PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI DAN KECEMASAN ANTARA RESIDEN BAGIAN BEDAH DENGAN RESIDEN BAGIAN NON BEDAH FK UGM YOGYAKARTA TAHUN 2017
DR. LISDAYANTI, Dr. dr. Carla R Marchira, SpKJ(K).; dr. Mahar Agusno, SpKJ(K).; Dr. dr. Budi Pratiti, SpKJ
2018 | Tesis-Spesialis | ILMU KEDOKTERAN JIWALatar belakang: Beberapa aspek dari proses pendidikan dokter spesialis dapat mengakibatkan timbulnya gangguan psikiatri pada residen yang menjalaninya. Gangguan psikiatrik yang paling sering adalah burnout, fatique, depresi dan anxietas. Gangguan ini selanjutnya dapat menimbulkan dampak personal, akademik dan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Salah satu faktor protektif yang dapat memperkecil risiko munculnya gangguan psikiatrik adalah resiliensi. Tujuan: untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat resiliensi dan kecemasan antara residen bagian bedah dengan residen bagian non bedah FK UGM Yogyakarta. Metode: Penelitian kuantitatif, cross- sectional yang bersifat deskriptif analitik. Subyek penelitian adalah residen FK UGM dari bagian bedah (Bedah, Obsgin dan Anestesi) dan bagian non bedah (Psikiatri, PA dan Radiologi). Instrumen yang digunakan adalah Connor-Davidson Resilience Scale 25 item (CD-RISC-25) dan Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) . Data yang diperoleh kemudian dianalis is dengan SPSS 21. Hasil: Dari 140 residen yang menjadi subyek penelitian, didapatkan hasil bahwa residen bagian bedah resiliensi tinggi 20%, sedang 54,3% dan rendah 25,7%; sedangkan tingkat resiliensi residen bagian non bedah; tinggi 15,7%, sedang 64,3% dan rendah 20%. Kecemasan pada residen non bedah sebesar 87,5% dan kecemasan residen bagian bedah sebesar 12,5%. Residen Bedah menunjukkan resiliensi tertinggi dan tidak ada kecemasan; sedangkan residen Psikiatri dengan kecemasan tertinggi (20,7%). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna tingkat resiliensi antara residen bagian bedah dengan residen bagian non bedah ( x =1,450 p=0,484 95% CI). Terdapat perbedaan kecemasan yang bermakna antara residen bagian bedah dengan residen bagian non bedah ( x 2 =4,773 p=0,029 95% CI). Kecenderungan mengalami kecemasan lebih tinggi pada residen perempuan, lama pendidikan lebih dari 4 tahun dan resiliensi rendah. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna tingkat resiliensi antara residen bagian bedah dengan residen bagian non bedah. Terdapat perbedaan kecemasan yang bermakna antara residen bagian bedah dengan residen bagian non bedah.
Background: Some aspects of the process specialistic training can cause psychiatric disorders of the trainees. The most common psychiatric disorders are burnout, fatique, depression and anxiety. These disorders have impact on the personal life, the academic and the quality of patient care. One of the protectivefactor that can minimize the risk to experience the psychiatric disorders is resilience. Objective: to know the differences of resilience and anxiety on surgical-non surgical residents of Gadjah Mada University Yogyakarta. Methods: Quantitative research, cross-sectional and descriptive analytic. Thesubject of the study are medical residents of Gadjah Mada University Yogyakarta from surgical programs (Surgery, Obsgin and Anesthesy) and non surgical(Psychiatry, Pathological Anatomy and Radiology). The instrument that we used are Connor-Davidson Resilience Scale 25 items (CD-RISC 25) and TaylorManifest Anxiety Scale (TMAS). The data obtained were then analyzedstatistically with SPSS 21. Results: From 140 residents were subjects of the research, the result showed thatsurgical residents with high resilience 20%, intermediate 54,3% and low 25,7% and non surgical residents with high relilience 15,7%, intermediate 64,3% andlow 20%. Anxiety in non surgical residents was 87,5% and anxiety in surgicalresidents was 12,5%. Surgical residents showed the highest resilience scores and no anxiety was found and Psychiatric residents was the highest anxietyscores (20,7%). There was no significant differences in resilience between surgical- non surgical residents (x 2 =1,450 p=0,484 95% CI). There was a significant differences in anxiety between surgical- non surgical residents(x 2 =4,773 p=0,029 95% CI). There was a trend to suffer anxiety on female, education longer than 4 years and low resilience scores. Conclusions: There was no significant differences in resilience between surgicalnon surgical residents. There was a significant differences in anxiety between surgical- non surgical residents.
Kata Kunci : cemas, dokter residen, resiliensi, anxiety, medical residents, resilience