Laporkan Masalah

Evaluasi perkerasan jalan dan metodeaashto :: Studi kasus ruas jalan Ampenan-Aenggigi-Pemenang, Kab. Lombok Barat, Prop. Nusa Tenggara Barat

RHYNALDIE, Oskar Patriawan, Ir. H. Wardhani Sartono, M.Sc

2010 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Propinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya Kabupaten Lombok Barat merupakan daerah yang sedang berkembang, banyak sektor yang menjadi andalan dalam menambah pendapatan daerah, salah satunya adalah sector pariwisata. Ruas jalan Ampenan – Senggigi – Pemenang merupakan jalan utama yang memiliki peranan penting, karena daerah yang berada disepanjang ruas jalan tersebut merupakan sentra perdagangan, daerah kawasan nelayan, dan kawasan pariwisata (pantai Senggigi – Gili Trawangan). Perhatian Pemerintah Daerah sangat diperlukan dalam upaya pemeliharaan dan perbaikan fasilitas jalan agar dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah. Evaluasi perkerasan lentur jalan (flexible pavement) pada ruas jalan Ampenan – Senggigi – Pemenang dilakukan dengan menggunakan metode analisa komponen (SNI-1732-1989-F Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen) dan Metode AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials, 1993) sebagai perbandingan untuk mendapatkan nilai tebal lapis tambahan (overlay) yang optimum. Lalu lintas harian rata-rata ruas jalan Ampenan – Senggigi – Pemenang tahun 2009 adalah 5957 kendaraan/ hari / 2 lajur. Perkerasan lentur direncanakan bekerja selama 10 tahun dari tahun 2011 sampai 2021. Lalu lintas ekivalen rencana (LER) berdasarkan analisis metode analisa komponen diperoleh 688 kendaraan, dan beban kendaraan rencana (W18 rencana, ESAL) berdasarkan metode AASHTO’93 diperoleh 3063092. CBR desain tanah dasar 6 %. Hasil evaluasi dengan metode analisa komponen dan metode AASHTO (1993) dapat dilihat perbandingan yang menunjukkan perbedaan tebal lapis perkerasan tambahan (overlay). Berdasarkan evaluasi menggunakan metode analisa komponen, lapis tambahan (overlay) berupa Laston (MS 744) dengan tebal 9 cm dan sisa umur jalan 27 %. Sedangkan dengan metode AASHTO diperoleh lapis permukaan tambahan (overlay) berupa Laston (MS 744) dengan tebal 3 in dan sisa umur jalan 27 %.

Province of Nusa Tenggara Barat, especially the district of Lombok Barat is an area being developed, many sector become a mainstay in increasing revenue, one of which is tourism sector. Ampenan – Senggigi – Pemenang street is the main street that has an important role, because areas are along the roads is a center of trade, fishermen area, and tourism area (Senggigi beach – Gili Trawangan). Attention of local government is needed to maintain and improve roads facility in order to be use properly so as to increase the regional economy. Evaluation of flexible pavement on the Ampenan – Senggigi – Pemenang streets is done by using Components Analysis Method (SNI-1732-1989-F Procedures for Planning Heavy Flexible Pavement Highway with Components Analysis Method), and AASHTO Method (American Association of State Highway and Transportation Officials, 1993) as a ratio to get optimum a thick overlay layer of pavement. Average Annual Daily Traffic of Ampenan – Senggigi – Pemenang street in 2009 was 5957 vehicles/day/2 lanes. Flexible Pavement planned to work for 10 years from 2011 until 2021. Equivalent traffic plan (LER) based Components Analysis Method obtained 688 vehicles, and vehicle load plan (W18 plan, ESAL) based on AASHTO’93 method gained 3063092. CBR design of subgrade 6%. The results of evaluation with Components Analysis Method and AASHTO (1993) method can be seen comparisons that show differences thick overlay layer of pavement. Based on evaluation using the Method of Components Analysis, overlay layer of Laston (MS 744) with a thick 9 cm and remaining life 27 %. While the method of AASHTO obtained overlay layer of Laston (MS 744) with a thick 3 in and remaining life 27 %.

Kata Kunci : Analisa komponen,AASHTO (1993),LER,ESAL,CBR


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.