Laporkan Masalah

EVALUASI PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG PELABUHAN PERIKANAN PANTAI GLAGAH, KABUPATEN KULONPROGO, YOGYAKARTA

MIK WANUL KHOSIIN, Prof.Ir. Radianta Triatmadja, Ph.D.

2013 | Skripsi | TEKNIK SIPIL

Propinsi DIY mempunyai Samudra Indonesia sepanjang kurang lebih 110 km yang mempunyai potensi sumberdaya perikanan sangat besar, namun potensi lestari sumberdaya ikan saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Usaha penangkapan ikan masih menggunakan kapal-kapal kecil dengan motor tempel, yang hanya beroperasi di wilayah pantai, belum mencapai daerah lepas pantai dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Untuk dapat meningkatkan hasil tangkapan diperlukan kapal besar yang dapat beroperasi di lepas pantai dan ZEE. Penggunaan kapal-kapal besar tersebut memerlukan adanya pelabuhan besar. Muara Sungai Serang di Pantai Glagah Kulonprogo DI.Yogyakarta mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai pelabuhan perikanan. Guna menunjang mekanisme pelabuhan perikanan maka dibutuhkan bangunan pemecah gelombang untuk melindungi area pelabuhan dari gempuran gelombang besar. Di pantai Glagah saat ini sudah terbangun pemecah gelombang, namun keberadaanya belum bisa berfungsi secara optimal karena mempunyai banyak permasalahan. Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk mengevaluasi perencanaan pemecah gelombang di Pantai Glagah, sehingga nantinya dapat memberikan masukan untuk pengembangan pemecah gelombang di masa yang akan datang Data evaluasi perencanaan diambil dari Proyek bali oleh JICA, 1989 berupa data mawar gelombang laut dalam dan tinggi gelombang signifikan untuk kala ulang perencanaan 50 tahun, dan juga dari Departemen Pekerjaan Umum (PU) DI. Yogyakarta berupa data topografi dan bathimetri pantai Glagah, Kulonprogo, DI. Yogyakarta Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan panjang pemecah gelombang sisi timur sebesar 360 m pada kedalaman -15,5 m dan sisi barat sebesar 315 m pada kedalaman -10,8 m. untuk berat tetrapod pada bagian ujung sebesar 11,23 ton pada bagian lengan sebesar 9 ton dan pada bagian pangkal sebesar 6 ton. Pemecah gelombang direncanakan pada muka air laut rencana (DWL) sebesar + 3,3393 m dan untuk elevasi puncak pemecah gelombang direncanakan sebesar + 8,83 m. lebar Pemecah gelombang sebesar 7 m pada bagian ujung dan berangsur mengecil ke bagian pangkal yaitu sebesar 3 m. dan lebar alur pelayaran yang digunakan sebesar 40 m dengan kedalaman alur pelayaran sebesar 3,0 m. Dari hasil evaluasi perencanaan gelombang dapat disimpulkan bahwa desain pemecah gelombang hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai alternatif penentuan kebijakan bagi pemerintah setempat dalam pengembangan pemecah gelombang Pantai Glagah di masa yang akan datang.

DIY Province has approximately 110 km long coastline that is facing highly potential fishery resources of Indonesian Ocean. In spite of this, the fishery resources have not been optimally exploited. Fishing activities are still done using small fishing boats with outboard motors that only operate along the shore, not reaching offshore area and the Exclusive Economic Zone (EEZ). In order to increase fish catch, huge fishing vessels are required to reach offshore area and EEZ. The operation of huge fishing vessels entails the existence of large port. Serang River estuary in Glagah beach, Kulonprogo, DI Yogyakarta, has the potential to be developed as a fishing port. To support fishing port operation, a breakwater structure is needed to protect the port area from big waves. At present, a breakwater has been built in Glagah beach. However, it could not function optimally due to some problems. The goal of this Final Year Project is to evaluate the planning of breakwater in Glagah beach so that constructive input could be given for the development of the breakwater in the future. Planning evaluation data are obtained from Bali Project by JICA, 1989 in form of deep sea rose wave and significant wave height data for 50-year recurrence interval. Besides, the data are also taken from Indonesian Department of Public Works (PU) DI Yogyakarta in form of topographical and bathymetrical data in Glagah beach, Kulonprogo, DI. Yogyakarta. Based on the evaluation result, the length of East-side breakwater is 360 m at -15.5 m depth, while West-side breakwater length is 315 m at -10.8 m depth. The weight of tetrapod tip is 11.23 tons, the arm weighs 9 tons and the base weighs 6 tons. The breakwater is planned at Design Water Level (DWL) of +3.3393 m and top elevation of breakwater is designed at +8.83 m. The width of breakwater is 7 m at the tip and gradually decreases to 3 m at the base. The ship channel is 40 m wide with ship channel depth of 3 m. From the result of wave planning evaluation, it can be concluded that the breakwater design from evaluation could be applied as policy making alternative for local government in the development of Glagah Beach breakwater in the future.

Kata Kunci : Transpor sedimen, Gelombang rencana, breakwater


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.