Pembuatan model bendungan tanah dilakukan di dalam drainage and seepage tank untuk menganalisa rembesan akibat fluktuasi muka air di hulu bendungan (reservoir). Model bendungan dibentuk menggunakan campuran pasir gunung Merapi dengan lanau dari Wonosari. Variasi kadar campuran pasir 100%, 90% dan 80% dan kemiringan lereng hulu (slopeupstream) dibuat 1:1, 1:1,5 dan 1:2. Hasil percobaan menunjukan bahwa rembesan meningkat seiring dengan bertambahnya ketinggian muka air hulu. Bendungan dengan campuran lanau yang lebih banyak memiliki rembesan yang lebih kecil dan bendungan dengan slopeupstream lebih curam memiliki rembesan yang lebih besar. Pada saat kenaikan muka air hulu dengan cepat (rapid rising of water level), bendungan dengan slopeupstream yang curam menghasilkan kecepatan kenaikan muka air hulu (vR) yang besar dan ketinggian kelongsoran lereng hilir (hhilir) yang lebih tinggi. Pada saat penurunan muka air hulu dengan cepat (rapid drawdown of water level), bendungan dengan slopeupstream lebih landai menghasilkan kecepatan penurunan muka air hulu (vL) lebih kecil dan ketinggian kelongsoran lereng hulu (hhulu) lebih rendah. Sedangkan bendungan dengan campuran lanau lebih banyak mempunyai nilai vR dan vL lebih besar tetapi hhilir dan hhulu lebih rendah. Dalam pengelolaan bendungan perlu dilakukan pengamatan yang kontinu terhadap rembesan akibat fluktuasi muka air reservoir sehingga kegagalan bendungan dapat dihindari.

The modeling of earth dam carried out in a drainage and seepage tank was to analyze the seepage resulted from water level fluctuation in upstream dam (reservoir). The dam models were made of the mixture of Mt. Merapi sand deposit with silt from Wonosari. The sand mixture variations of 100%; 90% and 80% and the upstream slope inclination (slope upstream) were made in 1:1; 1:1.5 and 1:2. The result showed that the seepage can be to higher with the increase of upstream water level. Dam with more silt in the mixture had smaller seepage and the dam with steeper upstream slope had larger seepage. In the rapid rising of water level, the dam with steeper upstream slope would cause higher rising rate of upstream water level (vR) andthe height of downstream slope failure (h downstream). And in rapid drawdown of water level, the dam with more slanted upstream slope would cause smaller lowering rate of upstream water level (vL) and lower height of upstream slope failure (h upstream). While the dam with more silt in the mixture, it had higher value of vR and vL but lower h downstream and h upstream. In the dam management, it is required to continually monitor the seepage resulted from reservoir water level fluctuation in order to avoid the dam failure.

Kata Kunci : bendungan tanah, fluktuasi muka air, rembesan, kelongsoran lereng