PENGUJIAN PENGGUNAAN TIGA INDIKATOR TERHADAP SATU INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DI PASAR SAHAM INDONESIA Studi Kasus pada Saham Le-45 dan pefindo-2|
Irwan Ariston, Prof. Dr. Jogiyanto Hartono M., M.B.A., CMA.
2013 | Tesis | S2 Magister ManajemenPenelitian ini bertujuan untuk menguji analisa teknikal dengan menggunakan indikator untuk keputusan buy atau sell di pasar saham Indonesia. Penelitian difokuskan pada pengujian antara menggunakan satu indikator dibandingkan dengan menggunakan tiga indikator secara satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Bila indikator memunculkan sinyal buy, maka eksekusi buy dilakukan di harga open keesokan hari bursa. Bila indikator memunculkan sinyal sell, maka eksekusi sell dilakukan di harga open keesokan hari bursa. Pengujian dilakukan atas sepuluh saham yaitu lima saham dari saham yang terdaftar di indeks LQ-45, dan lima saham dari saham yang terdaftar di indeks PEFINDO-25. Pengujian dilakukan di tiga periode yaitu di periode enam bulan terakhir (21 Juni 2012- 21 Desember 2012), satu tahun terakhir (21 Desember 2011 – 21 Desember 2012), dan dua tahun terakhir (21 Desember 2010 – 21 Desember 2012). Tujuannya untuk melihat apakah indikator dapat berfungsi di beberapa periode ataukah akan lebih menghasilkan bila dalam periode tertentu. Dari hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa menggunakan tiga indikator memberikan hasil sedikit lebih baik dibanding dengan hanya menggunakan satu indikator, khususnya dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama. Menggunakan tiga indikator akan mengurangi frekuensi trading bila dibandingkan dengan menggunakan hanya satu indikator. Menggunakan tiga indikator, walau frekuensi trading berkurang cukup signifikan, tapi tidak menjamin prosentase frekuensi dari winning trade juga akan meningkat. Bahkan dalam beberapa hal menggunakan hanya satu indikator bisa memiliki prosentase yang lebih baik pada frekuensi winning trade. Penggunaan analisis teknikal pada pengujian ini menunjukkan hasil yang signifikan lebih baik di kelompok saham PEFINDO-25 dibanding dengan di kelompok saham LQ-45. Hal ini mungkin disebabkan karena pergerakan harga yang lebih fluktuatif di saham dengan total aset kecil seperti di PEFINDO-25 akan lebih cocok terdeteksi lebih awal di analisis teknikal. Penggunaan analisis teknikal tidak menjamin selalu untung di setiap saat, karenanya dibutuhkan pembentukan portfolio, dalam contoh tesis ini ada lima saham, agar terhindar resiko pas dapat saham yang tidak menguntungkan untuk trading secara analisis teknikal. Dari penelitian ini ternyata menunjukkan bahwa survei yang mengatakan 90% trader akan mengalami kerugian dan bahkan bangkrut, ternyata bisa dihindari dan bahkan trading saham dengan hanya menggunakan analisis teknikal bisa memberikan keuntungan yang lumayan. Tentunya diperlukan kedisiplinan terhadap sinyalsinyal buy dan sell dari analisis teknikal, dan perlu membuat suatu portofolio setidaknya terdiri dari lima saham.
The research is aimed at testing a technical analysis using some indicators to decide on the buy and sell decision at stock market in Indonesia. The scope of the research is on testing a single indicator in comparison with testing three indicators in simultan. When the indicator brings the buy signal on, then buying activity will be executed at the open price on the next market day. Vice versa, when the indicator brings the sell signal on, then selling activity will be executed at the open price on the next market day. The research focuses on ten stocks, five of them are registered at LQ-45 index, while the remaining five at PEFINDO-25. The data then was tested against three time periods: a six-month period, starting on 21 st June 2012 until 21 st December 2012, a one-year period, starting on 21 st December 2011 until 21 st December 2012, and a two-year period, starting on 21 st December 2010 until 21 st December 2012. The goal is to check whether the indicator runs well in several time periods or instead provide a good result in a certain period. After running the test and analysing the result, it is concluded that using three indicators will bring a better result than using a single indicator, especially in a long period of trading. Using three indicators will reduce the frequency of trading compared to using a single indicator. Eventhough the trading frequency is reduced, using three indicators will not guarantee that the frequency percentage of winning trade will increase subsequently. In some instances, using a single indicator has a high percentage frequency of winning trade. The use of technical analysis can bring a better result on the test using stocks of PEFINDO-25 than those of LQ-45. Price volatility of stocks with low asset, such as in PEFINDO25, will be detected early when technical analysis is in use, is the reason why the test resulted in such a case. Using a technical analysis does not always guarantee that it will bring profit in anytime, and therefore, portfolio management is essential. In this thesis, the writer used five stocks in his portfolio to avoid any risk when market is unfavorable for trading using technical analysis. The research also reveals that a survey concluding 90% of trader will incur loss or even face a bankruptcy can be avoided. It also suggests that stocks trading using only technical analysis can yield a lucrative profit. This requires a trader to be discipline in executing the buy and sell signals arising from a technical analysis. Besides, a trader must manage a stock portfolio that consists of at least five stocks.
Kata Kunci : analisis teknikal, MACD, Stochastic, Bollinger Bands, ADX, RSI, trading saham, Bursa Efek Indonesia, tiga indikator analisis teknikal, satu indikator analisis teknikal, LQ-45, PEFINDO-25