EVALUASI TIPE PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN DALAM UPAYA MITIGASI KERUSAKAN LAHAN DI DESA GIRITIRTA, KECAMATAN PEJAWARAN, KABUPATEN BANJARNEGARA
BAYU SETIAWAN, Prof. Dr. Ir. Prapto Yudono, M.Sc; Dr. Ir. Sriyanto Waluyo, M.Sc; Dody Kastono, S.P., M. P
2018 | Skripsi | S1 AGRONOMITanaman sayur-sayuran dan bunga-bungaan banyak dihasilkan di tanah andisol dan alfisol dengan elevasi berkisar antara 350-1500 m di atas permukaan laut (dpl). Kentang di Indonesia merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis cukup menjanjikan, sehingga petani berlomba-lomba untuk menanam tanaman tersebut. Lahan pegunungan yang sudah dimanfaatkan menjadi lahan pertanian perlu dilakukan evaluasi tipe pemanfaatan lahan guna mengetahui potensi produksi dan dampak kerusakan lahan yang timbul. Penelitian ini dilakukan di desa Giritirta, kecamatan Pejawaran, kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang dilaksanakan pada bulan Juli 2017 - November 2017. Metode yang digunakan adalah penelitian survei terhadap kualitas lahan dengan pengamatan langsung di lapangan, dan mengumpulkan data-data dari instansi terkait, serta survei terhadap respon petani yang dilakukan dengan wawancara. Data primer yang diambil adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui kegiatan observasi, wawancara dan/atau kuisioner, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Pemanfaatan lahan pertanian di lokasi penelitian berupa budidaya tanaman semusim dengan komoditas utama kentang (Solanum tuberosum L.) dengan teknik penanaman searah lereng serta minim tindakan konservasi lahan. Tingkat bahaya erosi tergolong dalam klas sangat berat di semua satuan lahan yang menyebabkan potensi kerusakan lahan tinggi dalam kurun waktu yang singkat. Cara mitigasi kerusakan lahan yang cocok untuk dilaksanakan yaitu dengan penanaman kopi arabika dan teh pada LU 1 (16%-25%), LU 2 (26%-40%) serta tanaman kina pada LU 3 (>40%). Perbaikan lahan yang dilakukan dengan pembuatan dan perbaikan teras, penanaman strip rumput, serta pembuatan rorak.
Vegetables and flowers are produced under andisol and alfisol soils with elevations ranging from 350-1500 m above sea level (asl). Potatoe in Indonesia is a plant that has promosing economic value, so farmers are competing to plant the crop. Mountainous lands that were utilized into agricultural land needs to evaluate based on type of land use in order to know the potential of production and the impact of land damage that arises. This research had been conducted in Giritirta, Pejawaran, Banjarnegara, Central Java implemented on July 2017-November 2017. The method used was survei research on land quality with direct field observation, and collecting data from relevant agencies, and survei on farmer response was conducted by interview. Primary data taken was data obtained directly from the object of research through observation, interview with questionnaire, secondary data compiled were data obtained by previous researchers. The results showed that usage for agricultural in the location of the research in the form of cultivation annual crops the usable land with potatoe (Solanum tuberosum L.) as main crop and the technique of planting by aranging the slope with minimum land conservation measures. The level of erosion hazard is classified in very heavy class on all of Land Unit which causes the potential for high land degradation in a short time. The way mitigation to avoiding the damage by implementation on planting arabica coffe and tea in LU 1 (16%-25%), LU 2 (26%-40%) and quinine in LU 3 (>40%). Land improvements made by making and repairing terraces land, strip grass and making rorak.
Kata Kunci : lahan miring, erosi, evaluasi, kentang, mitigasi, konservasi