Laporkan Masalah

Analisis Strategi Lembaga Keuangan Mikro Syariah Non-Bank: Studi Pada BMT Beringhardjo, Yogyakarta

Marissa Haque Fawzi, Prof.Dr.Basu Swastha Dharmmesta,MBA

2012 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Pesatnya perkembangan industri serba syariah di Indonesia tak terlepas dari populasi 80 persen masyarakat Muslim Indonesia. Sebelum krisis besar melanda Indonesia pada tahun 1998 kemudian sepuluh tahun setelahnya pada tahun 2008 dengan kejadian yang nyaris sama, para pelaku bisnis lembaga keuangan mikro non-bank berbasis syariah atau BMT (Baitul Maal wa Tamwil) mampu bertahan ditengah gempuran liberalisasi serta secara ‘rendah hati’ terus melakukan ekspansi. Namun sejalan dengan perkembangannya, kondisi tersebut turut memicu tingginya tingkat persaingan diantara sesama pengusaha dibidang sejenis Ditambah lagi dengan pengaruh faktor eksternalitas tak terkendali dari luar Indonesia, memacu BMT Beringhardjo untuk terus menerus melakukan evaluasi strategi dan terobosan agar mampu bertahan serta terus melakukan pengembangan, merumuskan bentuk strategi baru, agar dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan unggul sebagai pemenang. Penelitian ini dimulai dengan melakukan analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Dalam menganalisis digunakan metode analisis SWOT untuk membobot derajat kepentingan setiap aktor dan faktor. Dari uji Matriks IE, diperoleh posisi bersaing BMT Beringhardjo pada kuadran atau sel IV IE Matriks, dengan strategi pertumbuhan konsentrasi melalui integrasi horizontal. Dengan melihat posisi: (1) bersaing; (2) kekuatan; (3) kelemahan; (4) peluang; dan (5) ancaman. Dalam hal ini BMT Beringhardjo sebaiknya menggunakan strategi: (1) penetrasi pasar; (2) pengembangan pasar; dan juga (3) strategi integrasi horizontal selain menciptakan inovasi-inovasi kreatif juga harus dilakukan.

The vast growing industry of Indonesian syariah economic development, could not be separated from the fact that 80 percent of Indonesian population were Muslims. Prior to the 1998 economic down fall, and with almost the same condition in ten years after in 2008, amidst the liberalization macroeconomic storm, players of syariah micro economic non-bank business or BMT (Baitul Maal wa Tamwil) have the endurance to be remain stable as well as run sustain humble expansions. Unfortunately, the situation had created a high competition tension among players, as well as well as the influence from its external factors which simultaneously strives BMT Beringhadjo to evaluate its strategy to be able to be sustainable and well developed by formulating a new strategy on its competitive advantage. The research conduction begins with the internal and external analysis of the company using the SWOT Analysis methods. Where the SWOT Analysis shows the strength of BMT Beringhadjo business in its market penetration. BMT Beringhadjo business attraction lies in the human development research conducting. Through the IE Matrix, founds BMT Beringhadjo competitive position in IV Quadrant or cell IV Matrix IE, with growth strategy through horizontal integration concentration. Looking to the position of: (1) competition; (2) strength; (3) weakness; (4) opportunity; and (5) threats, BMT Beringhadjo using the strategy of: (1) market penetration; (2) market development; as well as (3) horizontal integration strategy. However, through the company alternative strategy, in facing its competition and gain success, innovation in creative creation is inevitable.

Kata Kunci : Kredit Mikro Syariah manajemen stratejik, strategi blue ocean, matriks, SWOT


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.