Laporkan Masalah

ISLAMIC DISCOURSES IN CONTEMPORARY ISLAMIC JAVANESE WEDDING PRACTICES

DEWI CAHYA AMBARWATI, Prof. Dr. Mark Woodward

2012 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya

Tesis ini mengkaji praktek-praktek ritual, kostum dan perias pengantin Jawa Islam kontemporer di Yogyakarta. Sesuai yang ditentukan oleh Kraton Yogyakarta sebagai referensi utama tata cara adat pernikahan Jawa, upacara pernikahan diselenggarakan dalam beberapa fase, yaitu sebelum pernikahan, saat pernikahan dan setelah pernikahan. Tata cara pernikahan Jawa Islam yang dilakukan di luar tembok Kraton, bagaimana pun juga telah memberikan perubahan bagi tradisi Jawa dan Islam. Pola-pola perubahan ini tidak lain merupakan produk kreativitas subyek-subyek yang terlibat dalam rangka memperlihatkan dinamika manusia melalui ekspresi relijius dan budaya. Penelitian dilakukan sejak bulan November 2010 pada sejumlah acara pernikahan di Yogyakarta. Beberapa pernikahan mengundang pria sebagi juru rias. Wawancara mendalam dengan informan baik pada kesempatan acara maupun diluar acara sebagai salah satu cara pengumpulan data. Tesis ini menganalisa temuan-temuan dari pernikahan Jawa Islam kontemporer: bagaimana Islam dipahami, dipraktekkan dan ditransformasikan dalam pernikahan Jawa. Beberapa temuan menunjukkan adanya kompleksitas pada suatu pernikahan; klien melakukan ritual Jawa dan Islam pada upacara pernikahan, klien mengenakan kostum pengantin campuran Jawa dan Islam, dan sebuah tantangan segregasi jender dengan kehadiran perias laki-laki. Meskipun demikian, simbolisme Jawa dan Islam tidak mengalami pergeseran makna, tetap utuh. Upacara pernikahan tidak hanya sekedar sebuah tradisi untuk memperlihatkan kekayaan budaya adat Jawa melalui simbol-simbol, namun sebuah presentasi interaksi dialektikal dengan Islam yang ditunjukkan oleh subyek-subyek yang terlibat. Subyek pelaksana pernikahan akan merujuk pada diskursus mengenai pernikahan baik sumber Jawa maupun sumber Islam. Diskursus rujukan ini menentukan subyek dalam mempresentasikan pernikahan meski pada prakteknya, aktivitas yang dihasilkan subyek tidak selalu atas dasar diskursus tersebut. Hal ini dikarenakan adanya rasio-rasio tertentu baik politis, ekonomis, sosiologis, relijius, kultural maupun psikologis yang mendasari praktek cara-cara merayakan pernikahan. Rasio-rasio spesifik tersebut diatas ditunjukkan oleh artikulasi-artikulasi masing-masing subyek penelitian khususnya perias dan klien (pengantin dan keluarga). Artikulasi tersebut juga berargumen bahwa agama harus dipahami dari bentuk-bentuk praktek individu dan komunitas yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alamnya, tidak hanya berdasarkan doktrin, norma dan aturan agama yang tertuang secara tekstual. Praktek-praktek pernikahan yang bervariasi memperlihatkan suatu instabilitas sistem yang mendorong koneksi dialektis antara Jawa dan Islam. Tesis ini adalah sebuah tulisan atas penelitian yang mengindikasikan bahwa pernikahan Jawa Islam kontemporer merupakan bentuk lain dari peradaban Islamicate.

The thesis examines ritual practices, dress performances and wedding make up artists (paes) in contemporary Islamic Javanese wedding in Yogyakarta. As regulated by the Kraton of Yogyakarta, weddings encompass particular orders of pre wedding, wedding and post wedding. The current practices of Islamic Javanese wedding outside Kraton have, however, challenged the Javanese and Islamic traditions. The changing patterns of practices as creative products of the practitioners expose the human dynamics captured through religious as well cultural expressions. Field research was conducted since November 2010 that included observations at a number of weddings in Yogyakarta. Several weddings observed employed male paes. In-depth interviews with practitioners were also employed for data collection. This thesis analyzed the findings of the contemporary Islamic Javanese wedding: how Islam is understood, practiced and transformed in Javanese weddings. Some findings for example show a complexity of wedding; clients presented both Javanese and Islamic rituals for wedding ceremonies, clients took the mixed form of Islamic Javanese dress performances, and, a challenge of gender segregation by the emergence of male paes. In the course of such wedding, Islam and Javanese symbolism remains intact. To elaborate such contemporary Islamic Javanese wedding, this thesis makes use of Stuart Hall’s (1986) theory of articulation to understand the unstable patterns of wedding practices through the articulated subjects (practitioners) as well as articulated practices. Thus, each chapter builds on certain concepts of which are necessary to understand the social behaviours of persons and community. The specific linkages found in the articulations gives a space to argue that religions must be understood as modes of praxis through which individuals and communities interact with their social and natural environments as much as they are sets of doctrines, norms and precepts. The variety of wedding practices within instability reinforces the dialectical connection with both Islam and Javanese sources. The thesis also argues that the contemporary Islamic Javanese wedding is another form of Islamicate civilization.

Kata Kunci : wedding, Islam, Javanese adat, articulations


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.