Makian dalam bahasa Madura
DAMANHURI, Adam, Prof.Dr. I Dewa Putu Wijana, SU.,MA
2007 | Tesis | S2 LinguistikPenelitian ini bertujuan untuk menjabarkan dan memahami bentuk, referensi, dan fungsi makian dalam bahasa Madura pada masyarakat tutiirnya dengan berdasarkan konteks sosial. Bentuk makian dalam bahasa Madura terbagi dalam kategori bentuk kata, bentuk frase, dan bentuk kiausa. Bentuk kata makian dibagi menjadi bentuk kata monomorfemik dan bentuk kata polimorfemik. Bentuk kata monomorfemik dibagi berdasarkan kategori kata, yakni kategori verba, nomina, dan ajektiva. Bentuk kata polimorfemik diuraikan menjadi bentuk-bentuk kata yang mengalami proses morfologis, yakni afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan. Makian bentuk frase juga dibagi berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, yakni frase verba, frase nomina, dan frase ajektiva. Sedangkan yang terakhir yakni bentuk kiausa makian, yang merupakan bentuk paling kompleks diantara bentuk bentuk lainnya. Semua bentuk makian tersebut nantinya akan dianalisa secara morfologis dan sintaksis. Referensi makian dikategorikan menurut ada tidaknya acuan suatu makian, sehingga diperoleh beberapa kategori yakni; 1). Referensi makian kategori keadaan, 2). Referensi makian kategori binatang, 3). Referensi makian kategori makhluk halus, 4). Referensi makian kategori benda-benda, 5). Referensi makian kategori bagian tubuh, 6). Referensi makian kategori kekerabatan, 7). Referensi makian kategori aktivitas, 8). Referensi makian kategori profesi, 9). Referensi makian kategori etnis dan bangsa, and I O). Referensi makian kategori seru. Pembahasan referensi makian tersebut nantinya dihubungkan dengan tabu dan metafora bahasa, dimana akan dicari juga eufemisme dan disfemisme bentuk makian dalam suatu referensi yang sama. Makian memenuhi ftmgsi emotif dan fatis bahasa. Kedua fungsì bahasa tersebut diuraikan menjadi beberapa fungsi makian, yakni (1). Mengungkapkan rasa marah, (2). Mengungkapkan rasa kesal, (3). Mengungkapkan rasa kecewa, (4). Mengungkapkan rasa ancaman, (5). Mengungkapkan rasa menghina atau olokan, dan (6). Mengungkapkan rasa menyesal, (7). Mengungkapkan rasa kagum atau keterkejutan, dan (8). Mengungkapkan rasa intim atau keakraban. Fungsi fungsi makian itu akan dihubungkan dengan SPEAKING faktor-faktor peristiwa tutur milik Hymes untuk membedakan antra satu dan lainnya.
The goal of this research is to describe and known the forms, references, and functions of madurese swarewords used in its speech community based on social contexts. The Madurese swarewords’ form is categorized in word’s form, phrase’s forms, and clause’s forms. The word’s form is divided into monomorphemic and polymorphemic forms. The monomorphemic’s forms are based on the word’s type, which are verbal, nominal, and adjectival forms, and the other form is the swarewords’ form which is being in morphological process, such as affixation, compound’s word, and reduplication. The phrase’s form is divided as its phase’s type; they are verbal phrase, nominal phrase, and adjectival phrase. The last is clause’s form as the most complex form in swareword’s. Those all grouping of swareword’s form are analyze from both morphological and syntax The swarewords reference categorized as it’s referent, they are;1). Referensi makian kategori keadaan, 2). Referensi makian kategori binatang, 3). Referensi makian kategori makhluk halus, 4). Referensi makian kategori bendabenda, 5). Referensi makian kategori bagian tubuh, 6). Referensi makian kategori kekerabatan, 7). Referensi makian kategori aktivitas, 8). Referensi makian kategori profesi, 9). Referensi makian kategori etnis dan bangsa, and 10). Referensi makian kategori seru. Those references are analyzed as their taboo and metaphor’s identifying features, and whether each of them is an euphemism or a dysphemism form for others in the same reference’s category. As the common language function, swarewords’ function filled the emotic and phatic function. Those two functions are separated in use as the manner of (1). Mengungkapkan rasa marah, (2). Mengungkapkan rasa kesal, (3). Mengungkapkan rasa kecewa, (4). Mengungkapkan rasa ancaman, (5). Mengungkapkan rasa menghina atau olokan, dan (6). Mengungkapkan rasa menyesal, (7). Mengungkapkan rasa kagum atau keterkejutan, and (8). Mengungkapkan rasa intim atau keakraban. The context of swarewords link with the Hymes’ category of speech event in SPEAKING acronym for distinguished them.
Kata Kunci : Bahasa Madura,Bentuk dan Referensi,Makian,