PENGOBATAN DONGKE DALAM KONTEKS KOSMOLOGI JAWA PADA MASYARAKAT TANGGULANGIN KABUPATEN TUBAN (Suatu Kajian Etnomedisin Jawa)
HARTO WICAKSONO, Atik Triratnawati, Dr,. M.A
2013 | Tesis | S2 AntropologiKetika masyarakat sakit, mereka masih memanfaatkan pengobatan tradisional, meskipun fasilitas kesehatan modern telah tersedia, seperti memanfaatkan dongke yang dilakukan oleh masyarakat Tanggulangin. Studi ini dilakukan untuk mengetahui tingginya animo masyarakat pergi berobat ke dongke, seiring perkembangan zaman yang semakin ilmiah, modern, dan rasional. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanggulangin yang menjadi bagian wilayah Kota Wali di Kabupaten Tuban. Waktu penelitian secara efektif dilakukan antara bulan Januari sampai Maret 2013. Partisipasi observasi dan wawancara mendalam dilakukan terhadap 40 informan. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan mengumpulkan kajian literatur. Sementara analisis data yang digunakan adalah analisis kontekstual yang berdasarkan pendekatan etnosains dan pilihan rasional masyarakat yang sedang mengalami perubahan. Tingginya animo masyarakat pergi ke dongke, karena masyarakat masih berpegang teguh pada kepercayaan Jawa tentang hari baik melalui petungan. Dongke dipercaya sebagai orang yang mampu mengetahui hari baik sekaligus praktisi penyembuh. Selain itu pilihan rasional masyarakat pergi ke dongke juga dipengaruhi oleh pandangan kultural, tingkatan pendidikan, ekonomi, jenis penyakit, jarak geografi dan sosial, serta kesamaan budaya. Beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi adalah kondisi alam (mikro dan makro) masyarakat. Konsepsi sehat dan sakit dipengaruhi oleh struktur sosial dan kosmologi masyarakat Jawa. Sehat dimaknai sebagai keadaan tubuh (Jawa: awak) yang seger kwarasan dan dalam keadaan seimbang antara jiwa, raga, dan pikiran. Sakit terjadi karena gangguan keseimbangan tubuh dan alam yang mengakibatkan individu tidak mampu menjalankan peran-perannya. Masyarakat dan dongke, sakit dikonsepsikan secara kontekstual dan komprehensif dengan memperhatikan hubungan kausalitas antara sistem kepercayaan, tradisi, dan alam masyarakat Tanggulangin. Menurut golongan agamis (Islam/santri), sehat dan sakit dimaknai sebagai keadaan ujian dari Allah. Masyarakat merespon gejala sakit tergantung etiologi penyakit yang menyerangnya. Apabila sakitnya akibat agen supranatural, maka penyembuhannya akan dilakukan secara supranatural, pun demikian sakit akibat naturalistik dan sebab stres. Sementara sistem pencegahan terhadap penyakit dilakukan mulai dari sistem gagasan, tindakan, dan melakukan ritual. Keberagaman jenis penyakit yang menyerang manusia seiring perubahan telah membuat masyarakat tidak memanfaatkan salah satu sistem medis saja. Kesadaran masyarakat yang didorong keinginan segera sembuh membuat masyarakat melakukan pilihan-pilihan rasional diantara sistem medis yang tersedia di Tanggulangin. Keinginan ini telah menstimulus masyarakat untuk menentukan prioritas dan pilihan yang tepat untuk merespon sakit. Respon pengobatan yang dilakukan merupakan bentuk keputusan diantara pilihan-pilihan rasional yang ada untuk mendapatkan kesembuhan dari sakit.
People who got ill, they still take a traditional medicine treatment system, as found in Tanggulangin society who used dongke. The study conducted to determine the interest of Tanggulangin society who go to the dongke that still high, in this modern and rational era. The data This research was conducted in Tanggulangin - Tuban. The studied effectively held between January and March 2013, although the research has been done in early 2012. Participation observation and in-depth interviews conducted with 40 informants. The collecting data also from literatures review. analyzed based on ethnoscience approaches and society rational choice changed. dongke, caused they still stuck on The high interest of society who went to Javanese beliefs called a petungan. Dongke believed to be the person who is able to know the good as well as healing practitioners. Dongke known as healer who knowing as well a “good daysâ€. The rational choice when they go to dongke influenced by view of culture, level of education, economic, diseases type, geography and social distance, and cultural similarities. The other influenced factor are natural conditions (micro and macro) in the society. Java. Tanggulangin society has concept about health and ill influenced by social structure and cosmology of Health concept defined as a condition called Seger kwarasan and in a condotional of balance between soul, body, and the mind. Ill concept defined as a unhealthy condition that make individuals cannot taking their roles in socio-cultural (family and society). Based on the recognition of society and Dongke, illness seen as contextually and comprehensively things with anttention relationships between beliefs, tradition system, and nature of Tanggulangin. The religious views (Islam/santri), health and ill has defined as gift of God. rituals. The society responses for illness symptoms depends on the diseases etiology attacked. If the pain caused by supernatural agents, it will be conducted with supernaturals healing, even because naturalistic and stress. The prevention system of diseases started from a system of ideas, actions, and to get healt The diversity of diseases attacked human while changed and development had make they are not using the only one of medical system. Public awareness of health make they have a rational choices about medical system in Tanggulangin. The awareness has stimulating society to determine the right priorities and choice to responses their pain. Treatment responses as a decisions between rational choices h.
Kata Kunci : dongke, kosmologi Jawa, dan etnomedisin