SATU TUNGKU TIGA BATU (Kerja Sama Tiga Agama Dalam Kehidupan Beragama di Fakfak)
Suparto Iribaram, Dr. Pujo Semedi H., Y., M.A.
2011 | Tesis | S2 Antropologikerukunan beragama di Fakfak merupakan harmoni kehidupan beragama yang dilandasi nilai dan etika budaya yang masih melekat. Kenyataan perbedaan agama bukan penghalang untuk berinteraksi tetapi ikatan kekerabatan dan persaudaraan dijaga dengan nilai budaya lokal. Dalam masyarakat Fakfak, ada istilah neret/magan mampu menyatukan mereka walaupun mereka berbeda agama. Kerja sama yang terjalin mampu menjembatani hubungan antarkelompok agama dengan solidaritas dan nilai lokal sehingga mampu menepis segala isu di dalam kehidupan masyarakat. Satu Tungku Tiga Batu merupakan alat kontrol untuk mempertahankan kehidupan beragama yang harmonis di dalam kehidupan masyarakat Patipi. Perilaku sosial masyarakat Patipi terbangun karena sejarah hidup masyarakat. Bagi mereka kehidupan bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan individu, tetapi lebih untuk memelihara dan mempertahankan kelangsungan hidup bersama. Pertentangan hanya akan merusak kelangsungan hidup dan mengganggu keharmonisan fungsi sistem sosial masyarakat. Dengan kata lain, integrasi sosial hanya dapat terwujud jika ada kesatuan fungsional antara sub-sub-sistem yang ada dalam masyarakat Kehidupan antaragama pada saat melakukan observasi dan wawancara telah mendapat gambaran tentang aktivitas keagamaan di masyarakat Teluk Patipi.. Satu Tungku Tiga Batu masih mampu menjadi slogan yang dapat meredam gejolak agama di Patipi Kabupaten Fakfak dimana pemerintah ikut menyuarakan hal itu melalui program yang diperuntukan kepada seluruh masyarakat. Kerja sama warga di Patipi bukan hanya pada aktivitas keagamaan tetapi didalam seluruh aktivitas hidup mereka seperti aktivitas ekonomi, Sosial dan agama sehingga menjaga kebiasaan ini menjadi sebuah model dalam hidup rukun dan saling menghormati. Walaupun demikian persoalan ideology terkadang dimanfaatkan orang tertentu dalam mengejar posisi dan reputasi sehingga melenceng dari kebiasaan sebenarnya. Dengan demikian, kesadaran perbedaan agama bukan jadi penghalang karena masyarakat hidup damai dengan filosofi Satu Tungku Tiga Batu satu saudara satu hati tanpa melihat asal agama sehingga hal yang harus diantisipasi adalah gerakan-gerakan keagamaan radikal yang dapat melemahkan konsep yang telah dibangun lama.
Religion harmony in Fakfak is religious livelihood harmony based on cultural value and ethic remains attaches. Actually, religious diversity is not obstruction for interacting mutually, whereas kinship relationship being maintained through local culture. Term neret/magan in Fakfak is able to unify their diversity religion. The existed cooperation potentially moderating religion inter-group relationship through solidarity and local value thus it can prevent various issues in society. Satu Tungku Tiga Batu is a control means in maintaining religion livelihood harmoniousness among Patipi society. Patipi social behavior is structured on society history. On their behalf, live is not merely for completing individual need, but to defend and maintains social livelihood. Conflict will break the viability and social system function harmony. In other word, social integration only can be met through functional unity between subs-system within society. Religious activity descriptions in Teluk Patipi society were gained during observation and interview. Satu Tungku Tiga Batu remains able considered as slogan potentially reducing religious conflict in Patipi, Fakfak district which government participate declaring it through community-based program. Inhabitant’s cooperation in Patipi is not only in religious activity but also inside whole life activity as economic, social, and religious activities which turns this habit as harmonious life model and establishes mutual respect. However, ideological issue sometime being exploited by some people who cashing their position and reputation which deflects from initial habit. Hence, religious diversity awareness is not an obstruction for Patipi people since them ability to live peacefully through Satu Tungku Tiga Batu philosophy that means one in diversity religious. The point should be anticipated is radical religion movement potentially demoralizes concepts existences.
Kata Kunci : Agama, Nilai,Harmoni