Seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika tuntutan masyarakat, Birokrat sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas Pemerintahan dirasa semakin perlu untuk ditingkatkan kualitasnya. Pendidikan dan Pelatihan Struktural pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pembinaan terhadap kualitas Birokrat, dengan tujuan yang mengarah pada upaya peningkatan sikap dan perilaku para Birokrat. Disamping itu juga untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan memimpin serta meningkatkan kemampuan tehnis. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa Pendidikan dan Pelatihan Struktural merupakan salah satu instrumen pengembangan potensi Birokrat yang berkorelasi langsung terhadap perilaku Birokrat. Penelitian ini memfokuskan pada upaya untuk menganalisa hubungan dan pengaruh antara Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Struktural dengan Perilaku Birokrat Pemerintah Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan menggunakan unit analisis Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh, dan sebagai populasinya adalah para Pegawai yang telah mengikuti Pendidikan dan Pelatiha n Struktural. Dari jumlah 594 orang Pegawai yang telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Struktural tersebut, diambil sampel dengan berdasarkan rumus penarikan sampel Frank Linch hasilnya sebanyak 83 orang. Selanjutnya pengambilan sampel ini berdasarkan strata Diklat dengan menggunakan tehnik Stratified proposional Random Sampling. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Struktural Kota Banda Aceh belum optimal, ini disebabkan karena beberapa faktor dominan yang mempengaruhinya antara lain Materi Kurikulum, Kualitas dan kuantitas Widyaiswara serta fasilitas penunjang pelaksanaan Diklat relatif masih belum memadai. Berdasarkan hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Struktural dengan Perilaku Birokrat di Kota Banda Aceh memiliki hubungan yang positif, dengan keeratan hubungan dalam kategori Sedang/Cukup erat. Sedangkan hasil analisis determinasi menunjukkan bahwa besarnya kontribusi pengaruh yang diberikan oleh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Struktural terhadap Perilaku Birokrat di Kota Banda Aceh masih relatif kecil, sehingga disamping Pendidikan dan Pelatihan Struktural diindikasikan masih ada faktor- faktor lain yang berpengaruh terhadap perilaku Birokrat seperti faktor lingkungan, genetika, pengalaman, dan lain sebagainya, hanya saja faktor-faktor lain tersebut tidak termasuk dalam lingkup penelitian ini. Oleh karena itu tidak terlalu berlebihan apabila disarankan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh untuk lebih meningkatkan kualitas Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Struktural di Kota Banda Aceh. Disamping itu perlu ditempuh langkahlangkah peningkatan motivasi perilaku Birokrat seperti efektifitas promosi, mutasi dan sistem insentif, dengan harapan akan diperoleh Birokrat yang memiliki perilaku dan sikap yang diharapkan.

Together with the time development and the community demand dynamics, it is important to increase the quality of the bureaucrats as the important personnel in performing the governance duties. In essence, Structural Education and Training is an effort to establish the bureaucrat quality, with the purpose to increase the quality of their attitude and behavior. Besides, the program is also needed to increase their capability and skill in leading as well as to increase their technical capability. Therefore, it can be assumed that the Structural Education and Training is one of the instruments to develop the bureaucrat potency that has a direct correlation with the bureaucrat behavior. The research focused on the effort to analyze the correlation and influence between the Structural Education and Training Execution and the Behavior of the Bureaucrats of the Banda Aceh City Government Nanggroe Aceh Darussalam Province. The analysis unit of the research was the Civil State Staff at the City Government Nanggroe Aceh Darussalam Province., and the population was the staff who had followed the Structural Education and Training. From 594 staff who had followed the Structural Education and Training, the researcher took 83 staff as the sample based on the Frank Linch sample taking formula. The sample was also taken using the Stratified Proportional Random Sampling technique based on the Education and Training strata. The results of the research showed that the Structural Education and Training in Banda Aceh City had not reached an optimum result. This was because of several factors, among others, the Curriculum Materials, the Widyaiswara Quality and Quantity as well as inadequate facilities to support the Structural Education and Training Execution. The correlation analysis result showed that there was a positive correlation between the Structural Education and Training; the correlation going into the fair category. Meanwhile, the determination analysis result showed that the Structural Education and Training Execution had a relatively low influence towards the Bureaucrat Behavior in Banda Aceh City. Therefore, besides the Structural Education and Training, it was indicated that there were several other factors having influence towards the Bureaucrat Behavior, among others, the factors of environment, genetics, experience and other factor. However, those other factors were not included in this research. Therefore, it is recommended to the Banda Aceh City Government to more increase the quality of the Structural Education and Training in Banda Aceh City. Besides, it is necessary to take several steps in order to increase the motivation of the Bureaucrat behavior, among others, the promotion effectiveness, mutation, and incentive system, with an expectation to get the Bureaucrats having the expected behavior and attitude

Kata Kunci : Birokrat,Perilaku,Diklat Struktural