watershed needs to be maintained and its management should even be improved in order to support the conservation activities of natural resources of the forest, land and water.

Kata Kunci : HPH, hidrograf aliran, koefisien aliran


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.