Penyingkiran adalah proses terpisahnya petani dari sumber produksinya. Penyingkiran petani pegunungan dilalui melalui dua cara, yakni dengan cara paksa disertai kekerasan dan cara halus penuh tipu muslihat. Saya berangkat dari pertanyaan Pertama, mengapa indentitas masyarakat adat disematkan pada orang Dodolo? Kedua, mengapa peran aktor selaku wali masyarakat adat dalam wacana REDD+ justru menyingkirkan sekaligus mengekslusifkan petani? ketiga, bagaimana proses penyingkiran orang Dodolo? Tesis ini mengambarkan penyingkiran petani pegunungan Sulawesi melalui kisah orang Dodolo. Orang Dodolo mengalami penyingkiran baik secara paksa disertai kekerasan maupun secara halus penuh tipu muslihat. Kisah penyingkiran orang Dodolo dihubungkan dengan masa kekinian, seiring wacana REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation plus) dan aktivisme masyarakat adat. REDD+ dihubungkan dengan Protocol Kyoto terkait dengan agenda perubahan iklim, adalah program mempersiapkan mekanisme pasar yang memungkinkan negara industri melepas tanggung jawab menurunkan emisi karbon hasil industrialisasi dengan membiayai program penurunan emisi di negara lain. Dalam mempersiapkan hutan untuk kepentingan skema REDD+, terdapat upaya privatisasi hutan oleh pemerintah dan AMAN melalui peta. Pemerintah melalui peta taman nasional dan AMAN melalui peta tanah ulayat. Dibayangkan peta tersebut sebagai alat negosiasi jika nanti REDD+ diimplementasikan. Dengan membuat peta, menarik batas hutan disertai klaim atasnya adalah upaya mempersiapkan penyingkiran akses petani atas hutan oleh sesamanya. Yakni mereka yang tidak dianggap sebagai masyarakat adat oleh AMAN dan pemerintah

Exclusion is the process of separation of farmers from the source of production. The exclusion of mountain farmers passed through two forms, namely by force of violent and full of guile subtle forms. I came up with questions, first, why the indigenous identity embedded in the Dadolo people? Second, why the role as guardian of indigenous peoples in REDD+ discourse privileging farmers as well get rid of it? And the last, how the process of the removal of the Dadolo itself? This thesis illustrates the removal of mountain farmers in Sulawesi through the story of the Dadolo. Dadolo people experiencing exclusion either by force or violence. The story of the removal of the Dadolo's associated with current period, as REDD+ discourse and indigenous activism. REDD+ and Protocol Kyoto associated with the climate change agenda, is preparing a program of market mechanisms that allow industrialized countries remove the responsibility of industrialization by lowering carbon finance emission reduction programs in other countries. In preparing forests for the benefit of REDD+ schemes, there are efforts by the government and the Indigenous Peoples Alliance of the Archipelago (AMAN) to privatization of forests through the map. Government through the national park maps and the AMAN through communal land maps. The map envisioned as REDD+ negotiation tools if later be implemented. By making a map, draw along the forest boundary claims it was an attempt to prepare the removal of farmers' access to forests by others. Ie, they are not regarded as indigenous peoples by the AMAN and the government.

Kata Kunci : -