Latar Belakang: Keterbacaan merupakan salah satu indikator dari kualitas sebuah berkas rekam medis. Review keterbacaan merupakan peninjauan ulang kualitas dari tulisan diagnosis yang dibubuhkan oleh tenaga kesehatan. Bila penulisan diagnosis yang dilakukan memiliki kualitas yang kurang baik akan mempengaruhi keakuratan kode dan performa dari pengkodean sehingga dapat menghambat pelayanan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui seberapa banyak diagnosis yang tidak terbaca sesuai dengan kebijakan yang diberlakukan oleh RSUD Temanggung. Metode: Jenis penelitian adalah observasi diskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan sebagai populasi adalah berkas rekam medis retrospektif pada bulan Januari 2017 sebagai data sebelum akreditasi dan Januari 2018 sebagai data sesudah akreditasi. Sampel dipilih secara acak menggunakan Microsoft excel dan menghasilkan 122 sampel untuk sebelum akreditasi dan 117 sebagai data setelah akreditasi. Hasil: Keterbacaan pada bulan Januari 2017 sebagai data sebelum akreditasi secara kumulatif sebanyak 62% sedangkan untuk bulan Januari 2018 sebagai data sesudah akreditasi sebanyak 70%, hal ini menunjukan adanya peningkatan kualitas keterbacaan ketika setelah melaksanakan akreditasi meskipun tidak semua SMF mengalami kenaikan persentase keterbacaan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterbacaan suatu diagnosis seperti kebiasaan dokter, beban kerja yang cukup tinggi, alat tulis yang tidak terstandar, SOP yang belum ada dan belum terbentuknya sistem komputerize. Kesimpulan: akreditasi mempengruhi kualitas dari pencatatan diagnosis pada rekam medis dan dipengaruhi oleh beberapa faktor dari man, method, mother Nature, machine, dan Material.

Background: Legability is one of the indicators of the quality of a medical record file. The review of legibility is a review of the quality of the diagnostic writings affixed by health personnel. If the diagnosis is poor quality will affect the accuracy of the code and the performance of the coding so that it can inhibit service. Purpose: This study aims to determine how many unreadable diagnoses in accordance with the policies imposed by Temanggung Hospital. Method: Type of research is descriptive observation with quantitative approach. Data used as a population is a retrospective medical records file in January 2017 as data before accreditation and January 2018 as data after accreditation. Samples were randomly selected using Microsoft excel and resulted in 122 samples before accreditation and 117 as data after accreditation. Result: Legability in January 2017 as cumulative accreditation data as much as 62% while for January of 2018 as data after accreditation as much as 70%, this indicates the improvement of legibility quality when after carrying out accreditation although not all FMS (Fungsional Medic Staff) increase percentage of legability. There are several factors that affect the legability of a diagnosis such as physician habits, high enough chore, unclassified stationery, missing SOPs and not yet komputerized sistems. Conclusion: Accreditation affects the quality of diagnosis recording in the medical record and is influenced by several factors from man, method, mother Nature, machine, and Material.

Kata Kunci : Review, Keterbacaan, Perbandingan, Rekam medis