Luaran neonatal preterm pada kasus preeklamsia
NURFIANTO, Sigit, Prof.Dr. H. Sulchan Sofoewan, Ph.D.,SpOG(K)
2004 | Tesis | PPDS I Obstetri dan GinekologiLatar belakang : Prceklamsia menyebabkan perubahan hemodinamik serta seluler, perubahan yang terjadi mengakibatkan gangguan pada sirkulasi uteroplasenta. Terdapat beberapa pendapat mengenai luaran neonatal preterm pada preeklamsiafEklamsia, beberapa peneliti menganggap janin berada dalam keadaan stress in. utero, hal ini akan mempercepat pematangan paru, sehingga luaran neonatal akan lebih baik, peneliti lain berpendapat bahwa tidak terdapat pengaruh terhadap luaran neonatal, disamping itu ada yang berpendapat bahwa kematian perinatal meningkat pada preeklamsia, sehingga luaran neonatal lebih jelek. Tujuan : Mengetahui pengaruh preeklamsia berat/eklamsia terhadap luaran neonatal pada kejadian asfiksia, infeksi, kematian neonatal dini dan Respiratory Distress Syndrome (RDS) pada persalinan preteim Rancangan penelitian :lljlrsforical CC)/101"! Bahan dan cara : Sumber data pada penelitian ini adalah rekam medis dari ibu yang melahirkan bayi preteim, dan rekam medis bayi yang dilahirkannya. Populasi pada penelitian ini adalah semua persalinan preterm yang terjadi di Kamar Bersalin RS. Dr. Sardjito J ogj akaita dalam kurun waktu 1 Januari 2000 sampai dengan 31 Desember2003. Subyek penelitian adalah semua bayi preteim yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok teipapar adalah bayi preterm dari ibu preeklamsia sedangkan kelompok kontrol adalah bayi preterm dari ibu yang tidak menderita preeklampsia. Dari ke 2 kelompok tersebut diamati luaran neonatal pada kejadian asfiksia, infeksi, kematian neonatal dini dan RDS. Selama periode penelitian terdapat 325 persalinan preteim yang memenuhi kriteria kelayakan sebagai subyek penelitian, neonatal preterm dari ibu preeklamsia ada 99 kasus dan dari ibu bukan preeklamsia ada 226 kasus. Hasil : Pada penelitian ini dari analisis bivariat tidak terdapat perbedaan bermakna luaran neonatal pada kejadian infeksi (; RR=0,85; 95 % CI : 0,58- 1,25; p=0,39), kematian neonatal dini (RR=0,76; 95 % Cl: 0,49-1,17;p=0,20), dan RDS (RR=0,43; 95%Cl=0,20-0,94; p=0,02), sedangkan pada kejadian asfiksia, preeklamsiafcklamsia secara statistik beimakna meningkatkan asfiksia neonatal sebesar 1,38 kali dibanding ibu hamil tanpa preeklamsiafcklamsia (RR=1,38; 95% CI=1,05-1,83; p=0,03). Pada analisis multivariat secara statistik preeklamsia berpengaiuh secara bermakna terhadap kejadian asfiksia neonatal (p=0,00), sedangkan pada kejadian kematian neonatal dini, infeksi neonatal dan RDS, preeklamsia tidakberp engaiuh secara bermakna. Simpulan : Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa preeklamsiafcklamsia tidak memperburuk luaran neonatal pada kejadian kematian neonatal dini, sepsis neonatal dan RDS, preeklamsiafcklamsia memperbuiuk luaran neonatal pada peningkatan kej adian asfiksia neonatal.
Available in Fulltext
Kata Kunci : Persalinan Preterm,Preeklamsia