Keberhasilan individu dalam mencegah timbulnya penyakit infeksi sangat tergantung dari kemampuan respons imun tubuhnya terhadap agen infeksi tersebut. Dilaporkan bahwa salah satu cara meningkatkan respons imun tubuh adalah dengan pemberian antioksidan. Buah merah (Pandanus conoideus Lam) mengandung karotenoid serta tokoferol yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian minyak buah merah terhadap respons imun alamiah, yaitu mengkaji aktivitas fagositosis makrofag peritoneal dan respons imun adaptif, yaitu mengkaji aktivitas proliferasi limfosit limpa pada mencit yang diinfeksi L. monocytogenes. Penelitian ini menggunakan mencit Balb/c betina diseleksi secara random dan dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 12 mencit. Kelompok I dan II mendapat akuades dan kelompok III, IV, V mendapat minyak buah merah dengan dosis yang berbeda-beda, yaitu 0,3 mL/kgBB/hari, 0,6 mL/kgBB/hari, dan 1,2 mL/kgBB/hari. Awalnya hewan coba diberi akuades atau minyak buah merah setiap hari selama 14 hari, kemudian pada hari ke-15 kelompok II, III, IV, dan V diinfeksi L.monocytogenes. Pada hari 0, 2, 3, 6 setelah inokulasi bakteri, 3 mencit dari masing-masing kelompok dikorbankan untuk kultur makrofag dari cairan peritoneum. Aktivitas fagositosis makrofag terhadap partikel lateks kemudian diuji. Kultur limfosit diuji aktivitas proliferasinya dengan metode MTT assay. Perbedaan bermakna aktivitas fagositosis makrofag antara kelompok yang mendapat minyak buah merah dan akuades terjadi sejak hari ke-0 pascainfeksi. Pada hari ke-3 pascainfeksi, aktivitas fagositosis makrofag pada mencit yang mendapat minyak buah merah sebanyak 0,3 ml/kgBB/hari meningkat sampai 3,5x dibandingkan mencit yang mendapat akuades, 3 x pada dosis 0,6 mL/kgBB/hari, dan 2,7 x pada dosis 1,2 mL/kgBB/hari. Peningkatan ini paling tinggi pada dosis 0,3 mL/kgBB/hari pada hari ke-6 pascainfeksi, yaitu 4,1 x dibandingkan mencit yang mendapat akuades sebesar 58,83%. Perbedaan bermakna proliferasi limfosit limpa antara kelompok yang mendapat minyak buah merah dan akuades mulai tampak pada hari ke-2 pascainfeksi. Pada hari ke-3 pasca infeksi, rerata nilai OD limfosit limpa mencit pada kelompok I adalah 0,769±0,025, kelompok II adalah 0,904±0,048, kelompok III adalah 1,110±0,020, kelompok IV adalah 1,021±0,033, dan kelompok V adalah 0,979±0.002. Aktivitas proliferasi ini paling tinggi pada kelompok III (hari ke-6 pasca infeksi), yaitu 1,194±0.032. Disimpulkan bahwa minyak buah merah mampu meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag dan proliferasi limfosit.

The success of individual in keeping himself/herself healthy from infectious disease is depending upon the ability of their body immune responses againts infectious agents. It is reported that one way to increase the immune responses is by giving antioxidant. Buah merah (Pandanus conoideus Lam) contains carotenoid and tocoferol that function as antioxidant. This study was aimed at investigating the effect of P. conoideus Lam on innate and adaptive immune responses, ie. phagocytic activities of peritoneal macrophages and spleen lymphocyte proliferation, respectively in mice after being infected with Listeria monocytogenes. Sixty female Balb/c mice were used throughout the study, and randomly selected. The animals were divided into five groups, each group were 12 mice. The first and second groups received aquadest only, whereas the third, fourth, and fifth groups received P. conoideus Lam with different doses, ie. 0.3, 0.6, and 1.2 mL/kbBW/day, respectively. Initially, the mice were given aquadest or P. conoideus Lam everyday for 14 days. At day 15th, the second, third, fourth, and fifth groups were infected with L. monocytogenes. At day 0, 2, 3, 6 after inoculation with bacteria, 3 mice of each group were killed, peritoneal macrophages were cultured, and will be assayed for their phagocytic activities againsts latex particles. Lymphocytes from spleen were cultured and tested for their proliferation activities by using MTT assay method. The significant difference of phagocytic activities of macrophages phagocytosis between the groups of which received P. conoideus Lam and aquadest occurred at day 0 after infection. Three days after infection, the phagocytic activities of macrophages were increased up to 3.5, 3.0, and 2.7 folds following the induction with 0.3, 0.6, 1.2 mL/kgBW/day of P. conoideus Lam, respectively. The highest phagocytic activity was achieved at day 6 after receiving 0,3 mL/kgBW/day, ie. 4.1 fold than those of control group that received aquadest only. Lymphocyte proliferation assay demonstrated that there was significant difference between the groups with P. conoideus Lam and aquadest, started at day 2 after infection. The OD values recorded at day 3 in groups I, II, III, IV, and V were 0.769 ± 0.025, 0.904 ± 0.048, 1.110 ± 0.020, 1.021 ± 0.033, 0.979 ± 0.002, respectively. The highest OD value, ie. 1.194 ± 0.032, occurred at day 6 after receiving 0,3 mL/kgBW/day. In conclusion, Pandanus conoideus Lam could increase the phagocytic activities of macrophages and lymphocyte proliferation.

Kata Kunci : Infeksi,Imun,Alamiah,Minyak Buah Merah