Intoleransi kaum puritan pada masa kolonial di Amerika :: Ditinjau dari Film The Scarlet letter dan The Crucible
MUSA, Dahniar Th, Prof.Dr. T. Ibrahim Alfian, MA
2003 | Tesis | S2 Pengkajian AmerikaKajian ini bertujuan untuk mengetahui proses migrasi dan intoleransi kaum Puritan terhadap orang-orang yang berbeda pendapat atau pemikiran dengan keyakinan yang mereka anut. Hal ini ditinjau menurut pandangan masyarakat Amerika pada abad ke-19 dan abad ke-20. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Sebab itu data yang dipergunakan dalam penelitian ini, diperoleh melalui buku-buku, novel, jurnal, dan film dari beberapa perpustakaan serta internet. Kajian ini menggunakan pendekatan interdisciplinary studies, seperti pendekatan sejarah, budaya, sosiologi, dan micro to macro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa migrasi kaum Puritan dari Inggris ke Amerika terjadi karena mereka menentang sikap pemerintah dan gereja yang tidak demokratis. Setelah berada di Massachusetts, Amerika untuk menemukan kebebasan terhadap keyakinan yang mereka anut menyebabkan mereka mengeksploitasi kebebasan orang lain sehingga demokrasi yang dituntut oleh mereka menjadi sebuah paradoks. Hawthorne dan Miller melalui hasil karya mereka, mengritik sikap kaum Puritan yang mengusir, memburu, bahkan menghukum gantung orang-orang yang tidak sependapat dengan keyakinan yang mereka anut. Sikap seperti ini dianggap bertentangan dengan Idiologi Bangsa Amerika yaitu demokrasi, kesamaan kedudukan, dan kebebasan sebagaimana yang tercantum dalam Declaration of Independence. Kedua sastrawan ini pun menginterpretasikan suatu sikap tentang agama bahwa setiap orang memiliki keyakinan yang berbeda meskipun terhadap agama yang sama. Sebab itu intoleransi kaum Puritan menunjukkan suatu sikap tirani dalam negara yang menghargai demokrasi dan kebebasan manusia sebagai makhluk Tuhan.
The study discusses Puritans migration process and religious intolerance toward people of different divinity in American society, particulary in the 19 th and 20 th century. This study employs library research in which the data were gathered from some sources: books, journals, novels, films, and internet. Besides, this study was conducted under interdisciplinary approach such as historical, cultural, sociological, and micro to macro. The result of this study shows that the migration of Puritan society occured because they opposed absolute power of government and church. Having settled in Massachusetts, America in order to find the religious freedom, the Puritan started to exploit other’s religious freedom. Thus, the Puritan democracy left in paradox. Hawthorne and Miller criticized the Puritan through their literary work. The Puritan hunted, exiled, executed people who did not have the same belief as they were. This kinds of ethic were against American’s democracy, equality, and freedom as written in the Declaration of Independence. Hawthorne and Miller also interpreted that religious behavior; everyone has a different belief although it’s in the same religion. Thus, the Puritan intolerance indicated the tyranny behavior in the states which appreciate democracy and freedom for human being as a God creation.
Kata Kunci : Sastra Inggris Amerika,Film,The Scarlet Letter dan The Crucible, Puritan, religious intolerance